24 - Guru Privat

5.5K 497 10
                                    

Happy Reading!

♡▪︎♡▪︎♡

Airlangga membopong Kenan keluar dari mobil dengan Cleo yang membawakan ransel kecil miliknya. Siang ini dia memutuskan untuk pulang ke rumah Reynold. Karena sang Papa sedang berada di Belanda untuk urusan bisnis.

Bukannya Airlangga takut jika bertemu Reynold atau apa, dia memilih menghindar agar tidak semakin membenci Papanya.

"Bi, tolong siapin kamar Kenan," ucap Airlangga sedikit berteriak membuat Bi Ijah yang berada di dapur segera berlari untuk membuka kamar milik Kenan.

Setelah merebahkan tubuh adiknya di ranjang, Airlangga menarik selimut sampai menutupi tubuh Kenan, membiarkan sang adik terlelap dalam mimpi.

Sementara Cleo memilih untuk menunggu di ruang tamu. Bukan kali pertama dia menginjakkan kaki di rumah besar ini, namun masih ada rasa canggung jika ingin berkeliling.

"Bi Ijah, tolong buatin minum terus diantar ke taman belakang ya," pesan Airlangga lalu menarik Cleo agar mengikuti langkahnya.

"Mau ke mana sih kak?" tanya Cleo saat Airlangga menyusuri lebih dalam ke rumahnya.

Mulut Cleo menganga kecil saat melihat pemandangan di belakang rumah Airlangga. Sebuah kolam renang yang cukup besar dengan kebun mini yang penuh dengan bunga, serta sebuah gazebo di sudut kolam renang.

"Duduk sini," perintah Airlangga yang sudah berada di gazebo.

Pandangan Cleo menyapu ke sudut-sudut taman yang terlihat bersih dan terawat. "Bagus banget Kak," puji Cleo kagum.

Airlangga mengulas senyum tipisnya. Bi Ijah yang baru datang langsung meletakkan minum mereka di meja kecil yang berada di gazebo.

"Silahkan Aden, Nona," ucap Bi Ijah ramah.

"Makasih Bi. Perkenalkan dia Cleo, pacar Langga," Airlangga memperkenalkan Cleo pada Bi Ijah membuat Cleo tersipu malu.

"Aduh cantik banget, Non. Kenalin saya Bi Ijah, saya kerja di sini udah dari Den Langga kecil," ujar Bi Ijah ikut memperkenalkan diri.

Cleo tersenyum kecil. Setelah pamit, Bi Ijah segera kembali ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai.

"Kayaknya lo deket banget sama Bi Ijah ya Kak?" tanya Cleo selepas Bi Ijah pergi.

Airlangga mengangguk mengiyakan. "Dia udah seperti ibu kedua bagi gue, Cle. Dia selalu rawat gue seperti anak dia sendiri, bahkan kalau dibandingkan sama Papa, Bi Ijah itu lebih penting," jawab Airlangga terdengar sendu.

Tangan Cleo terulur untuk menepuk bahu Airlangga. "Nggak nyangka lo punya sisi lembut kaya gini. Ternyata dibalik galaknya lo sebagai ketua OSIS dan liarnya lo di arena balap sebagai second lead Calzelions, lo itu tetep anak Mama," sahut Cleo sedikit mengejek.

"Mulut lo nggak pernah tobat ya Cle," sinis Airlangga.

Cowok itu membuka kaosnya tiba-tiba lalu berjalan mendekat ke arah kolam renang.

"Kak, aurat lo astaga!" pekik Cleo histeris saat tak sengaja melihat aset perut kotak-kotak milik Airlangga.

"Lo udah pernah lihat, nggak usah panik gitu," balas Airlangga santai.

Byur!

Cowok itu dengan lihai berenang di kolam yang dalamnya hampir dua meter. Cleo meringis ngeri membayangkan Airlangga akan tenggelam.

"Lo mau ikut renang Cle?" tawar Airlangga saat melihat Cleo diam saja di gazebo.

Cleo menggeleng tegas. "Nggak, gue nggak suka air, gue takut tenggelam," tolaknya mentah-mentah.

AIRLANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang