Part. 27

395 36 0
                                    

HAYANG JUNA.

Cahaya Fajar semakin terlihat... Di atas kasurnya tidurlah anak laki-laki berwajah manis kita, siapa lagi kalo bukan Julian.

Anak itu masih asik bermimpi.
entahlah, mimpi apa yang sedang di mimpikan.. sepertinya sangat indah. sehingga belum juga bangun di jam yang sudah menunjukkan pukul 6 lewat ini.

"Sayang, anak ayah kok belum bangun juga sih?". Panggil sang Ayah.

Ayah Julian beralih membuka Gorden jendela di kamar anak nya itu. Udah selesai. Ayah nya langsung naik keatas kasur anak nya itu langsung ikut tidur juga sambil meluk anak bungsunya itu, gak lupa anak nya juga sambil di cium di semua wajahnya.

"Bangun sayang?". Panggil Ayah nya Julian.

" Ish ayah... ". Rengek sang anak saat tidur nya mulai terusik.

" Bangun sayang. Ini udah pagi mau sampai kapan kamu tidurr". Kata sang Ayah.

"5 menit lagi ayah". Kata sang anak. Ingat matanya sih masih tutup aja.

" Gak boleh Lima menit Lima menit. Ayo bangun cepat". Ucap sang Ayah.

Gak lupa ayah nya masih tetap nyiumin wajah anak nya itu.

"Ayah basah tau. Iya-iya Lian mandi nih". Katanya dengan mata masih setengah terbuka itu.

" Bagun, Ayo jangan malas". Kata ayah nya. Langsung pergi gitu aja setelah bangunin anaknya itu.

"Jam berapa sih ini?". Tanya Julian pada dirinya sendiri.

Matanya mengambil jam kecil Milik nya di atas naskah.

Matanya melotot saat melihat jam itu...

" Gawat telat lagi". Makainya.

Julian beralih bersiap dengan cepat, tidak lupa anak itu langsung turun untuk menemui ayahnya di bawah yang sedang sarapan.

"Ayah ayo berangkat?". Ucap nya pada sang ayah.

" Sarapan dulu sayang". Kata sang ayah pada si anak.

"Nanti aja ayah". Kata Julian lagi.

" Ck. Siapa suruh begadang terus". Kata ayah sama anak nya itu.

"Gak begadang tau". Kata sang anak.

" Gak begadang gimana? Liat matanya itu". Kata ayah sambil menunjuk kearah matanya yang sedikit memerah itu.

"Ayah... Ayo berangkat sekarang". Rengek nya pada sang ayah.

" Iya-iya ayo cepetan. Lihat rumah ayah udah kosong kamu aja gak sadar". Kata ayah.

Oh iya kemana semua, kok udah sepi aja. Jawabannya karena hari sudah mulai siang.

Saat di mobil...

"Ayo ayah ngebut". Paksa sang anak.

" Ngebut gimana, macet tuh liat". Kata ayah nya.

Heran ayah tu sama si bungsunya ini. Udah tau kalo udah jam segini udah mulai rame jalannya malah kebiasaan pake kesiangan segala lagi.

"Terus gimana nanti kalo Lian telat". Tanyanya mulai pasrah.

" Biasa juga kamu telat". Kata Ayah.

"Tapikan ini lebih telat lagi". Katanya dengan lesu.

" Coba ayah Tanya? Yang susah di bangunin siapa?". Tanya ayah.

"Hemm aku". Kata Julian.

"Tuh tau, jadi yang salah siapa". Tanya ayah nya lagi

HAYANG JUNA {SELESAI}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang