Aku berjalan masuk ke dalam kamar untuk membereskan semua barangku dan segera membawa koperku keluar kamar. Aku menuntunku tas ku perlahan lahan menaiki tangga. Rumah Zayn ini memang berbeda dengan rumah rumah lainnya. Rumah lain pasti pintu keluarnya ada di tingkat bawah, tapi di rumah Zayn pintu keluarnya justru ada di atas. Aku tahu kalau di rumah Zayn ada lift, tapi aku tidak berani bertindak seenaknya dengan memakai lift tanpa seizinnya. Tiba tiba aku mendengar suara langkah sepatu yang menuruni tangga, dan aku juga bisa melihat sepasang kaki berbalut heels merah maroon elegant berada tepat di hadapanku.
"Siapa kau?"
Aku mendongak dan menatap gadis yang ada di hadapanku ini. Aku terkejut setengah mati ketika melihat gadis berambut panjang sepunggung berwarna cokelat tua diponi depan dengan make up natural melapisi wajahnya. Dia membawa clutch magenta di bahu kirinya sementara tangan kanannya membawa sebucket bunga mawar merah. Oh ya Tuhan, itu kan gadis yang ada di airport kemarin! Ya! Itu gadis yang memergokiku saat aku sedang mendengarkan perbincangannya di telfon. Oh shit. Bagaimana aku bisa bertemu lagi dengannya? Sebenarnya siapa gadis ini? Kenapa dia ada di rumah Zayn?
"A..aku..menumpang di rumah ini." jawabku sedikit gugup ketika melihat sirat matanya yang tajam dan terkesan mengintimidasi.
"Menumpang?!" tiba tiba suaranya berubah menjadi lebih keras.
Aku terkejut ketika melihat gadis itu tampak marah. "Tidak..itu karena...anu..."
"What the hell?! Memang kau siapanya Zayn? Apa kau gadis yang disewa Zayn untuk memuaskannya? Iya?!!! Heii, jawab aku! Apa kau sudah gila?" bentaknya dengan kasar.
Aku menggeleng dengan sedikit tegang. "Ti...tidak. Kau salah paham. Tidak seperti itu. Aku ada masalah, karena itu aku menginap di rumahnya. Demi Tuhan, aku bukan siapa siapanya Zayn."
Gadis itu menatapku makin tajam. "Apa kau pikir aku ini bodoh? Kau pasti sudah lama mengenal Zayn kan?!"
Aku menggeleng cepat. "Ti..tidak. Aku bahkan baru mengenalnya kemarin. Lagipula aku juga datang di California pada hari yang sama denganmu. Mana mungkin aku sudah lama mengenal Zayn."
Gadis itu mengerutkan dahinya beberapa saat. "Oh..tunggu tunggu. Ya, aku ingat siapa kau. Kau yang kemarin menguping pembicaraanku di telfon kan?"
Aku mengangguk. "Ya, itu aku."
Gadis itu mulai mengubah ekspresi marahnya menjadi ekspresi innocent. "Memangnya ada urusan apa kau dengan Zayn?"
"Kemarin sore saat sedang di Manhattan Beach, aku tidak sengaja melukai temannya. Lalu aku mengantarkan dia dan temannya ke rumah sakit, lalu dia mengambil kartu pengenalku, lalu aku menginap di rumahnya karena aku tidak bisa menemukan kakakku."
Gadis itu memutar bola matanya dengan kesal. "Kenapa Zayn memberikan tumpangan kepada orang asing? Ck. Dasar."
"Kau sendiri siapa?" tanyaku memberanikan diri. Aku benar benar ingin tahu apa hubungan gadis ini dengan Zayn.
Gadis itu mendelik ke arahku. "Lancang sekali kau. Kau pikir kau siapa berani bertanya seperti itu?"
Aku merengut kesal. "Kan aku hanya bertanya. Memang apa salahnya kalau aku bertanya."
Gadis itu mengedikkan bahu. "Alright. Aku tunangan Zayn Malik. Any problem?"
Aku terlonjak kaget. What the fuck?! Dia tunangan Zayn? Astaga. Aku bahkan tidak kepikiran kalau Zayn sudah punya tunangan.
Aku mengangguk ngangguk. "Baiklah kalau begitu. Senang bertemu dengamu."
Gadis itu tersenyum sinis. "Kau kira aku juga senang bertemu dengan orang yang tidak jelas asal usulnya seperti dirimu?"
Aku terenyak sebentar. Mungkin dia benar. Aku tidak bisa berkenalan dengan gadis ekslusif seperti dirinya. "Iya, maafkan aku. Aku akan segera pergi."
Aku segera menggeret koperku dengan kewalahan, tapi gadis itu tiba tiba mencekal lenganku dengan kasar ketika aku melewatinya. Aku menatapnya dengan gugup. Mau apa lagi dia?
"Kau kira aku akan membiarkanmu pergi begitu saja?" dia menatapku dengan tajam.
"Mak..maksudmu?" tanyaku dengan suara tertahan.
Gadis itu memutar bola matanya. "Aku tidak yakin kalau orang asing dan tidak jelas sepertimu pergi dari rumah ini tanpa membawa barang dari rumah ini. Bukannya rumah ini cukup mewah untuk kau curi barangnya?"
Aku mendelik ke arahnya. Berengsek. Jadi dia menganggapku mencuri? "Tentu saja tidak. Aku tidak mengambil apapun! Percayalah. Aku bukan gadis seperti itu."
Gadis itu menaikkan kedua alisnya dengan tatapan sombong. "Benarkah? Aku tidak suka percaya dengan orang asing."
Tiba tiba saja gadis itu menarik koperku lalu melemparnya hingga koper itu jatuh menuruni tangga. Air mataku menggenang di pelupuk mataku. Hatiku sangat sakit ketika mengetahui betapa hinanya aku di mata gadis ini. Aku segera berlari ke bawah untuk mengecek koperku. Aku semakin ingin menangis ketika melihat ujung koperku pecah.
Aku berbalik menatap gadis itu dengan geram. "What the hell are you doing?!"
Gadis itu berjalan menuruni tangga dengan wajah angkuh. "Buka koper itu. Ayo cepat buka!"
Dengan kesal, aku segera membuka koper itu agar dia puas. Gadis itu mengecek isi koperku dan menghamburkan baju baju yang sudah kususun rapi ke lantai seakan akan semua itu adalah kotoran.
"Heii!! Apa yang kau lakukan?!!" Aku berteriak mencoba menghentikannya.
Gadis itu menjauh ketika melihat tidak ada barang yang kucuri. "Well, kau boleh pergi."
Aku menatapnya dengan tidak percaya. Gadis macam apa dia? Kenapa dia sombong sekali? Dia memperlakukanku bagai seorang pembantu. Sialan. Aku menghapus air mata yang mengalir di pipiku dan segera membereskan semua bajuku lalu segera meninggalkannya dan berjalan keluar dari rumah Zayn. Ya Tuhan, sekarang aku harus pergi kemana? Aku tidak punya tujuan. Ryan juga belum membalas pesanku.
Dengan berat hati, aku berjalan menyusuri pinggiran trotoar sambil masih menangis. Aku menangis bukan karena aku meninggalkan rumah Zayn, aku menangis karena perlakuan gadis tadi kepadaku. Apa aku benar benar serendah itu di matanya? Apa aku memang hanya seorang gadis kucel yang kampungan? Apa aku memang benar benar tidak pantas tinggal di California ataupun New York? Bibi Caroline, aku sangat merindukanmu sekarang.
a/n: hello everyone!!!! thanks banget nget ngettt buat 80 votenya<3 aku sayang kalian semua muachhhh.sori gue gak cepet update bc gue sakit beberapa hari ini hehe. keep reading and vomments ya guys, ily all xx
maafkan kalo disini selena gomez aka rachel jahat bingitss;')
KAMU SEDANG MEMBACA
SPRING
Fanficwhen love is not about who are you and where are you from. it's a love story between Zayn Malik the heirs of Broadway Company and Spring Foster an ordinary girl.