Chapter 15

57 9 0
                                    

(POV: SPRING)

                Aku terbangun ketika merasakan cahaya matahari yang menimpa seluruh wajahku. Aku mengerjap ngerjapkan mataku sambil menguap lebar. Oh my god. Ranjangnya sangat empuk hingga membuatku ingin terus tidur. Aku bisa menatap hamparan air yang berkilauan ditimpa sinar matahari dari jendela kamar. Aku terkagum kagum karena baru menyadari kalau kamar yang kutempati ini berada di sebelah kolam renang. Aku segera bangun dan berjalan keluar untuk melihat keindahan rumah Zayn. Arsitektur rumah ini benar benar indah dan nyaman untuk ditempati. Aku duduk di pinggir kolam renang. Dari sana aku bisa melihat hamparan hamparan pantai California. Ini benar benar menakjubkan. Aku mencelupkan sedikit tanganku ke dalam air dan tersenyum senang ketika melihat air kolam itu seakan akan memiliki kristal. Andaikan aku punya rumah seperti ini. Aku menyelipkan rambutku ke balik telinga dan menatap ke arah atas. Aku sedikit terkejut karena melihat Zayn sedang berdiri di sana sambil menatapku tanpa berkedip sekalipun. Ohgoddamnit. Apa yang harus kulakukan? Aku tersenyum canggung ke arahnya. Semoga dia tidak berpikiran kalau aku ini gadis yang kampungan. Aku buru buru mengalihkan pandanganku darinya dan segera masuk kembali ke dalam rumah. Sialan. Sejak kapan dia berdiri di sana?

(POV: ZAYN)

                Aku menguap lebar sambil merenggangkan tanganku ke segala arah. Oh sialan. Aku baru ingat kalau hari ini aku harus pergi kuliah. Aku bangkit dari atas ranjang dan berjalan menuju ke balkon masih dalam keadaan naked. Mungkin sedikit sinar matahari bisa menjernihkan pikiranku. Aku menoleh ke bawah dan sedikit speechless karena melihat Spring sedang duduk di pinggir kolam renang sambil tersenyum senang. Apa yang sedang dilakukannya di sana? Aku mengerutkan dahiku ketika melihatnya mencelupkan sebagian tangannya ke dalam kolam renang dan tersenyum ketika melihat air kolamnya. Aku ikut tersenyum melihat kelakuan anehnya. Aku terus memandanginya hingga tiba tiba Spring berbalik menatapku dengan tatapan terkejut. Dia tersenyum canggung ke arahku, tapi aku hanya bisa membeku di tempat. Dengan gerakan cepat, Spring segera masuk ke dalam dengan sedikit salting. Aku tersenyum kecil kemudian segera masuk ke dalam. Ini pertama kalinya aku tersenyum saat bangun tidur.

(POV: SPRING)

                Oh god. Aku sangat lapar. Aku hanya makan di pesawat dan sandwich yang diberikan Zayn kemarin malam. Perutku berbunyi terus mulai tadi. Aku memberanikan diriku keluar kamar dan menuju ke dapur. Perlahan lahan aku membuka kulkas dan tercengang karena isi kulkasnya sangat lengkap. Oh ya Tuhan. Kau menyelamatkanku. Tapi kan ini kulkas Zayn. Bagaimana kalau dia marah karena aku mengambil makanannya tanpa izin? Bagaimana kalau dia menganggapku lancang? Ah sudahlah. Kurasa dia tidak akan marah. Aku akan membayar untuk makanan ini. Aku segera mengambil sekotak microwave meal dan memasukkannya ke dalam microwave.

                "Sedang apa kau disana?" tiba tiba suara Zayn muncul di belakangku.

                Aku terlonjak kaget dan menoleh ke arah belakang dengan takut takut. Oh god. Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku menutup mataku ketika berbalik ke arahnya.

                "Kenapa mukamu khawatir seperti itu?"

                Aku membuka mataku perlahan lahan dan semakin kaget karena yang kulihat di depanku adalah laki laki dalam keadaan shirtless dengan banyak tato di tubuhnya. Aku berteriak kaget ketika melihat tato yang tak terkira jumlahnya. Apa benar itu Zayn? Aku bahkan tidak tahu kalau dia memiliki banyak tato. Saat bertemu dengannya kemarin, dia memakai sweater yang tertutup.

                Zayn mendekat ke arahku dengan muka kebingungan. "Heii, kau ini kenapa berteriak seperti itu?"

                Aku melangkah mundur beberapa langkah darinya. "Kau....kau....jangan mendekat."

                Zayn maju selangkah lagi ke arahku. "Kenapa?"

                Aku mundur selangkah lagi dan menatapnya dengan tegang. "Kau.....pengedar narkoba kan?"

                Zayn menaikkan sebelah alisnya kemudian terkekeh. "Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?"

                Dia semakin mendekatkan tubuhnya ke arahku membuatku terus melangkah mundur. "Kau punyak banyak tato di tubuhmu."

                Zayn melangkah semakin mendekat. "Akhirnya kau tahu kenyataan itu. Oh ya, sebenarnya aku mau bertanya sesuatu kepadamu."

                Aku melangkah mundur lagi dan kaget karena di belakangku adalah tembok. "Ta..tanya apa?"

                Zayn melangkah maju lagi hingga tubuhku benar benar menempel di tembok. "Apa kau.... punya ginjal yang masih sehat?"

                Aku tercengang sambil menelan ludah. "Me..me..memangnya kenapa?"

                Zayn menipiskan jarak antara aku dan dirinya. "Oh c'mon. Just answer it."

                Aku mengangguk ngangguk. "Kurasa iya. A..aku belum pernah minum alkohol sejauh ini."

                Zayn menyeringai ke arahku, membuatku semakin takut. Tangan kanannya ditempelkannya di tembok untuk menyangga berat tubuhnya. Dia mendekatkan wajahnya. "Baguslah. Dua ginjalmu itu cukup untuk membayar biaya sewa kamar."

                Aku menatapnya ketakutan. "Kau...kau gila."

                Zayn tertawa lalu tiba tiba dia makin mendekatkan wajahnya ke arahku. Aku menutup mataku rapat rapat. Berusaha tidak melihat sedikitpun. Aku bisa merasakan hembusan nafas Zayn di leherku.

                "Sedang apa kau?" Zayn menepuk pipiku pelan.

                Aku terlonjak kaget dan segera membuka mataku. Aku menatap Zayn sudah berjarak lumayan jauh dariku. Dia menatapku menggoda. Aku menghela nafas panjang.

                "Makananmu sudah matang. Cepat makan. Aku ke atas dulu." Zayn menjentikkan jarinya di hadapan wajahku lalu berjalan ke atas sambil masih terkekeh.

                Aku menatapnya dengan kesal. What the fuck is he doing?! Apa dia tidak tahu kalau tadi dia seakan akan ingin menelanjangiku? Aku bahkan hampir pingsan di tempat tadi. Dia tadi terlihat sangat menakutkan dengan tubuh naked penuh tato. Dasar orang gila.

                "Sialan. Kenapa dia membiarkan imajinasiku menjadi liar?" gerutuku kesal sambil mengeluarkan makananku dari dalam microwave.


a/n: anggep aja yang di mulmed itu pas zayn lagi ngeliatin spring wkwk. maksa banget ya gue keknya(?) leave ur vomment guys;)x

SPRINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang