.."Kalo mau tuker merch bisa ke stand panitia. Pakai tiket event ya, kak."
"Boleh, beli minum di kita aja. Murah dan dapet banyak."
"Ini, sih, sirkuit bakal dikosongin dua hari. Minggu depan aja, deh."
"Gue ngikut aja, terserah lo mau kemana dulu. Tapi nanti pulangnya barengan, ya, hehe."
"Kata lo, kak Bima udah punya cewek belum, sih? kayanya sendiri mulu kalo gue liatin."
"Loh, ada mini theater juga nanti malem? ya udah sekalian liat aja, gue penasaran."
"Sumpah, tiketnya tadi gue bawa kok. Aduh gimana dong?!"
Suara yang biasanya ada di saat-saat event seperti ini memang tidak terlewatkan. Apalagi pengeras suara, walkie-talkie, dan perangkat lainnya yang dibawa oleh panitia event makin membuat suasana sore itu makin ramai.
Dikarenakan ini adalah event yang juga memperbolehkan orang luar masuk ke dalam kampus, tidak heran jika suasananya sangat ramai dan juga sedikit padat. Walau begitu, semua berjalan lancar. Mulai dari tata panggung, stand dari berbagai jurusan, serta food court yang tidak ketinggalan sudah tertata rapih. Bahkan dari tim koodinator lapangan juga memberi lembar-lembar kecil yang menunjukkan peta Cyber University.
Tak hanya pengunjung dan juga mahasiswa Cyber saja, tapi beberapa dosen juga hadir. Yah, walau hanya berkunjung sebentar dan kemudian pulang, tapi itu melegakan. Terutama bagi Juna dan kawan-kawannya yang jauh-jauh hari sudah menyiapkan semua ini dengan sangat baik.
Memang, usaha tidak mengkhianati hasil.
"Kak, lo gak mau coba makanan anak Arsitektur? Beuh, enak parah. Apalagi yang Bulgogi, pasti lo mau makan lagi. Buru, gih."
Juna menggeleng sembari tersenyum kecil. Ia cukup kenyang sejak makan siang tadi, dan melihat teman-temannya senang dengan santai seperti ini saja sudah membuatnya lega dan bahagia.
"Liat lo makan aja udah kenyang gue. Lagian gue juga belum gerak lagi, ntaran aja, deh." Juna kembali mengirim pesan suara kepada tiap-tiap pos yang berjaga di beberapa titik untuk memantau keadaan tiap tempat yang mereka jaga. Ia pikir, mungkin saja ada yang tersesat, atau minta bantuan yang lain dan mereka tidak akan kerepotan nantinya.
Theo mengangguk-anggukkan kepalanya, masih menyeruput latte yang tersisa setengah cup itu. "Eh, kak, gue balik dulu, ya."
"Farel sama Dion, kan? atau di pos lo ada yang izin pergi?"
Theo menggeleng sembari mengeluarkan senyum malu-malu miliknya. Walau ini hanya alasan kecil, tapi ia memang malu juga untuk mengatakannya pada Juna. "Bukan, kak."
"Lah, terus?"
"Hehe, tadi Cantika titip cumi bakar sama gue karena dia datengnya agak malem gitu sama yang lain."
Juna terkekeh kemudian, ia menganggukkan kepala dan mendorong Theo untuk pergi dari sana segera. "Ah bilang kek dari tadi, ya udah sana. Nanti kalo tiba-tiba Cantika dateng terus lo belum beliin pesenan dia, habis lo gak dapet tutor lagi."
![](https://img.wattpad.com/cover/300274981-288-k366457.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[A]. STEREO [✔]
Teen Fiction[Proses terbit] Apa yang bisa Mika harapkan dari laki-laki super tidak peka itu? Hampir 2 tahun, Mikaila Hanggini hanya bisa mengagumi sosok Julian Narendra dari jauh. Merindukannya dalam diam, dan selalu memeluk remuknya hati. Apakah bisa, Mika ber...