Happy Reading!
♡▪︎♡▪︎♡
"Gimana sih Jen, untung nggak telat," Cleo mendengus kesal ketika Jendra telat menjemputnya. Untung saja, gerbang belum ditutup dan ketika bel bebunyi, mereka baru saja masuk ke kawasan SMA Lentera.
Jendra menggaruk tengkuknya, merasa tak enak pada Cleo. "Maaf Cle, semalem gue begadang jadi telat deh," ujarnya.
"Gue juga begadang asal lo tau," Jendra mengangkat sebelas alisnya, kok jadi adu nasib?
"Ekhem," deheman Airlangga membuat keduanya menoleh bersamaan. Lelaki bertubuh jangkung itu sudah bersedekap, tak lupa dengan wajah tripleknya membuat keadaan makin mencekam.
"Kenapa?" Jendra bertanya.
"Nggak denger bel udah bunyi?" selidik Airlangga.
Jendra mengendikkan bahunya. "Gue tau," ujarnya lalu menarik tangan Cleo untuk pergi.
Tapi di sisi lain, Airlangga juga menahan satu lengan Cleo, membuat perempuan itu berada di antara dua most wanted Lentera itu.
"Lo ikut gue catet anak-anak yang terlambat sampai jam pertama berakhir," sela Airlangga.
"Tapi kak-"
"Gue udah izin ke guru mapel lo," tukasnya sebelum Cleo melanjutkan ucapannya.
Cleo akhirnya mengalah, ia melepaskan cekalan Jendra lalu berjalan mengikuti Airlangga. Sedangkan Jendra diam tak bergeming ditempatnya.
"Ditikung Ketos mercon, sialan!"
••♡《》♡••
Cleo meringis ngeri ketika mendengar hukuman Airlangga untuk siswa-siswa yang telat itu. Airlangga tidak pernah memberikan hukuman olah fisik, tetapi lebih ke kebersihan sekolah, seperti membersihkan toilet atau gudang.
Pernah suatu ketika Cleo terlambat datang ke sekolah, tapi untungnya Ketos galak itu berhalangan hadir, jadilah ia hanya dihukum berlari mengelilingi lapangan Lentera saja.
"Jangan coba kabur, atau hukuman kalian gue tambah dua kali lipat," tegas Airlangga sebelum berlalu pergi.
Cleo pun membuntuti dengan membawa buku notesnya, terlalu sibuk membaca daftar nama yang terlambat jadilah kening Cleo kembali membentur punggung tegap Airlangga.
"Awss..," Cleo mengelus jidatnya yang terasa nyeri.
"Kebiasaan banget jalan nggak pakai mata, hm?" selidik Airlangga dengan tatapan mata tajam mengarah ke Cleo yang jauh lebih pendek darinya.
"Dimana-mana tuh orang jalan pakai kaki, bukan pakai mata," sahut Cleo sok berani.
"Gue jalan pakai jantung, puas lo?" sewot Airlangga lalu berjalan melangkah menjauhi Cleo.
Cleo melotot kesal, baru sekali ini Airlangga mau bercanda dengannya, ya walaupun lebih ke marah aja sih. "Tuh bocah bisa ketawa nggak sih, apa mulutnya nggak punya saraf?" monolog Cleo bingung.
••♡《》♡••
"Duh-duh yang baru nugas sama ayang," sindir Nadin ketika Cleo baru saja masuk ke kelas. "Tuh Ketos emang serem," adu Cleo.
"Baru tau lo?" tanya Nadin sinis.
Cleo berjalan lesu lalu menelungkupkan kepalanya diatas meja, mengantuk dan lapar menjadi satu.
Ting!
Ponsel Cleo berbunyi, segera ia mengambil ponselnya lalu membaca pesan yang dikirim Airlangga untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRLANGGA [END]
Teen FictionKETOS IN PUBLIC, BADBOY IN PRIVAT Airlangga, Cleo, dan mimpi mereka. Diawali dari pertemuan mereka di rooftop rumah sakit. Airlangga berhasil mencegah percobaan bunuh diri yang dilakukan Cleo. Cleo mengetahui identitas penolongnya sebagai Cavero, bu...