Happy Reading!
♡•♡•♡
Airlangga melonggarkan dasi yang dirasa mencekik lehernya. Cowok itu menyandarkan tubuhnya ke kursi saat merasa sudah pusing akibat terlalu lama berada di depan layar komputer.
Cowok itu menghela nafas kasar, lalu meminum kopi yang sudah mulai dingin.
Cleo, gadis itu tak bisa dihubungi sejak semalam. Airlangga juga sempat mengunjungi rumahnya, tapi tak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali.
Hubungan mereka masih berada di ujung tanduk, Airlangga bahkan belum bisa menyelesaikan masalahnya dengan Cleo kemarin.
Berulang kali Airlangga mengecek ponselnya, namun tetap saja hanya ada pesan ceklis abu-abu yang tertera di layarnya.
"Lo kemana sih Cle?" gumam Airlangga khawatir.
Atensinya teralih pada decitan pintu yang terbuka. Ada Flora yang tengah tersenyum manis sembari menenteng sebuah paper bag kecil. Gadis bersurai blonde itu melangkah mendekati Airlangga.
"Hai, Langga! Kayanya Om Reynold kasih banyak kerjaan ke kamu. Aku ke sini buat nemenin kamu, nih aku bawain brownies strawberry," ucap Flora sembari menyerahkan paper bag itu.
"Gue nggak butuh," tolak Airlangga dingin.
Flora tersenyum kecil mendengar itu. Gadis itu tahu bahwa Airlangga sedang sensitif belakangan ini. Tentu saja, Cleo penyebabnya.
"Ayolah Ga, aku buatin ini khusus buat kamu, kenapasih kamu nggak mau terima?" ucap Flora dengan nada memelasnya.
Airlangga mendecih sinis, dia sedang pusing, namun Flora malah menganggunya. "Pergi lo, sialan! Gue nggak butuh perlakuan baik lo, Flo!" gertak Airlangga yang sudah berada di ambang kesabarannya.
"Calm down, Airlangga. Selama ini gue udah sabar nungguin lo buat cinta sama gue. Tapi apa? Lo masih aja milih si cewek miskin itu! Lo harusnya sadar, lo sama dia nggak akan pernah bisa nyatu!" balas Flora dengan menatap tajam Airlangga.
"Dan lo harus inget, lo sendiri yang akan buat dia kesulitan, kalau lo masih melanggar perintah Om Reynold yang menyuruh lo buat menjauh dari Cleo," ancam Flora sebelum pergi meninggalkan Airlangga yang berdiri kaku di tempatnya.
Airlangga benci menerima fakta bahwa Papanya lah yang selama ini mempersulit hidupnya. Tak pernah sedikitpun Airlangga mendapat kebebasan, termasuk untuk mencintai seorang Cleo.
••♡《》♡••
Di rumah kontrakan yang cukup sempit itu, Cleo mulai membereskan barang-barangnya. Cleo tak pernah menyalahkan takdir yan membuat dirinya harus menjadi seperti ini. Setidaknya, masih ada Davira yang bersamanya, walau hidupnya mungkin akan sedikit kesulitan beberapa waktu ke depan.
Manik hazel gadis itu menyapu ke sekeliling kamar kontrakan yang terbilang kumuh. Tak pernah Cleo bayangkan dirinya akan tinggal di tempat seperti ini.
"Cleo, Bunda masuk ya?" izin Davira dari ambang pintu. Gadis itu mengangguk kecil, mempersilahkan Davira untuk masuk ke dalam kamarnya.
"Cle, maafin Bunda karena kita harus tinggal di tempat seperti ini ya? Bunda akan berusaha keras mengembalikan rumah lama kita, kamu harus tetap sekolah, Bunda janji semuanya pasti akan baik-baik aja," ucap Davira merasa bersalah. Tangannya terus bergerak mengusap rambut Cleo lembut.
Cleo tersenyum tipis, menangkup kedua tangan Davira yang dingin. "Bunda nggak perlu minta maaf sama Cleo. Kita jalani ini sama-sama. Nanti kita akan bahagia kok Bun, tuhan kan baik, jadi kita syukuri aja apa yang udah terjadi hari ini ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRLANGGA [END]
Teen FictionKETOS IN PUBLIC, BADBOY IN PRIVAT Airlangga, Cleo, dan mimpi mereka. Diawali dari pertemuan mereka di rooftop rumah sakit. Airlangga berhasil mencegah percobaan bunuh diri yang dilakukan Cleo. Cleo mengetahui identitas penolongnya sebagai Cavero, bu...