44 - Olimpiade

4.4K 403 2
                                    

Happy Reading!

-_-

Hari mulai beranjak malam, dan Cleo baru saja pulang ke kontrakannya setelah diantar oleh Bara.

Gadis itu berjalan lesu, mengetuk pintu kontrakan berharap Davira belum tertidur.

"Ya ampun Cleo, pulang sama siapa kamu Nak? Ayo masuk," ajak Davira dengan khawatir. Tadi siang, Cleo mengatakan jika Airlangga kecelakaan dan Davira tentu tak bisa tenang. Sebab itu dia mengizinkan sang putri untuk pulang sampai larut begini.

"Gimana keadaan Airlangga?" tanya Davira setelah membawakan segelas air minum. Duduk bersama sang putri di ruang depan yang beralaskan tikar.

"Dia udah mendingan Bun. Tadi sempet kekurangan darah, tapi untungnya golongan darah Cleo sama Kak Langga sama," balas gadis itu lesu.

Davira menarik nafas lega. Wanita paruh baya itu mengusap bahu sang putri lembut. "Syukurlah kalau begitu. Bunda harap Airlangga nggak luka parah."

Cleo mengangguk pelan, lantas mendekap tubuh Davira tanpa mengatakan sepatah kalimat.

"Maaf ya Bunda, gara-gara Cleo deket sama Kak Langga, Om Reynold jadi berantakin usaha Bunda. Maaf..." isak gadis itu dalam pelukan Davira.

Davira tersenyum tipis. Sebab dia sudah tahu alasan apa yang membuat kehidupannya hampir berantakan seperti ini.

"Nggak papa. Lagian Pak Reynold sudah mengembalikan semua itu kepada kita. Mulai besok, kita udah bisa pindah ke rumah kita, kamu seneng hm?"

Pernyataan Davira membuat wajah Cleo berbinar. Gadis itu menegakkan tubuhnya, menatap tak percaya pada sang Bunda.

"Beneran?" tanyanya antusias.

Tapi senyuman itu perlahan memutar, berganti raut sedih yang membuat Davira bingung.

"Semua itu karena kak Langga yang udah korbanin dirinya sendiri. Di saat Kak Langga masih dalam penyembuhan akibat kecelakaannya yang cukup parah. Om Reynold minta dia buat ikut olimpiade di Jerman," ungkap gadis itu sedih.

"Bunda tau ini cukup berat buat Airlangga. Tapi, dia anak yang kuat bukan? Kita berdoa aja supaya Airlangga cepat sembuh dan bisa kembali sama kita," pesan Davira yang diangguki oleh Cleo.

••♡《》♡••

Inti Calzelions mengikuti pembelajaran seperti biasa meskipun tanpa Airlangga. Sebenarnya banyak siswa yang sudah gatal ingin menjenguk ketua OSIS itu, namun Reynold melarangnya dengan keras.

Bel tanda sekolah selesai sudah berbunyi, gadis dengan bandana berwarna putih itu akhirnya bisa menghembuskan nafas lega.

Seharian ini Airlangga berhasil memecah belah konsentrasinya. Memaksanya fokus pada pelajaran yang membuatnya pusing, ditambah kondisi Airlangga yang kini mungkin sendirian di rumah sakit.

Cleo sendiri terus bertukar kabar dengan Bi Ijah. Untung saja, wanita itu mau merawat Airlangga. Sedangkan Kenan berada di rumah Michelle.

Cleo berjalan keluar kelas dengan wajah tertenduk lesu. Hingga teriakan dari Nadin berhasil membuatnya terjingkat kaget.

"Cleopatra, tungguin gue!" seru gadis dengan surai blonde itu pada Cleo yang sudah dulu keluar kelas.

Cleo menoleh sekilas, seolah enggan menyahuti panggilan Nadin. Bulannya dia sedang kesal atau apa, Cleo benar-benar sedang tak ingin diusik sekarang.

"Lo mau ke rumah sakit lagi?" tanya Nadin. Menyeimbangkan langkah Cleo yang terkesan tergesa menuju ruang OSIS.

Cleo hanya mengangguk kecil, dan Nadin paham akan hal itu. "Sorry ya gue belum bisa ikut jenguk Kak Langga. Hari ini Papa gue baru pulang dari Singapura, makanya gue sama Mama mau jemput. Kalau gitu, gue duluan ya?" ucap gadis itu.

AIRLANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang