26

2K 169 1
                                    

"Sayang bangun." Suara lembut shani malah membuat gracia makin terlelap.

"Sayangkuu...." shani mengecup kening, kedua mata gracia, hidung, kedua pipi gracia lalu bibir indah gracia"

"Mmmpphhhh..." gracia terbangun lalu memeluk tubuh shani.

"Aku berangkat kerja dulu ya sayang. Aku udah masakin kamu buat sarapan. Jangan lupa dimakan ya" shani mengecup bibir gracia.

"Hati-hati sayang. Aku lemes banget dan masih capek banget. Kamu bener-bener deh semalem tuh gila banget"

"Hehehe.. maaf ya sayang. Abis kamu nantangin sih, suara desahan kamu juga bikin aku menggila. Besok lagi ya sayang."

"GAK MAU! aku lemes banget, udah gitu perih banget ininya" sambil menunjuk selangkangannya.

"Sini aku obatin" shani masuk ke dalam selimut, membuka kedua kaki gracia lalu mencium kemaluan gracia.

"Hmmhh..... sayang.. udah ah. Nanti kamu telat kerjanya" tangan gracia malah menekan kepala shani masuk.

"Udah-udah tapi kepala aku dipendem disini" shani bangun lalu duduk di samping gracia.

"Yaudah istirahat ya. Love u sayang"

"Love u more" gracia memeluk erat shani.


Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Tibalah saatnya kedua orang tua gracia pulang ke rumah untuk mengunjungi anaknya yang sudah lama tak bertemu.

Kedua orang tua gracia pulang hanya seminggu, setelah itu mereka kembali lagi bekerja di luar kota.

"Cia, shani apa kabar?" Mama memeluk kedua anaknya.

"Aku kangen mama. Bucin banget sih ama suaminya. Anaknya sampe ditinggalin" gracia memanyunkan bibirnya dan melepas pelukan mamanya.

"Sehat mam?" Shani memeluk mama sonya.

"Sehat dong. Kamu gimana? Katanya kamu mau daftar beasiswa ke luar negri? Gimana progresnya?" Mama sonya sambil memeluk shani.

Shani menceritakan tentang recananya ambil beasiswa s2 di luar negri kepada mama sonya.

"Anak papa gak nakal kan disini?" Papa mengacak rambut gracia.

"Gak lah. Aku mah anak baik-baik. Mau jadi suami yang baik buat mbak shani. Hahahahahahahahahahahahhaa" gracia meledek papanya.

"Ngaco aja kamu. Emang shaninya mau sama kamu" papa memukul kepala gracia.

"Mau lah. Orang mbak shani cinta banget sama aku."

"Jangan ngadi-ngadi. Ente kadang-kadang ente."

"Kalo gak percaya yaudah. Tanya aja orangnya."

"Ya kan? Tanya gracia ke shani

"Apaan?" Tanya shani

"Cinta banget kan kamu sama aku?"

"Idih nggak lah. Bocil nyebelin gini" jawab shani

"Hahahahahha denger tuhhh. Shaninya gak mau sama kamu" ledek papa

"Apaan sih pap anaknya sama-sama perempuan masa di jodoh-jodohin." Mama sambil duduk di depan tv

"Mananya perempuan. Cia mah laki-laki yang terjebak di tubuh wanita" papa sambil santai makan pisang goreng.

Mereka berempat menghabiskan waktu bersama. Saling melempar candaan-candaan kecil. Tak jarang juga saling meledek satu sama lain.

Gracia dan shani menyembunyikan status berpacaran mereka, tapi mereka justru saling memperlihatkan kemesraan. Mereka ingin tau bagaimana reaksi kedua orang tua gracia. Apakah mereka biasa saja, atau menegur karena terlalu berlebihan untuk sebuah status kakak adik.

Shani dan gracia tak menyadari kalau mereka sedang diperhatikan oleh mama sonya. Mama mulai curiga dengan kedekatan keduanya yang menurutnya seperti orang pacaran.

WHY? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang