Part. 35

397 36 2
                                    

HAYANG JUNA.

Sudahlah, muncul sudah jiwa keponya ini.
Jessi mengotak atik ponselnya dengan cepat.
sampai berapa menit kemudian dirinya sudah menemukan apa yang di cari.

Jessi menunjukkan layar ponselnya pada Juna di mana Jessi meminta Juna untuk melihat, apa yang baru saja di tunjukkan oleh Jessi padanya.

Juna mengerutkan keningnya.. Saat melihat gambar yang di tunjukkan oleh Jessi padanya.

Itu foto Julian yang tertidur pulas waktu itu. Sebenarnya Juna tidak ingin mempostingnya. hanya saja,enter dapat angin dari mana dirinya jadi ingin mempostingnya.

Jika status hubungan mereka jelas mungkin aja, Juna udah nambah itu di postingan beranda dia halaman berandanya dia bukan cuma di story aja. Padahal mukanya udah Juna tutup tapi masih ada aja yang sadar kalo itu Julian.
"Foto apa sih kak, coba ayah liat juga". Kata Ayah.

Jessi menunjukkan foto itu pada Ayah nya juga.
" Ini siapa? Kok kayak nya ayah kenal. Ini akun siapa yang posting?". Tanya ayah.
"Banana pisang keju.. Nannanan". Senandung Julian. Ternyata anak itu sudah mandi juga ya.

Lihat saja sudah lengkap dengan piyama tidurnya, tidak lupa ada Moa juga bersamanya.

Semua menoleh menatap kearah Julian..

Juna cukup terpana akan ke gantengan Julian.
Bagiamana tidak coba. Lihat saja Julian terlihat pas dengan piyama itu. Terlihat sangat menawan dan cantik.

"Ngapain sih?". Tanya Julian.
" Sayang, ini kamu kan?". Tanya ayah pada Julian.
"Heemmm iya". Jawab Julian gugup.
" Mungkin Lian juga gak tau. Tanya sama yang punya akun aja tuh". Kata Julian menunjuk ke Juna menggunakan bibirnya.

Sementara Juna hanya bisa menganggukkan kepalanya saja sebagi jawaban.
"Kalian tidur bersama?". Tanya Ayah dengan wajah kagetnya.
"Iya". Jawab Juna singkat.

" Mau gimana lagi coba, kalo gak gitu nanti Lian gak bakalan bisa tidur". Jelas Julian ke Ayah nya.
"Ini loh ayah. foto Lian pas waktu ikut kemah waktu itu". Tambah Kak Jessi.

"Oh gitu. Kalian udah makam malam belum?". Tanya Ayah pada Keduanya. Julian dan Juna.
"Udah kok sama Kak Juan juga, oh iya kak Juan nya mana?". Tanya Julian sama Ayahnya itu.

" Kak Juan udah pamit dari pagi sama ayah, katanya kalo nanti pulang setelah ketemu sama temen-temennya dulu dia langsung pulang". Jelas Ayah nya.
"Kamu sih gak tau". Kata Kak Jessi.
" Apaan sih sok gede". Kesel Julian tu sama Jessi.

"Emang gue gede, gak kaya lu masih Bocil". Cibir Jessi padanya.
" Ayah yang tua biasa aja kok". Kata Ayah.
"Loh ayah kan. Gak usah di Tanya lagi". Kata Julian.

Dasar anak durhaka kamu itu Julian.

" Hahah liat ayah Lian durhaka sama ayah. Kutuk yah". Adu sang kakak.
"Nanti kita kutuk Lian jadi Pisang". Kata Ayah.

"Jangan jadi Pisang ayah". Kata Jessi.
" Terus jadi apa dong". Tanya Ayah.
"Jadi pacarnya noh aja". Kata Jessi sambil menunjuk Juna dengan matanya.

" Apaan sih sok gede". Kata Julian.
"Iya in aja dih Bocil". Kata Kak Jessi dengan wajah tampa dosa miliknya. Tidak lupa dengan cengiran yah... You know lah..

" Kok malah bercanda". Kata ayah.
"Nak Juna mau nginap?". Tanya Ayah pada Juna.
" Loh. Kalo Juna nginap Mau tidur dimana?". Tanya Julian.

"Kan bisa sama lu, mass sama gue dan ayah kan gak mungkin". Kata Kak Jessi.
" Betul gak yah". Kata kak Jessi pada Ayah nya. Ayah mah cuma iya in aja.

"Ayah mau kekamar dulu mau istirahat.. Ayo Jessi masuk?". Kata Ayah pada Julian dan anak gadis satu-satunya itu.
"Siap Boss Uaa". Kata Julian dan Jessi secara bersaman.
" Iya anak turut". Jawab Ayah.

"Malam Ayah, Malam kak Jessi". Ucapa Julian.
" Malam Lian, malam juga Nak Juna, betah-betah ya di sini". Kata Ayah.
"Iya O... Ayah". Kata Juna dengan canggung.

Stelah kepergian Ayah dan saudaranya..

Julian mengalihkan pandangannya pada Juna.
" Ayok kekamar?". Ajak Julian.
"Hah?". Bingung apa Juna.
" Hah apaan. Ayok kekamar gue nanti gue pinjam-in bajunya kak Juan buat look, udah lo nginap aja malam ini.. Lagian ayah juga udah izinin kan?". Kata Julian.

Juna hanya mengiyakan saja.. Toh tidak buruk juga jika malam ini harus di sini. Setidaknya ini jadi kesempatan bagus untuk mengetahui lebih banyak tentang Julian.

Toh sekarang Juna juga sudah mengenal semua keluarga Julian bukan. Yah meskipun itu baru saja di perkenalkan juga sih.

Juna sudah masuk kedalam kamar mandi, selagi menunggu Juna selesai.

Julian pergi kekamar kakaknya untuk meminjam pakaian, yang nanti akan di pinjamkan pada Juna untuk Juna pakai tentunya.
"Ini aja kali ya?". Kata Julian.

Julian mengambil satu celana terening untuk Juna pakai, lengkap dengan baju kaos dan celana dalamnya juga. Ets celana dalamnya baru kok. Jangan salah ya... Meskipun begitu keluarga Julian punya kok simpanan untuk tamu. Cuma tempatnya aja yang beda.

Di Julian juga ada kek celana baru, atau handuk-handuk yang baru. Supaya kalo ada yang nginap bisa pake itu dulu. Jadi jangan heran.

Julian pun kembali dari kamar kakaknya menuju ke kamarnya.
Setelah masuk, Julian sempat terkejut ketika melihat Juna sudah duduk di kursi meja belajarnya, hanya memakai handuk sebagai penutup area Pribadi miliknya.
"Lu udah mandi?". Tanya Julian.

Heran Julian tu sama kakak kelasnya ini, perasan Julian gak lama deh perginya kok tiba-tiba udah selesai aja dia.
" Hmmm". Jawab Juna tidak lupa kepalanya di anggukkan Kecil.
"Cepat amat, lu mandi ato apaan dah?". Kata Julian.
" Ck. Pakaian nya?". Kata Juna. Langsung bangun untuk mendekat kearah Julian yang sedang berdiri agak jauh darinya di depan pintu kamar nya.

Juna semakin mendekat ke Julian.
"Sana lu ngapain dekat-dekat gue? ". Cegah Julian. Kedua tangan Julian yang memegang pakaian-pakaian itu pun di sodorkan langsung kearah Juna.

Juna tentu saja langsung mengambil Pakaian itu. Tapi...

Setelah pakaian itu pindah di tangan nya, Juna melihat satu pakaian dalam pria di atasnya.
" Ini?". Kata Juna sambil menunjukkan pakaian dalam itu pada Julian.
"Pake aja, baru itu. Emang lu mau pake yang tadi-tadi aja tampa di cuci". Kata Julian.
" Baik". Kata Juna.

Akhirnya Juna kembali masuk lagi ke kamar mandi untuk mengenakan pakaian itu.

Sementara Julian hanya...

'Anjir badannya buat iri?'. Kata Julian membatin.

'Gue mau kek gitu? Punya otot-otot di perut dan tangan. Kalah punya gue gini dong lagi dahlah putih, gak ada bulunya, di tambah ototnya gak ada, rata lagi.. Hwa Lian galau ayah'. Kata Julian membatin.

Tidak lupa anak itu sudah membuka piyama nya sampai di atas dadanya untuk membandingkan bentuk tubuhnya dengan tubuh Juna. Yang mana itu terlihat sangat jelas berbeda.

Julian mengerucutkan bibirnya. Anak itu langsung menutup kembali Piyama tidurnya. Tapi Julian sempertinya kembali tidak sadar bahwa Juna melihat apa yang Julian lakukan barusan.

HAYANG JUNA.

HAYANG JUNA {SELESAI}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang