Chapter 20

57 9 0
                                    

(POV: SPRING)

                "Berapa semuanya?" tanyaku kepada kasir coffe shop setelah ia memberikan minumanku.

                "Semuanya 8 dolar, nona." jawab pegawai itu dengan ramah.

                Aku menyodorkan uang 10 dolar dan pegawai itu memberikan kembaliannya. Aku segera mengambil minumanku dan berjalan ke arah Zayn yang sedang duduk di salah satu bangku taman sambil memainkan ponselnya.

                "Kutraktir." aku menyodorkan segelas minuman ke arahnya.

                Zayn mendongakkan kepalanya dan memasang wajah aneh. "Traktir? Memangnya kau punya uang?"

                Aku mencibir kemudian mengambil duduk di sebelahnya. "Aku punya banyak uang kalau hanya sekedar untuk membelikanmu vanilla latte."

                Zayn mengedikkan bahu lalu meminumnya. "Untuk apa kau mentraktirku?"

                Aku memutar mutar mulutku. "Ya itu hanya sebagai tanda terima kasih saja. Kan kau sudah banyak membantuku. Aku jadi tidak perlu mengeluarkan uang sama sekali 2 hari ini."

                Zayn hanya memberikan wajah innocent. "Kau berlebihan. Aku kan hanya kasihan padamu."

                Aku menatap ujung ujung sepatuku. "Iya. Aku tahu. Tapi setidaknya boleh kan kalau aku mentraktirmu? Lagipula belum tentu kan kita bisa bertemu lagi."

                Zayn terkekeh. "Kenapa kau yakin?"

                Aku mengangkat bahuku. "Itu hanya feelingku saja. Lagipula kan aku akan tinggal di New York, sementara kau kan tetap tinggal di California. Kemungkinan kita bertemu lagi kan sangat sedikit."

                Zayn menautkan kedua alis tebalnya. "Oh? Jadi kau akan tinggal di New York? Lalu kenapa kau malah ada di California sekarang?"

                Aku menghela nafas panjang. "Kakakku salah membelikan tiket pesawat dengan tujuan California. Karena itu sekarang aku terlantar di sini seorang diri. Dan kalau aku tidak bisa menghubungi kakakku, maka aku tidak bisa ke New York. Aku bisa jadi gelandangan di California."

                Zayn mengangguk ngangguk. "Mengenaskan sekali. Lalu, sebenarnya darimana asalmu?"

                "Wisconsin. Aku tinggal di daerah kecil di Wisconsin. Makanya aku sedikit kampungan." aku tersenyum malu malu.

                Zayn tersenyum kecil. "Semua orang akan seperti itu ketika melihat California."

                Aku tertawa kecil. Dia telihat seperti ingin menghiburku. "Iya, aku tahu. California sangat menakjubkan. Kau sendiri? Apa kau sudah lama di California?"

                Zayn berpikir sebentar. "Sekitar 2 tahun."

                "Pasti kau sangat senang bisa tinggal di California dan menjadi pelajar di UCLA. Kudengar UCLA itu kan universitas yang terkenal dan mahal."

                Zayn menggeleng. "Tidak juga. Hei! Lihat!" Zayn mengarahkan telunjuknya ke arah lain.

                Aku mendongakkan kepalaku untuk mencari tahu apa yang sedang ditunjuknya. Tapi aku hanya melihat sekerumunan remaja yang sedang berfoto. Aku sedikit terkejut karena ada seseorang yang menyentuh rambutku. Aku menoleh ke arah Zayn dan melihatnya sedang memegang kuncit rambutku. What the hell is he doing?!

SPRINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang