Happy Reading!
♡▪︎♡▪︎♡
Tangan Airlangga tak berhentinya mengenggam erat tangan Cleo, seolah tak membiarkan gadis itu pergi. Hari ini kebetulan tanggal merah, sehingga Airlangga dan Cleo memanfaatkannya untuk jalan-jalan saja.
Mereka menyusuri taman kota yang cukup ramai dengan pengunjung. Banyak yang sekedar lari pagi, atau pun keluarga yang tengah mengadakan piknik kecil.
Cleo sendiri memilih memakan permen kapas di salah satu kursi bersama Airlangga. "Pelan-pelan makannya, gue nggak akan minta," ucap Airlangga sembari terkekeh kecil.
Gadis itu mendengus, menghempas tangan Airlangga yang masih setia mengusap rambutnya. "Kak, kenapa sih pakai acara post foto ke instagram segala? Untung cuma Nadin sama temen-temen lo yang sadar kalau itu gue," gerutu Cleo dengan pipi menggembung kesal.
"Salah emang posting foto sama pacar sendiri?" tanya Airlangga terdengar santai.
Cleo tercengang, mengerjabkan matanya bingung. "Jangan pernah lupa kalau kita cuma pura-pura ya Kak," Cleo mengingatkan.
Cleo hanya tak ingin jatuh dalam pesona Airlangga.
Maka dari itu dia yang membentengi dirinya sendiri, berharap Airlangga tidak menerobos masuk... ke dalam hatinya.
Cleo selalu mengingatkan kalau ini hanyalah ilusi.
Airlangga tak mencintainya.
Dan Cleo tidak boleh jatuh cinta...sendirian.
"Emang lo mau jadi pacar gue beneran?" tanya Airlangga polos membuat Cleo tersedak.
Anjir!
Cleo menjerit dalam hati, kok jadi gini sih?
"Gue masih sayang nyawa kalau harus pacaran sama lo Kak, mental gue yupi soalnya," balas Cleo membuat Airlangga tertawa.
Entah kenapa hati Cleo terasa hangat saat Airlangga bisa tersenyum. Dari samping, dapat Cleo lihat wajah tampan Airlangga yang tak biasanya. Aura mengintimidasi, arogan dan otoriter itu mendadak lenyap ketika Airlangga sedang bersama Cleo.
"Senyum terus ya Kak? Gue suka liatnya," ungkap Cleo jujur, gadis itu sama sekali tidak berkedip saat memandangi Airlangga.
Tangan Airlangga terulur untuk membelai lembut pipi gadis itu. "Senyum gue nggak akan hilang asal---"
"---asalkan lo nggak pergi ninggalin gue, Cle," sambung Airlangga membuat pipi Cleo bersemu merah.
Baper ya gusti!
"You're my favorite place to go to when my mind searches for peace," bisik Airlangga lembut di telinga Cleo.
Cleo memejamkan matanya, pipinya terasa panas saat parfum casablanca milik Airlangga memanjakan hidungnya. "Gue tahu maksud lo Kak. Tapi kapan-kapan ajarin gue bahasa inggris ya? Biar nggak bego-bego banget kalau lagi sama lo," ucap gadis itu dengan senyum teduhnya.
"Iya, ntar gue ajarin."
Suasana hening seketika. Jujur Cleo sangat canggung jika Airlangga mendadak bersikap lembut seperti sekarang ini. Karena mau bagaimanapun, mereka terlihat pacaran seperti pasangan pada umumnya.
Bimbang, Cleo mengakui hatinya sedang seperti itu.
Cleo takut akan terbiasa dengan kehadiran Airlangga.
Dan terjebak bersama ilusi kenyamanan yang sejatinya adalah fana.
"Kak, permen kapas gue habis. Ayo beli lagi," ajak Cleo sembari menyeret Airlangga untuk mengikuti langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRLANGGA [END]
Teen FictionKETOS IN PUBLIC, BADBOY IN PRIVAT Airlangga, Cleo, dan mimpi mereka. Diawali dari pertemuan mereka di rooftop rumah sakit. Airlangga berhasil mencegah percobaan bunuh diri yang dilakukan Cleo. Cleo mengetahui identitas penolongnya sebagai Cavero, bu...