08 - Calon Mantu

7.3K 669 3
                                    

Happy Reading!

♡▪︎♡▪︎♡

Lelaki atletis bertubuh jangkung itu langsung merebahkan diri begitu sampai dirumahnya. Sang Mama yang baru muncul dari dapur hanya geleng-geleng kepala.

"Abang, mau makan atau mandi dulu?" tawar Mamanya lembut, Naomi Reysa.

Mata Airlangga terpejam, lalu membukanya perlahan. Merasakan sensasi tubuh yang terasa remuk karena aktivitas yang tiada henti hari ini. "Mau peluk Mama," ujarnya refleks.

Naomi tersenyum geli, dia sudah tau kebiasaan Airlangga jika lelaki itu sedang lelah. Pasti akan selalu meminta dipeluk oleh Mamanya. Ia duduk di samping putra sulungnya, lalu mendekapnya erat.

"Capek banget ya, bang? Jangan lupa istirahat, ya?" pesan Naomi yang hanya direspon anggukan kecil oleh Airlangga.

"Bentar ya Ma. Pelukan Mama bikin capeknya Langga jadi hilang."

Siapa sangka si sosok pangeran Es, Ketos Lentera itu punya sisi lembut yang jarang diketahui orang. Mungkin hanya Mario, Erlan, dan Alby yang tau betapa manjanya Airlangga, apalagi terhadap Naomi, Mamanya.

"Cari pacar lah Bang, Mama 'kan nggak bisa peluk abang tiap hari, jadi kalau seumpama Mama udah nggak ada, Abang mau peluk siapa?" pernyataan Naomi mengusik hati Airlangga. Dia tidak suka jika ada seseorang membahas mengenai hal yang mengarah pada kata kematian.

"Mama jangan ngomong sembarangan, Langga nggak suka," Airlangga mendengus kesal.

Naomi tertawa pelan. "Mama bercanda sayang. Pokoknya kamu harus bawa perempuan ke hadapan Mama, gamau tau!" finalnya tak ingin dibantah.

Belum sempat menjawab, teriakan melengking Kenan sudah masuk ke gendang telinga Airlangga. "Abang!" pekiknya senang. Dan di detik kemudian, Kenan sudah ada di antara Mamanya dan Airlangga.

"Ganggu aja lo bocah," desisnya lalu menyentil jidat Kenan.

"Aduh! Mama, liat kelakuan Abang!" adunya pada Naomi.

Naomi hanya tersenyum singkat, Airlangga langsung mendelik tajam ketika 'sesuatu' miliknya sudah ada di tangan Kenan.

"Ken, balikin brownies gue!" pekiknya kesal. Refleks Kenan langsung menyembunyikan brownies yang ia bawa ke belakang tubuhnya. Jaga-jaga takut kakak galaknya itu merebutnya.

"Nggak boleh, ini jatah Kenan, abang beli sendiri sana!" suruhnya.

Airlangga tetep kekeuh. "Nggak, nggak boleh! Mama, masa brownies Langga dimakan sama bocil setan itu?"

"Setan-setan pala abang! Nggak mau Kenan kasih wlekk," ejeknya dengan kekehan kecil.

Naomi berkacak pinggang diantara mereka. "Udah abang, beli lagi aja. Atau suruh yang jual delivin buat kamu?" tanya Naomi pada akhirnya.

"Hm.. yaudah Langga beli," Airlangga mengambil kunci diatas meja. Tapi sesaat langkahnya terhenti dan langsung berbalik pada Mamanya.

"Emang Mama suka beli brownies dimana?" Naomi menepuk jidatnya lelah. Bahkan Airlangga tidak tahu darimana asal brownies strawberry yang selalu dimakannya.

"Mama suka beli di tokonya Davira. Yang ada di jalan tulip itu loh," jawabnya. Airlangga tampak berpikir. "Yang tokonya ada di depan rumah cat abu-abu itu, Ma?"

Naomi mengangguk. "Abang tahu?" selidiknya.

Kalau tidak salah itu memang rumah Cleo. Tapi, apakah brownies yang selalu ia makan itu berasal dari toko milik Cleo? Ah, Airlangga jadi punya rencana sekarang.

AIRLANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang