05 - Calzelions

7.9K 669 15
                                    

Happy Reading 💐

♡▪︎♡▪︎♡

Tangan Cleo saling bertautan ketika Airlangga beserta teman-temannya menatapnya dengan intens. Cleo memejamkan matanya sejenak, lalu menghela nafasnya pelan.

"Santai dong, jangan grogi gitu," keheningan pecah kala Mario akhirnya bersuara.

"E-em, kenapa Cleo dipanggil ke sini kak?" tanyanya setengah takut.

"Selamat."

"H-hah?"

Airlangga berdecak kesal. "Selamat, lo lolos seleksi," mulut Cleo menganga lebar, dia mencubit pahanya sendiri memastikan yang didengarnya itu bukan mimpi.

"G-gue?" tanya Cleo menunjuk dirinya sendiri.

"Yeah, mantap. Tambah satu member kita," celetuk Alby senang.

"Gue harap lo bisa konsisten dengan jabatan lo. Meskipun lo masuk saat udah setengah periode dan nggak ikut pelantikan," suara Airlangga terdengar tegas.

"I-iya kak, gue akan berusaha sebisa gue," jawab Cleo.

Airlangga mengangguk singkat. "Bagus."

Selepas itu dia memberikan buku panduan kepada Cleo, juga menjelaskan mengenai tugas-tugasnya pada gadis itu. Bukan hanya memperhatikan apa yang Airlangga jelaskan, Cleo juga mencuri pandang ke Airlangga. Rahang tegas, manik emerald yang memikat, hidung mancung dah bibir seksi yang benar-benar sempurna.

"Kedip Cle. Udah puas mandangin Airlangga?" suara Alby menginterupsi, membuat Cleo melotot kemudian membuang pandangannya.

Airlangga tertegun sejenak, kenapa dia tak sadar Cleo menatapnya begitu intens?

"Udah jelas?" tanyanya yang hanya diangguki oleh Cleo.

"Ini laptop dan flashdisk buat lo, tugas pertama lo adalah merapikan arsip dan berkas-berkas di dalam file itu, udah tau caranya kan?"

"Udah Kak," jujur baru kali ini Cleo mendengar Airlangga berbicara panjang lebar. Ternyata Airlangga tidak seseram itu, malah terlihat kakak kelas yang humble bagi Cleo.

"Gue cek pekerjaan lo besok, gue harap lo udah selesai ngerapiin arsipnya," tambahnya.

Cleo menghela nafasnya, agaknya tuhan tidak memberinya waktu istirahat malam ini. Ada banyak tugas dari guru ditambah tugas yang diberi Airlangga, tapi mau bagaimana lagi itu sudah konsekuensi dari keputusan yang sudah dia buat.

"Ga," panggil Erlan dengan raut wajah tak terbaca.

Erlan sedikit berbisik karena menyadari masih ada Cleo di situ. "Markas diserang, tapi udah ditanganin Bara," ucap Erlan lirih.

Cleo masih bisa mendengarnya, tapi dia pura-pura berkutat pada ponselnya. Airlangga melirik sebentar, dan ketika melihat Cleo yang nampak acuh, Airlangga menghela nafasnya lega. Sepertinya perempuan itu tak mendengarnya.

"Kita kumpul setelah pulang sekolah," putus Airlangga yang diangguki oleh Alby dan Mario.

Markas?

Airlangga itu, siapa?

••♡《》♡••

Keempat lelaki itu memarkirkan motor besar mereka di sebuah pekarangan rumah mewah. Di sana juga sudah ramai dengan anak-anak seusia mereka, dengan menggunakan jaket sebagai identitas yang sama.

Setelah mengetahui siapa yang datang, perkumpulan itu memberi akses Airlangga dan yang lain untuk masuk ke dalam rumah, lebih tepatnya sebuah markas.

"Sorry telat. Kita nggak bisa bolos," ucap Airlangga kepada lelaki yang sedang mengisap batang nikotin itu.

AIRLANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang