Gracia berjalan meuju kamarnya untuk mengambil laptop dan segala perlengkapannya. Tak lupa ia juga menghubungi shani untuk segera berangkat ke kosannnya. Tak lama setelah Gracia menghubungi Shani, akhirnya tiba juga ia di depan kamar Shani.
"Tok..tok..tok.. mba shani" gracia mengetuk pintu kamar shani
"Yuk masuk" shani membuka pintu
"Wiih rapih bgt kamarnya. Wangi banget juga" sambil melihat sekeliling kamar shani
"Iya aku bakar aroma terapi soalnya jadi wangi. Enak wanginya bikin relax"
"Oh iya mbak, langsung aja yuk. Biar selesainya gak kemaleman juga" Gracia membuka tasnya lalu mengeluarkan dan menyalakan laptopnya.
"Nih pake meja ini, biar gak bungkuk banget kamunya" Shani mengambil meja lipat miliknya.
"Makasih mbak shanee" Gracia mengambil meja lipat tersebut dan meletakkan laptopnya di atas meja.
Saat Gracia sedang membuka file skripsinya, tiba-tiba seorang pria menelfonnya. Ia langsung minta izin untuk keluar dari kamar Shani. Sekitar 1 jam Gracia telfonan dengan pria itu entah apa yang dibicarakan.
Setelah Gracia kembali lagi ke dalam kamar, Shani melihat mata Gracia yang sangat Sembab, dan hidung yang basah. Shani langsung mengambil tissue dan memberikannya kepada Gracia.
"Makasih mbak Shani" gracia langsung duduk di samping shani dan mengambil tissue lalu mengusap ke matanya dan hidungnya.
"Kamu kenapa?"
"Aku diputusin sama pacar aku gara-gara dia bilang dia bosen sama sikap cuek aku. Dia ngerasa gak disayang sama aku. Padahal aku selalu berusaha buat selalu ada buat dia. Emang dari bulan kemarin kita selalu berantem. Tapi aku gak nyangka bakalan diputusin gini." Gracia menangis sambil menutupi mukanya dengan telapak tangan.
Shani yang merasa kasihan, langsung memeluk tubuh gracia ke dalam pelukannya. Kepala Gracia berada di dada Shani, dan tangan shani langsung mengelus punggung dan kepala Gracia.
"Yaudah sekarang puas-puasin dulu aja nangisnya. Gak usah kerjain skripsi dulu sampai kamu tenang, baru kamu kerjain skripsinya." Sambil masih mengelus kepala Gracia.
Setelah gracia berhenti dari tangisnya, ia langsung menjauh dari pelukan Shani.
"Mbak Shani, maaf ya aku malah ngerepotin disini. Niatnya mau skripsian malah kaya gini jadinya" bicara sambil menunduk.
"Hei, gapapa kok. Santai aja. Ga usah ngerasa gak enak sama aku ya." Shani memegang kedua pipi gracia, mengarahkan muka gracia kearahnya, dan menatap dalam kedua mata Gracia sambil tersenyum.
Gracia yang melihat Shani tersenyum pun ikut tersenyum.
"Makasih mbak Shani" gracia tersenyum getir
Shani hanya menganggukan kepala sambil tersenyum.
"Sebentar aku ada sesuatu buat kamu" Shani berdiri dan berjalan ke arah dapur.
Gracia langsung kembali menatap layar laptopnya dan tak lama kemudian Shani kembali duduk di samping Gracia memberikan segelas minuman coklat hangat.
"Minum dulu nih, biar feel nya enakan" shani memberikan gelas sambil tersenyum.
"Makasih banyak ya, duh aku malah ngerepotin mbak shani banget. Maaf ya" menerima gelas yang shani kasih.
Gracia meminum coklat hangat dan langsung menghadap laptopnya kembali.
"Ini mbak Shani, bab 1 sampai bab 3 aku. Ini udah di rata kanan kiri, font sama ukurannya, sama spasinya juga udah, cuma nih yang atur kanan 4cm dan kiri 3 cm nya malah jadi berantakan gini. Tuh kan jadi berantakan" ucap Gracia sambil mengarahkan laptopnya ke arah Shani.
"Oh ini mah gampang, tinggal diginiin doang" shani mengotak atik pengaturan di laptopnya Gracia.
Pada saat shani sedang serius menatap layar laptopnya, tak sengaja gracia malah menatap Shani. Ia melihat shani yang sedang memakai kaos putih oversize, rambut digerai, memakai kacamata, dan celana pendek se paha membuatnya terpaku menatap keindahan sempurna di depannya.
"Jangan liatin aku terus. Nanti naksir" celetuk shani sambil masih mengedit skripsi Gracia. Gracia yang mendengar itu pun otomatis membuang muka.
![](https://img.wattpad.com/cover/327160428-288-k841631.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? [END]
Romancebaca aja. Hasil halu karena gabut cerita ini adalah hasil khayalan semata. jangan dibawa ke RL