Setelah para tamu pulang, gracia dan shani bergegas mandi. Mereka tidak mandi bersama, tapi bergantian.
Gracia mandi terlebih dahulu, sedangkan shani beres-beres apartemennya. Saat gracia sudah selesai mandi, shani masuk kamar mandi lalu gracia mencuci piring.
Setelah apartemennya rapi dan keduanya sudah mandi, mereka tiduran di kasur.
"Gak nyangka hari ini bakalan terjadi" gracia menghela napas
"Me too" shani memejamkan mata.
Keduanya hanya tiduran tanpa bicara apa-apa. Saat mata shani masih terpejam, gracia ngusel ke leher shani membuat shani merasa kegelian.
"Geli ge" shani menjauhkan lehernya.
"Ihh jangan ngejauh aku mau ngusel" gracia makin merapatlan kepalanya ke leher shani.
Shani pasrah dengan kebiasaan gracia sebelum tidur. Bukannya shani gak mau gracia ngusel, tapi shani takut turn on. Ia takut bikin gracia pingsan, makanya ia berencana menundanya sampai besok pagi.
Ternyata yang ada di pikiran gracia berbeda dengan yang di pikiran shani. Gracia sengaja ngusel biar shani turn on. Gracia memberi kode sedangkan yang dikasih kode malah gak peka.
Gracia kesal.
Pelan-pelan gracia menjilat sedikit leher shani. Shani padahal sudah mulai tertidur. Gracia melihat tak ada pergerakan dari shani. "Ah mungkin gak kerasa" pikirnya.
Gracia mulai lagi menjilati leher shani, menyesap sedikit dan agak sedikit digigit.
"Ssshhh....mmmhhh.... ge please jangan sekarang" erang shani.
"Kenapa? Takut kamu gak kuat sama serangan aku? Bisik gracia lalu menjilat telinga shani.
"Aku takut kamu pingsan karena aku" shani langsung segar dan menatap gracia
"Aku gak takut" tantang gracia sambil mengecup hidung shani"
Dari hidung, turun ke bibir. Kedua tangannya sibuk membuka pakaian shani dan membuat shani telanjang bulat. Setelah shani telanjang, gracia memeras payudara shani, memainkan putingnya, mencubit-cubit putingnya.
Sementara lututnya menekan-nekan vagina basah shani. Ia gesek-gesek lututnya dangan brutal, kedua tangannya memeras, memilin dan mencubit puting shani dan mulutnya bergulat dengan mulut shani
Gracia tak membiarkan 3 titik kenikmatan dianggurkan begitu saja.
"Berani kamu sama aku?" Shani melepaskan bibirnya
"Gak pernah takut sama kamu. Mulai sekarang kamu yang ada dalam kungkunganku." Gracia mengeluarkan senyum liciknya.
Setelah gracia puas dengan bibir shani, ia turun ke payudara shani. Sebelah kanan ia mainkan puting dengan lidahnya, sebelah kiri ia mainkan dengan jemarinya.
Ia buat pola lingkaran dengan lidahnya pada puting shani membuat shani mengerang keenakan. Sementara jari tangannya menekan-nekan puting shani lalu ia buat pola putar pada putingnya, lalu ia menggenggam seluruh payudara shani dan menampar kecil.
"Shitt..... aahhhhhh...... mmmpppppphhhhh
Ooouuuuchhhhh... geeeeeeeeeeee.... aaahhhhhhh!!!!!!" Shani mengerang keenakan sambil menaikkan pinggangnya.Gracia lanjut menjilati seluruh perut dan pinggang shani. Tangannya sambil menggenggam payudara shani.
Tubuh shani menggelinjang keenakan. Saat gracia mulai menjilati selangkangannya, tiba-tiba wajah gracia disembur cairan kenikmatan shani.
"Sayang... belum apa-apa udah disembur aja." Gracia senyum kegirangan.
Ia melanjutkan aktivitas.
Gracia menjilati area pangkal paha, lalu membalikan badan shani, melanjutkan jilatannya ke area pantat."I love your ass!" Ia mengecup pantat shani lalu memukul dengan penuh hasrat.
Shani yang diperlakukan seperti itu hanya teriak mengeluarkan desahannya."I want you moan my name" bisik gracia
Gracia langsung memasukkan 2 jarinya ke lubang kenikmatan shani. Shani terlonjak kaget. Gracia mengulum puting shani sambil tangannya dengan cepat memporak porandakan lubang kenikmatan shani.
"Aaahhh... ge... please cukup. Jangan dikencengin lagiiiiii.......aaahh..... shit baby girl!!!!!!!" Shani meracau.
Gracia yang mendengar shani seperti itu pun tak mengindahkan keinginan shani. Ia juatru malah makin turn on mendengar shani begitu.
Tak lama kemudian ia merasa jarinya seperti dihisap oleh kemaluan shani, pertanda shani ingin menyemburkan cairan kenikmatannya lagi. Gracia dengan cekatan mempercepat gerakan tangannya
"Crooott.... hmmmpppphhh...... shiit!!!!!!! Oouugghhhh mmmpphhhhh" shani kejang-kejang sambil mengangkat pinggangnya.
"Kamu belum teriakin nama aku sayang. Jadi tandanya aku harus bikin kamu teriakin namaku" gracia makin semangat. Napsu dalam dirinya makin berkobar melihat shani mandi keringat dan wajah lemas shani.
Tanpa shani tau, gracia memasukkan dildo yang bisa bergetar ke dalam liang kenikmatan shani. Gracia membeli dildo yang bisa dipakai di 2 sisi. Shani memakai sisi yang satu, sedangkan gracia juga memakai sisi yang satunya lagi.
Suara desahan keduanya terdengar seperti melodi yang indah. Gracia menggerakan pinggangnya maju mundur, dildo yang mereka pakai juga bergerak maju mundur membuat shani mengerang keenakan.
"Ge please... aku udah lemes bangeeeeeettttt ooouuhhhh shitt!!! Baby girl liat aja pembalasanku" mata, wajah dan badan shani merah akibat adrenalin dan serangan bertubi-tubi dari gracia.
Gracia mencabut dildonya, meminta shani untuk menungging. Shani hanya pasrah menuruti kemauan gracia.
Gracia memasukkan dildo dari belakang. Gracia juga tak lupa memasukkan dildo ke dalam lubang kenikmatannya. Lalu ia memperagakan gaya doggy style.
Genjotan gracia makin lama makin tak masuk akal buat shani. Makin cepat dan makin dalam. Shani merasakan kenikmatan yang tiada tara, begitu pun gracia.
"Ooouuhhh shiiit!!!!!! Graciaaaaaaaaa gre..... sayaaang please!!!!!! Ooouuhh fuck yeahhhh"
Shani melakukan posisi sujud karena ia sudah tak kuat. Gracia yang melihat shani terkapar seperti itu justru malah lebih mengayunkan pinggangnya membuat shani teriak.
"Aaaaaaaahhhh..... graciaaaaaaaaaaa sayaaang pleaseeee...... shiiitt!!!!! "
Sudah beberapa kali ia menyemburkan cairan kenikmatan namun masih dihajar oleh graccia. Gracia juga sudah mengeluarkan cairan beberapa kali, namun napsunya masih sangat membara karena shani meneriakan namanya.
Gracia memposisikan shani untuk tidur terlentang, kemudian ia hisap cairan kenikmatan shani. Ia memainkan lidahnya di klitoris shani sedangkan liang kenikmatannya masih menancap dildo yang tadi dipasang gracia.
Shani menjambak rambut gracia. Gracia masih setia memainkan lidahnya di klitoris shani. Gracia memegang dildonya kemudian memasukannya lagi ke dalam kemaluannya.
Ia menggenjot kasar pinggulnya sambil melihat wajah shani yang makin lama makin menggoda.
Setelah setengah jam berlalu, akhirnya gracia mencabut dildonya karena keduanya sama-sama tak punya tenaga. Napsu gracia sebenarnya belum turun, tapi fisiknya sudah tak mampu.
"Kamu gila ya. Mau bunuh aku?? Sumpah ge. Aku sampe keabisan kata-kata" shani bicara dengan mata yang memejam.
"Maaf sayang. Muka kamu itu loh. Udah kaya bensin. Bikin api yang di dalam diriku berkobar. Tapi enak gak sayang?" Gracia melihat ke arah shani yang sedang memejamkan mata.
"Enak banget sayaaang.. gila banget kamu. Sumpah!!!!"
Gracia hanya tertawa kecil.
Gracia tertidur dengan tangan dan kakinya yang terbuka lebar dan dalam keadaan naked."Awas ya besok pagi. Aku akan bikin kamu bener-bener pingsan!!!" Shani tersenyum smirk.
Selamat malam jumat!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? [END]
Roman d'amourbaca aja. Hasil halu karena gabut cerita ini adalah hasil khayalan semata. jangan dibawa ke RL