Part. 37

365 34 0
                                    

HAYANG JUNA.

Keesokan paginya, keduanya sudah siap dengan pakaian santainya masing-masing.
Lebih tepatnya hanya Julian yang mandi sementara Juna dia tidak mandi.

Keduanya turun, kebawah dengan berpakaian rapi seperti hendak pergi saja. Wah itu tentu saja jelas.

Pagi-pagi sekali Julian sudah merengek tidak ingin di tinggal oleh Juna entah karena apa.
Juna yang awalnya bingung, akhirnya menyetujui apa yang Julian ingin kan.

"Loh mau kemana pagi-pagi udah rapi?". Tanya Kak Jessi sama Julian saat gak sengaja mereka sama-sama baru keluar dari kamar.
"Lian mau main sama Kak Juna boleh gak, kak?". Tanya Julian ke Jessi.

"Main? Kalian mau main apa emang?". Tanya kak Jessi dengan wajah curiganya.
Hah Jessi cuma takut salah paham.. Makanya tanya... Nanti kalo udah berharap yang ke 21+ kan bahaya. Apa lagi kalo harapan itu gak sesuai hwaaa..

" Ya mainlah. Apaan sih sok gede.. Gak jelas". Cibir Julian.
"Yahhh, ck tu kan gak asik. Dah sana pergi aja gak pulang juga gapapa?". Kata Kak Jessi. Abis ngomong gitu kak Jessi langsung pergi aja dia dari hadapan Julian sama Juna.

"Dih ngusir ya?". Kesel Julian tu sama kakaknya yang satu ini.
" Ayo kak Juna, kita ke teras depan aja.. Minta izin sama Ayah aja?". Ajak Julian ke Juna.

Julian langsung aja narik tangan Juna saking gak sabarannya dia. Kek anak perawan yang gak pernah di ajak main kan gini.. Sekali di ajak aja langsung seneng.
"Pagi ayahku sayang?". Sapa Julian pada Johan.

Tidak lupa anak ikut langsung mencium kedua belah Pipi Johan dengan lembut.
" Pagi juga sayang nya ayah". Jawab Johan.
"Pagi Ayah?". Sapa Juna juga.
" Pagi juga nak Juna. Loh kok udah rapi aja? Ada Rencana mau kemana nih?". Tanya Ayah.
"Lian mau main ya Ayah?". Kata Julian pada Johan.
"Main kemana?". Tanya Ayah pada Julian.

Julian diam? Oh iya hampir lupa dia.. Dia ikut sama Juna harus kasih tau juga pergi nya kemana? Nanti kalo gak di kasih tau pasti gak di izinin kan gak seru.
"Ketempat saya, Ayah. Apa boleh?". Kata Juna.

Syukurlah Kalo Gini Julian aman.

" Ketempat nak Juna, kalo saya boleh tau ada urusan apa yah?. Saya hanya ingin tau kemana dan apa saja yang akan di lakukan oleh anak saya. Saat anak ini tidak bersama Saya". Jelas Johan.

Jangan kalian pikir ayah Julian gak khawatir ya.
Ayah nya tu khawatir banget waktu itu. Apa lagi pas pulang lihat anak nya yang satu ini gak ada di rumah.

Waktu itu ayah langsung hubungin kakak-kakaknya. Yang mana kedua kakaknya itu memang tidak ada di rumah juga.

Di panggilan pertama tentu saja Johan menghubungi Jessi. Sebab hanya Jessi yang bertanggung jawab untuk mengantar jemput Julian. saat Johan tidak bisa datang seperti waktu itu.
Ternyata Jessi pun tidak tau jika adiknya itu belum pulang sampai malam.

Keduanya tentu aja langsung khawatir, terutama Johan. Setelah itu langsung Johan menghubungi Juanda. Dari kabar yang di berikan oleh Juanda lah yang bisa menenangkan duda tiga anak ini.

Piyuh hampir aja Johan menghubungi police jika saja anak nya itu tidak ada kabar.

Sungguh berlebihan bukan. Hanya saja Johan tidak ingin satu hal buruk terjadi pada semua anak-anaknya.
"Ayah. Lian pengen main tau.. Lagian kaya ke rumah Iyuy atau gak Bima gitu". Kata Julian.

Johan menatap anaknya, lalu kembali menatap kearah Juna dengan tatapan tegasnya.
" Tolong jaga baik-baik anak saya?". Kata Johan dengan tegasnya.
"Baik Ayah, Saya pasti akan menjaga Julian". Kata Juna.

" Ya udah kalian boleh pergi. Sana ayah mau baca berita dulu ganggu aja sih kamu?". Kata Johan ke Anak nya.
"Ish ayah.. Kok gitu.. Ya udah deh Lian pamit dulu". Kata Julian.
Julian dan Juna pun akhirnya pamit dari hadapan Johan.

Seperginya Julian dan Juna...

Johan menatap sejenak kearah keduanya yang mulai pergi menjauh dari pandangan mata Johan.
Johan menatap ke layar ponselnya kembali.

Johan menekan tombol Keluar dari situs berita yang sedang di baca oleh nya tadi.
Johan menghembuskan nafasnya.. Rasanya sangat berat entah karena apa.

Tuttt.. Tuttt. Tu...

Aira.
is Calling You....

Pip.

"..... ". Aira.
"Baiklah, aku akan datang?". Johan.

Pip.

Panggilan berakhir begitu saja..

Sebaiknya Johan berakhir siapa-siapa sekarang. Karena teman lamanya a.k. Aira sudah menunggu ke datang nya.

HAYANG JUNA.

Di perjalanan menuju kediaman Juna. Julian hanya bisa menghapal kemana Juna membawanya.

Setengah jam kemudian keduanya pun sampai di tujuan.

Terlihat jelas di tempat ini... Banyak sekali bangunan mewah. Jadi sudah jelas bukan jika Juna ini anak dari orang kaya. Lihat saja rumahnya sangat mewah.
"Ini rumah lu?". Tanya Julian ke Juna.

Juna ngelepas helm yang di pake sama Julian terus jawab pertanyan Julian cuma dengan anggukkan kepala doang.
" Rumah lu mewah banget anjim". Kata Julian memuji.
"Hemm.. Masuk?". Kata Juna mempersilahkan Julian untuk masuk terlebih dahulu.

Saat masuk, Julian di buat terkejut dengan ruangan tamunya. Sangat mewah dan pastinya cukup simpel juga untuk ukuran laki-laki seperti Juna.
" Kok sepi? Orang tua lu mana?". Tanya Julian.
"Ada". Jawab Juna singkat.

" Dimana?". Tanya Julian lagi.
"Di sana atas, Mungkin?". Kata Juna.

" Di atas? Eh. gue gak bermaksud. kak Juna Maaf?". Kata Julian.
"Hemmm". Kata Juna.
" Duduk". Kata Juna lagi.

Julian menurut, setelah Julian duduk. Juna beralih menuju kamar nya untuk mandi dan sebaginya. Setelah selesai langsung saja Juna beralih ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk nya dan Julian.

Julian yang melihat Juna lewat tentu aja Julian mengikuti.

Bisa Julian lihat kalo Juna itu sempurna banget, sampai-sampai dia gak nyaka kalo Juna pake aepron coklat, di tambah Juna juga masak.

"Lu beneran bisa masak?". Tanya Julian.
" Ingin mencoba?". Tawar Juna.
"Iya, gue mau coba". Kata Julian.
" Baik, coba perhatikan ini?". Juna.

Juna memulai aksinya.. Bahan-bahan sudah di siapkan.. Hanya tinggal di oleh saja.
Juna mengupas bawang-bawang, di ikuti dengan berapa komponen yang lain juga.

Juna masih fokus dengan kegiatan me masak nya.
Sementara Julian hanya bisa terdiam..

Skip.. Langsung jadi aja deh...

Juna menata piring-piring yang sudah terisi dengan berbagai jenis masakan yang sederhana tapi terlihat sangat lezat saat di pandang. Di tambah aroma dari masakan yang Juna buat bisa menambah nafsu makan Julian dengan sangat cepat.

"Boleh langsung di coba gak, gue udah lapar banget tau.. ". Kata Julian.
" Silahkan". Kata Juna ke Julian.

"Yess.. ". Julian langsung memasukan nasi, lauk, be serta dengan sayur yang ada kedalam Piringnya.
" Selamat makan". Kata Julian.

Julian memasukan makanan buatan Juna dengan satu kali suapan. Julian masih sibuk menguyah sampai kunyahan di dalam mulutnya habis. .. Anak ikut kembali untuk menyuapi makanan itu sampai Piringnya yang tadinya terisi penuh jadi kosong, bersih tidak tersisa.

Apa seenak itu makanannya.

"Bagaimana?". Tanya Juna.
" Hemm... Okelah gue akui masakan lo emang beneran enak banget.. Lain kali masakin gue turus gini ya? ". Kata Julian.

"Baik.. Tapi Saya juga ingin merasakan kembali masakan mu yang lain". Kata Juna.
" Oh kalo itu mah gampang. Besok lu bawa bekal buat gue, dan gue bawa bekal buat lu. Deal ya?". Kata Julian.
"Ya, baik". Juna.

HAYANG JUNA.

HAYANG JUNA {SELESAI}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang