The Songs For This Chapter :
Taylor Swift – Welcome To New York
"Permisi nona, tolong isi formulir bebas cukai anda." seorang pramugari menyodorkan sebuah formulir ke arahku.
Aku tersenyum dan menerimanya. "Mmm ya tentu. Terimakasih."
Dia mengangguk dan pergi ke kursi lainnya. Aku mengambil bolpoin yang disediakan dan segera mengisi formulir itu.
"Oh, kita bertemu lagi rupanya." suara seorang gadis membuatku berhenti menulis.
Aku mendongakkan kepalaku dan melihat Rachel berdiri di dekat kursiku dengan wajah angkuhnya. Oh god, kurasa aku benar benar sial karena aku harus satu pesawat dengannya. Aku tidak menghiraukannya dan melanjutkan menulis.
Rachel mendecak kesal. "Sombong sekali. Apa karena kau pikir kau sudah bisa membuat tunanganku begitu tergila gila kepadamu?"
Aku menatap sinis ke arahnya. "Dia tidak menyukaiku. Kita tidak punya hubungan spesial. Berhenti menggangguku."
Rachel memutar bola matanya. "Dasar munafik. Kau senang kan karena kau bisa dekat dekat dengan tunanganku yang tampan?"
Aku menghela nafas sesaat. "Terserah kau saja. Aku tidak peduli kau mau bicara apa. Aku sudah jelaskan kepadamu kalau aku tidak menyukai Zayn. Aku hanya kebetulan bertemu dengannya. Okay?"
Rachel menatapku dengan sedikit geram. Tiba tiba dia menyambar formulir bebas cukai ku dan membawanya pergi. Aku segera bangkit dan mengikutinya.
"Hei! Kembalikan!" aku terus mengejarnya hingga dia masuk ke ruang VIP. Oh sialan.
Seorang pramugari menghentikanku. "Maaf nona. Anda tidak masuk ke dalam sana. Apa anda butuh sesuatu atau ada sesuatu yang mengganggu anda?"
Aku mengangguk dan menunjuk Rachel yang sedang duduk sambil meneguk birnya. "Gadis berambut cokelat itu mengambil formulir bebas cukai ku."
Pramugari itu tersenyum. "Baiklah. Tunggu sebentar. Aku akan menanyakannya."
Aku mengangguk sementara pramugari itu masuk ke dalam dan berbicara kepada Rachel. Tak lama pramugari itu kembali. "Maaf nona. Tapi dia bilang tidak."
Aku menghela nafas putus asa. "Alright, maaf sudah merepotkan."
Pramugari itu mengangguk dan pergi dari sana. Aku segera kembali ke tempat dudukku karena sebentar lagi pesawat akan take off.
***********************
Aku berjalan sepanjang lobby bandara untuk mencari laki laki seperti yang dimaksud oleh kakakku. Dia tinggi, berambut cokelat muda, bermata hazel, oh c'mon terlalu banyak orang dengan ciri seperti itu. Namanya Matthew. Yeah, mungkin aku harus bertanya kepada satu bandara apakah mereka bernama Matthew atau tidak. Dan akan ada seribu orang mengatakan kalau meraka bernama Matthew. Aku melihat banyak orang membawa papan nama yang menuliskan nama orang yang mereka jemput. Oh tunggu. Matthew pasti akan melakukan hal yang sama. Alright, itu artinya sekarang yang harus kulakukan adalah mencari papan dengan tulisan Spring Foster. Itu akan jauh lebih muda karena jarang ada orang dengan nama seperti itu. Aku menyapukan pandanganku ke seluruh bagian bandara, dan oh god! Thanks! Aku menemukan sebuah papan biru diantara keramaian yang bertuliskan namaku di sana. Aku segera berlari ke arahnya dan menemukan seornag laki laki persis seperti yang dikatakan Jane.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPRING
Fanfictionwhen love is not about who are you and where are you from. it's a love story between Zayn Malik the heirs of Broadway Company and Spring Foster an ordinary girl.