Chapter 29

50 8 0
                                    

"Heii bangun, tukang tidur!"

Aku terlonjak kaget sambil mengerjapkan mataku beberapa kali. Wajah Zayn menjadi pemandangan pertama yang kulihat. Aku mengucek ngucek mata sambil menatap ke sekitar. "Oh? Kita sudah sampai? Syukurlah."

Zayn mengangguk dan bergegas turun. Aku mengikutinya pelan pelan. "Apa tunanganmu masih di dalam?"

Zayn menggeleng. "Tidak mungkin. Dia mengirim pesan kepadaku kalau dia akan segera pulang hari ini."

Aku sedikit terkejut ketika mendengarnya. "Oh Ya Tuhan, dia pasti sangat marah denganku. Bagaimana ini? Aku sudah sangat menyakiti hatinya ya? Aku harus minta maaf padanya."

Zayn mendecak kesal. "Kau tidak perlu melakukan itu. Kau tidak salah apapun kepadanya. Dia saja yang terlalu sentimentil."

Aku mengerutkan sudut bibirku. "Tapi semua gadis pasti akan marah kalau tahu tunangannya pergi dengan gadis lain."

Zayn mendelik kesal ke arahku. "Tapi aku tidak menganggapnya tunanganku!! PAHAM??!"

Aku sedikit kaget karena tiba tiba Zayn membentakku. "Mmm ya, aku minta maaf kalau perkataanku kurang berkenan di hatimu."

Zayn mengangguk sambil berjalan ke pintu rumahnya. "Sudahlah, lupakan. Aku hanya sedang bad mood. Cepat ambil kopermu dan bawa ke dalam. Okay?"

Aku mengangguk dan segera pergi mengambil koperku. Aku masuk ke dalam rumah Zayn sambil menggeret koper besarku. Zayn terlihat sedang bermain dengan ponselnya di ruang tengah dengan wajah semrawut.

Aku berjalan mendekatinya. "Kau...okay? Aku bersumpah, aku benar benar minta maaf kalau perkataanku barusan membuatmu kesal. Aku tidak bermaksud....."

"OH MY GOD!! ZAYN MALIK! YOU'RE BACK, BROOO!!!" kataku kataku terpotong ketika aku mendengar teriakan melengking dari arah tangga.

Aku dan Zayn menoleh bersamaan ke arah suara itu. Aku terkejut ketika melihat laki laki yang kutampar waktu itu di pantai sedang berlari menuruni tangga dengan wajah sumringah. Aku tersenyum kecut ketika melihatnya merangkul Zayn sambil tertawa tawa heboh. Oh shit. Bagaimana aku bisa minta maaf kepadanya soal itu?

Zayn ikut tertawa sambil menepuk nepuk bahu temannya. "Miss ya, bro. Bagaimana kabarmu? Kau sudah sehat?"

Laki laki yang setahuku bernama Jai itu terkekeh keras. "Tentu saja, ya meskipun aku harus menginap selama 2 hari di rumah sakit. Tapi kupikir gadis waktu itu sangat gila karena hanya sekali tamparan, dia bisa membuatku masuk rumah sakit."

Aku membuang mukaku dari mereka berdua. Aku bahkan tidak berani hanya sekedar menatap mata laki laki itu.

Zayn tertawa sarkas. "Mungkin sebaiknya kau lihat dulu siapa gadis yang sudah membuatmu masuk rumah sakit."

Laki laki itu tertawa tawa kemudian tiba tiba terdiam. "Heii, wait, wait. Sepertinya aku belum pernah melihat Zayn membawamu ke rumah ini. Oh god! Zayn! So, kau sudah punya selingkuhan tepat sehari setelah peringatan 1 tahun tunanganmu?"

Zayn terkekeh pelan. "Lebih baik kau lihat dulu siapa gadis itu."

Laki laki itu menyibakkan rambutku sehingga membuat wajahku terlihat. Aku tersenyum canggung dan kiku ke arahnya. "Ha..haii."

Zayn mengedikkan bahunya. "Dia kan gadis yang menamparmu waktu itu?"

Aku tersenyum makin masam ke arahnya. "A..aku minta maaf soal itu."

SPRINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang