04. Selangkah Maju?

140 22 6
                                    


..

"Udah semua, kak?"

"Udah, Mik. Pas kok semuanya. Makasih, ya, udah bantu masukin ke mobil."

Mika hanya tersenyum kecil meresponnya. Lagipula ia senang-senang saja bisa membantu Juna melakukan banyak hal.

"Gue mau langsung aja nih, takut keburu malem."

"Loh, kak Lian gak nungguin kak Ikal dulu?"

"Enggak deh, habisnya lama banget pulangnya. Bunda juga kasian di rumah sendiri, " kali ini Mika mengangguk mengiakan. Mika pikir Juna akan pulang cepat karena jarang pula mendapat banyak sisa waktu seperti hari ini. Besok pun pasti Juna kembali sibuk mengurus event minggu depan yang banyak itu.

Memikirkannya saja membuat Mika pusing, pasti kak Lian puyeng banget ngurus ini-itu.

"Ayah lembur, ya?"

"Iya, Ayah sekarang pulangnya agak maleman. Emm, gue balik dulu ya, Mik. Lo gapapa kan, di rumah sendiri?"

"Iya kak, gue gapapa kok. Hati-hati, ya." Sudah biasa bagi Mika mendengar kalimat-kalimat penuh perhatian dari Juna. Walau begitu, terkadang Mika masih berdegup kencang kala Juna mengucapkan serentet kata manis padanya. Ah, tepatnya menurut Mika saja.

"Bye, Mika ...."

Setelah mengucapkan Itu, Juna menutup kaca mobilnya dengan diiringi lambaian tangan yang mulai menghilang. Civic berwarna abu metalic itu melaju meninggalkan pekarangan komplek rumah Mika. Dan senyum kecil Mika itu perlahan berubah mimik wajahnya, yang semula senang, kini jadi sedikit kesal dan datar.

Apalagi ketika mobil lain berhenti di pekarangan rumahnya. Melihat Haikal yang keluar dari sana dengan wajah tanpa dosa milik lelaki itu.

"Eh, tumben lo nungguin gue di depan gini. Kesambet apa lo? tapi makasih- awhh!"

Mika memukul Haikal tiba-tiba. Dengan raut kesal dan juga wajah ditekuk. "PD banget, sih?"

"Ihhh! Gue kesel banget sama kak Ikal tau gak?! Kenapa, sih, pulangnya lama banget? kan kak Lian jadi pulang duluan."

Haikal hanya menatap Mika dengan penuh tanya. Bak orang bodoh yang jadi makin bodoh karena tidak tahu arah pembicaraan Mika menuju kemana. Juna? Apakah Juna datang ke sini baru saja? pikirnya.

"Lo kalo ngomong yang jelas dong. Gimana gue bisa paham coba?"

Mika menghela napas berat dan mulai menjelaskan pada Haikal. Mulai dari ia ada di rumah Cantika dan tiba-tiba Juna mengiriminya pesan karena Haikal tidak mengangkat telponnya. Pun berakhir dengan Juna menjemput Mika dan membawanya pulang untuk mengambil almamater bersama Mika saja.

"Ya terus kenapa kalo pulang cepet? emang gak boleh?"

"Ya boleh, tapi kan, gara-gara kak Ikal gak pulang-pulang jadinya kak Lian balik duluan. Padahal aslinya dia masih mau di sini karna kakak, dasar kakak lemot banget."

"Dih, kok gue sih? orang gue juga baru kelar ngerjain tugas. Mana bisa diburu-buru. Eh, tapi bentar deh."

"Apa?!" tanya Mika masih dengan wajah kesal.

[A]. STEREO [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang