28 - I love you endlessy

5.6K 546 28
                                    

Happy Reading!

♡▪︎♡▪︎♡

"Cavero?"

"Apa itu kamu?"

Cleo beringsut mundur perlahan setelah melepaskan lilitan kalung mereka. Inti Calzelions mendadak ngebug melihat Airlangga dan Cleo yang hanya saling pandang.

Airlangga merubah posisinya menjadi duduk, pandangannya meneduh melihat gadis di depannya kembali menangis.

"Jawab kak, apa Cavero itu.. kamu?" Cleo bertanya lirih namun menuntut.

Airlangga langsung menarik Cleo dalam dekapannya. Cleo memukul dada bidang Airlangga, melampiaskan semua emosi yang tertahan.

"Ini ada apa sih?" tanya Mario memandang satu per satu teman-temannya.

Mereka mengendikkan bahunya acuh, sama sekali tidak tahu apa yang terjadi antara Airlangga dan Cleo.

"Jangan pernah berbuat bodoh lagi dengan bunuh diri ya Cle," ucap Airlangga berbisik disertai kekehan kecil yang keluar dari bibir seksi nya.

"KAK!" Cleo ingin protes, namun tertahan karena masih sesenggukan.

Airlangga mengurai peluknya, menghapus air mata yang ada di pipi Cleo. "Cavero, dua tahun lalu, apa itu kamu?" Cleo kembali bertanya.

Cowok itu mengulas senyum tipis, hampir membuat Cleo kembali terbang. "Cavero yang lo lihat dua tahun lalu.. masih sama dengan Cavero yang lo lihat hari ini, Cle," Cleo membekap mulutnya tak percaya dengan apa yang Airlangga ucapkan.

Benar, cowok itu yang menyelamatkan hidupnya dua tahun lalu.

Tunggu, tapi kenapa kalung lama itu masih mereka pakai?

Itu tandanya.. dalam hati mereka, mereka masih menginginkan pertemuan kembali.

"Anjing, gue dikacangin mulu dari tadi," sinis Mario menatap jengah kedua sejoli itu.

"Ini maksudnya gimana, kalung? Cavero dua tahun lalu? Emang ada apa sama kalian dua tahun lalu?" tanya Bara mewakili mereka semua.

"Tunggu..," Erlan menjeda kalimatnya membuat teman-temannya serempak menoleh.

"Apa dia yang pernah lo ceritain tentang cewek yang hampir bunuh diri dua tahun lalu?" ucap Erlan membuat mereka tercengang.

"Heh, lo? Mau bunuh diri? Dasar bocil edan!" umpat Alby refleks.

Sontak Mario menoyor kepala Alby. Memberi sinyal peringatan melihat tatapan tajam Airlangga pada mereka.

"Waktu itu pikiran gue udah putus Kak. Kehidupan gue terasa hancur sejak Ayah meninggal. Dan bodohnya gue malah berpikir buat lompat dari rooftop. Tapi Cavero datang nyelametin gue, dan kalung ini," Cleo berhenti, menatap Airlangga tulus.

"--Kalung ini sebagai harapan buat kita ketemu kembali. Dan ternyata tuhan masih baik," Airlangga terkekeh kecil mendengar ucapan Cleo.

"Terharu gue," Mario mengusap matanya dramatis.

"Nggak nyangka," ucapan itu lolos dari mulut Kelvin.

Bara menarik nafas panjangnya, kemudian berkata. "Jadi selama ini lo nggak tahu kalau Airlangga itu adalah Cavero yang nolong lo waktu itu?" tanyanya pada Cleo.

Cleo menggeleng polos. "Waktu itu Kak Langga pakai scarf tengkorak buat nutupin wajahnya, dan suaranya pun, gue nggak inget sama sekali," jelas Cleo lesu yang dibahas lengkungan bibir 'O' dari Inti Calzelions.

Hening sesaat hingga..

"Anjir, gue baru sadar. Kenapa Cleo jadi kalem begini, sialan?!"

••♡《》♡••

AIRLANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang