Chapter 26

49 8 0
                                    

"Ayo, turun." perintah Zayn ketika mobilnya berhenti tepat di depan sebuah bangunan yang terbilang mewah dengan taman taman yang ditata seperti di kerajaan kerajaan Yunani Kuno.

Aku melepaskan sabuk pengamanku dan segera keluar dari mobil. Zayn merapikan pakaiannya sebentar kemudian melangkah ke pintu gerbang yang dilengkapi pilar pilar di sisi kanan dan kirinya. Aku masih membeku di tempat. Tidak mengerti apa yang harus aku lakukan. Terlalu banyak orang berpakaian mewah di dalam sana.

Zayn menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahku. "Ada apa?"

Aku terdiam sambil menatap ujung sepatuku. "Entahlah. Aku tidak yakin. Aku belum pernah menghadiri pesta seperti ini sebelumnya."

Zayn tertawa geli. "Lalu kenapa?"

Aku menatapnya kesal. Dia terdengar seperti mengejekku. "Aku tidak ingin masuk ke dalam sana. Aku...aku akan berjalan jalan di taman saja."

Zayn mengangguk ngangguk. "Alright, terserahmu saja. Aku tidak memaksamu untuk masuk ke dalam sana. Berjalan jalanlah, kutemui kau nanti. Aku hanya sebentar di dalam, okay?"

Aku tersenyum kecil dan mengangguk. "Okay. See you later."

Zayn melambaikan tangannya lalu masuk ke dalam.

*****************

(POV: ZAYN)

Aku berjalan ke dalam dan mencari cari Mr. Giddens seperti yang dimaksud oleh Mr. Gerry. Aku menemukan laki laki seperti yang dimaksud Mr. Gerry. Dia berdiri di dekat stand minuman sambil mengobrol dengan beberapa orang. Aku berjalan menghampirinya.

"Mr. Giddens?" panggilku sambil menepuk bahunya.

Mr. Giddens menoleh dan sedikit terkejut ketika melihatku ada di belakangnya. "Oh? Zayn Malik, right?"

Aku mengangguk. "Mr. Gerry menyuruhku untuk mencarimu begitu aku tiba di pesta ini."

Mr. Giddens mengangguk dan tersenyum lebar ke arahku. "Kau menemukan orang yang tepat, Tuan Muda. Ternyata kau lebih tampan setelah menghabiskan hampir 2 tahun di California."

Aku terkekeh. "Mungkin itu hanya perasaanmu saja. Well, apa benar dad menyuruhku untuk bertemu dan berbicara dengan Dave?"

Mr. Giddens mengangguk. "Dave bahkan tidak tahu kalau kau juga datang ke pesta ini. Ayo ikut aku menemui Dave."

Aku terdiam beberapa saat. Entahlah, aku hanya masih belum siap bertemu dengan Dave. Aku juga tidak yakin apa dia benar benar mau bertemu denganku. Aku ingat saat terakhir kali dia ke California dan bertemu denganku, dia memalingkan muka seakan akan aku hanya sampah baginya.

"Tuan Muda?"

Aku sedikit terkejut ketika suara Mr. Giddens membuyarkan lamunanku. "Alright, alright."

Aku berjalan perlahan lahan mengikuti Mr. Giddens sampai akhirnya laki laki bertubuh kekar itu berhenti di dekat air mancur. Aku terdiam dia belakang Mr. Giddens. Entahlah, lidahku keluh. Aku tidak tahu apa yang harus kuucapkan saat bertemu dengan Dave.

"Direktur Dave, aku membawa sesuatu untukmu." Mr. Giddens bersuara ke arah Dave.

Aku sedikit melirik melalui bahu Mr. Giddens. Jujur, aku sangat merindukan Dave. Aku sudah sangat lama tidak bertemu dengannya. Bahkan aku lupa bagaimana model rambutnya terakhir kali. Akhirnya laki laki itu menoleh. Kurasa dia tetap seperti dulu. Selalu berwajah innocent kepada siapapun.

SPRINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang