Happy Reading!
♡▪︎♡▪︎♡
Setelah pulang sekolah, Airlangga mengajak Cleo untuk mampir ke rumahnya. Awalnya Cleo menolak karena takut akan bertemu Reynold, tapi Airlangga bilang bahwa Papanya sedang berada di luar negeri.
Dan di sinilah mereka sekarang, kediaman besar keluarga Everest.
Cleo menyengir lebar saat Airlangga dengan wajah galaknya memeriksa hasil ulangan matematika Cleo tadi, di sana tertera nilai dua puluh dengan tinta merah. Tak lupa catatan pak Aris yang menyuruh Cleo untuk belajar.
"Hehe, dua puluh itu lumayan Kak, biasanya juga sepuluh," ucap Cleo tanpa dosa.
Airlangga memijat jidatnya lelah, lalu berdiri untuk mencari buku di meja belajarnya. Ya memang sekarang mereka sekarang berada di kamar Airlangga, dengan pintu terbuka tentu.
Kamar Airlangga sendiri dominan bercat hitam, dengan banyaknya miniatur pesawat dan beberapa medali serta piala yang dipajang. Cleo sempat melongo kagum, mau heran tapi ini Airlangga Cavero Everest.
"Nih buat lo belajar," ucap Airlangga menyerahkan sebuah buku tebal membuat Cleo memelas.
"Ini isinya angka semua kak? Mana angkanya dikasih X Y Z lagi gua mana paham," keluh Cleo.
Sepertinya meminta Airlangga menjadi guru privatnya akan menjadi opsi buruk bagi Cleo. "Kita mulai dari koreksi lembar jawaban lo yang tadi. Perbaiki soal yang salah, buka buku kalau lo lupa caranya baru tanya ke gue," interuksi Airlangga. Bukannya melihat buku yang dibawakan cowok itu, Cleo justru memandang lekat wajah si tampan yang baru beberapa hari ini menjadi pacarnya.
Kok Airlangga bisa mau sama cewek modelan Cleo? Hanya tuhan dan Airlangga yang tahu.
"Mau ngerjain soal, atau ngelihatin gue mulu?" tegur Airlangga membuat Cleo terkesiap.
Gadis itu memberengut kesal dan langsung membaca satu per satu soal yang telah Airlangga siapkan. Sedangkan cowok itu acuh, tak mempedulikan Cleo yang terus merengek.
"Tujuh tahun yang lalu umur ayah sama dengan enam kali umur budi. Empat tahun yang akan datang dua kali umur ayah sama dengan lima kali umur budi ditambah sembilan tahun. Umur ayah sekarang adalah …" Cleo membaca salah satu soal, membuat ia berulang kali menggaruk rambutnya..
"Ngadi-ngadi nih soal, mau tanya umurnya Bapak Budi aja pakai ribet. Tinggal nebak kek kalau udah punya kumis berarti udah tua," gerutu Cleo, Airlangga yang mendengar itu menahan tawanya.
Cleo menelungkupkan wajahnya ke kasur, rasanya dia mau meledak mencerna angka-angka yang ada di depannya ini. "Kak," rengek Cleo dengan wajah memelas.
"Mikirin soal sampai aku lupa nafas kak," keluh gadis itu lagi.
Airlangga menghela nafasnya lalu menyingkirkan laptop yang ia pangku. Menggeser lembar jawaban Cleo yang malah diisi dengan gambar random.
"Ini bukan pelajaran seni, ngapain gambar monyet? Mana mirip lo lagi," Cleo mendelik tajam mendengar ucapan Airlangga. Apa cowok itu mengejeknya tadi? Wah wah, benar-benar humor Airlangga udah anjlok!
"Tauk ah, ngambek aku sama kamu," Cleo bersedekap kesal, Airlangga pun merangkul bahu Cleo lalu mengambil kertas yang ada di meja kecil di kasur mereka.
"Lihat sini, gue ajarin," Airlangga mulai mengambil alih tugas Cleo, menjelaskan secara detail cara mengerjakannya.
Umur ayah = x Umur Budi = y
Setelah diketahui dua variabelnya, kita bisa menerjemahkan soal ke dalam bentuk persamaan linear dua variabel.
Tujuh tahun yang lalu umur ayah sama dengan 6 kali umur budi dapat diterjemahkan sebagai berikut:
(x – 7) = 6 (y – 7) x – 7 = 6y – 42 x – 7 – 6y + 42 = 0 x – 6y + 35 = 0 x – 6y = - 35 … (persamaan 1)
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRLANGGA [END]
Teen FictionKETOS IN PUBLIC, BADBOY IN PRIVAT Airlangga, Cleo, dan mimpi mereka. Diawali dari pertemuan mereka di rooftop rumah sakit. Airlangga berhasil mencegah percobaan bunuh diri yang dilakukan Cleo. Cleo mengetahui identitas penolongnya sebagai Cavero, bu...