27

1.8K 172 4
                                    

Di malam hari, dua hari sebelum mama papa kembali ke luar kota. Mama dan papa sedang pillow talk membicarakan kejanggalan tentang shani dan gracia.

"Pap, liat deh. Shani sama cia malah kaya orang pacaran gini ya, bukan kayak adik kakak."

"Papa udah curiga memang. Udah lama curiganya. Papa mau tunggu mereka ngaku sih"

"Tapi pap, mereka tuh sama-sama perempuan. Apa kata keluarga besar nanti? Apa kata tetangga?"

"Tapi papa udah lama banget gak liat gracia se ceria ini mam. Papa seneng banget liat gracia seperti 'hidup' lagi"

"Mama juga sih, tapi mama takut mereka akan menghadapi dunia yang akan menolak mereka pap"

"Papa paham atas ketakutan mama. Tapi seandainya mereka kita pisahkan? Papa gak mau kejadian gracia mencoba bunuh diri terjadi lagi."

Dulu pada saat gracia SMP, ia menyukai teman sekelasnya yang juga perempuan. Naasnya hubungan mereka ketauan oleh pihak sekolah dan kedua orang tua masing-masing.

Gracia dan pasangannya dikeluarkan dari sekolah karena dianggap menyesatkan. Gracia langsung diasingkan oleh teman-temannya, dan hubungan dengan pasangannya pada saat itu dipaksa harus berpisah.

Ia patah hati. Patah se patah-patahnya. Keluar masuk rumah sakit karena keadaan tubuhnya lemah. Tak mau makan, minum, bahkan keluar kamar. Pada saat di rumah sakit, ia melakukan percobaan bunuh diri dengan memotong nadinya.

Bersyukur, suster rumah sakit sedang melakukan kunjungan ke kamarnya, jadi percobaan itu gagal dilakukan.

Selama 6 bulan gracia merasakan titik terendah dalam hidupnya. Ia seperti tak punya semangat hidup. Tubuhnya kurus kering, rambutnya rontok, dan kantung mata yang sangat hitam.

Semenjak saat itu, mama papa gracia tak mau mengulangi kesalahan yang sama. Ia berjanji akan merestukan siapapun yang akan dijadikan pacar oleh gracia.

"Papa mau merestui shani dan gracia?"

"Mau bagaimana lagi. Papa gak mau kehilangan gracia. Lagipula shani baik, pintar, gracia juga hidupnya jadi lebih baik semenjak ada shani"

"Mama juga sebenarnya sayang banget sama shani. Mama suka cara berpikirnya yang sangat dewasa."

"Jadi keputusannya kita merestui mereka ya mam?

"Iya pap" mama sambil memeluk papa. Lalu papa mencium kening mama.

Shani yang sedang ingin menggembok pintu depan tak sengaja mendengar seluruh pembicaraan mama dan papa. Shani merasa lega walaupun di awalnya ia merasa takut ia akan dipisahkan oleh gadisnya.

"Aku akan terus sama kamu gre. Aku janji aku gak akan ninggalin kamu. Bodoh banget aku kalo sampe ninggalin kamu." Gumam shani dalam hati sambil berjalan menuju kamar gadisnya.


Aku terjerumus dalam dosa yang diam diam aku nikmati.
Melawan taat demi melepas hasrat denganmu.
Aku memujamu melebihi penciptaku
-shani-

WHY? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang