26 - Khawatir

5.4K 511 34
                                    

Happy Reading!

♡▪︎♡▪︎♡

Nadin mengernyit bingung ketika Cleo fokus dengan pelajaran yang disampaikan oleh Pak Rosi. Dalam hatinya Nadin mungkin berpikir, apa Cleo udah tobat?

Kringg!

Bel pulang berbunyi membuat murid-murid memekik senang. "Baiklah pertemuan hari ini saya akhiri sampai di sini. Semuanya boleh pulang, dan Cleo terimakasih sudah mengikuti pelajaran saya dengan tenang hari ini," ucap Pak Rosi sebelum keluar kelas.

Cleo menghembuskan nafasnya lelah. Ucapan Reynold begitu mengganjal hatinya. Sadar bahwa dia tidak sebanding dengan Airlangga kadang membuatnya insecure, jadilah dia berniat untuk merubah dirinya sendiri, dimulai dari memperhatikan guru ketika mengajar.

"Cle, lo sakit?" tanya Nadin khawatir pada Cleo yang berwajah lesu.

Cleo menggeleng kecil, lalu keluar kelas tanpa mempedulikan Nadin yang menggerutu kesal.

"Cleoo!"

"Cleopatraaa!"

"Temen laknat lo, huh!"

••♡《》♡••

Cleo keluar dari gerbang Lentera dengan berlari. Untung saja Airlangga dan teman-temannya belum keluar dari kelas. Katanya sih kelas sebelas IPA sedang ada praktik sampai sore.

Pesan dari Airlangga juga tidak ia balas sama sekali. Memilih menjauh sementara mungkin itu pilihan yang terbaik. Jika berdekatan dengan cowok itu lagi, Cleo takut dia akan ragu. Karena ucapan Reynold benar-benar menjadi beban baginya.

Dengan langkah gontai gadis itu pergi ke festival kuliner yang tak jauh dari SMA Lentera. Sesekali Cleo menoleh, memastikan tidak ada anak Calzelions yang mengikutinya.

Airlangga memang sedikit protektif dengan Cleo akhir-akhir ini.

Entah kenapa, dia juga tidak tahu.

Karena terlalu banyak melamun, tak sadar Cleo berjalan menyeberang jalan raya yang lumayan ramai.

Sebelum akhirnya dia tersadar dari suara klakson mobil dari arah kanan, dan..

"Awas!"

Bruk!

Tubuh Cleo ditarik oleh seseorang hingga keduanya terjatuh di trotoar. Cleo meringis kesakitan karena sikunya terasa perih.

Cleo mengerjabkan matanya, menatap sosok lelaki yang menyelamatkannya hari ini. Nafas Cleo tercekat, dengan gerakan panik gadis itu melepas paksa tangan sang lelaki yang memeluk dirinya.

"Lean," guman Cleo lirih dengan wajah ketakutan.

Leandro mengusap bajunya yang sedikit kotor, lalu menarik tangan Cleo yang ingin beranjak pergi.

"Lepas.. Lean.." pinta Cleo, matanya sudah memerah menahan diri agar tidak menangis di depan cowok yang menculiknya tempo hari lalu.

Tanpa mempedulikan Cleo yang memohon, Leandro mengecek luka pada siku Cleo yang berdarah. "Tangan lo luka, gue obatin ya?" tawar Leandro lembut.

Melihat Cleo yang tidak merespon, membuat Leandro mengulas senyum tipis. Senyum yang tidak pernah dia tujukan pada siapapun. "Jangan takut, ayo ke kafe sana gue obati luka lo."

Menyadari bahwa sikunya terluka, Cleo akhirnya menurut. Toh Leandro juga terlihat berniat baik kali ini.

Mereka memilih masuk ke dalam kafe, sebelum itu Leandro mengambil kotak P3K yang ada di mobilnya. "Lo mau pesen apa?" tanya Leandro begitu mereka duduk.

AIRLANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang