13

2K 171 1
                                    

Keesokan harinya, di pagi hari yang cerah ini, keluarga Harlan sedang menikmati sarapan. Papa gracia ternyata juga sekalian memberikan pemberitahuan yang cukup mengejutkan untuk gracia.

Papa memberitahu bahwa ia akan dimutasi ke kantor cabang yang ada di Bali. Mama gracia sangat bucin ke suaminya hingga ia memaksa untuk ikut suaminya ke Bali.

"Cia, kamu disini sendiri gapapa kan? Kamu jagain kos disini, kamu kerja disini?" Tanya mama sonya

"Yang bener aja deh. Aku anak sati-satunya malah ditinggal sama kalian. Gimana deh" protes gracia ke orang tuanya.

"Ya abis mau gimana. Mama gak mau ninggalin papa sendiri disana. Kamu kan tau mama ga bisa tidur kalo ga ada papa"

"Ya aku juga gimana? Aku gak mau tinggal di rumah ini sendiri. Mama kan tau aku penakut"

"Ya kamu ajak aja shani tinggal disini. Gak usah bayar sewa. Sekalian shani jagain kamu disini" ucap papa tiba-tiba

"Nah tuh bener kata papa. Yaudah nih sekarang mama mau ke kosan cek kamar sekalian ngomong sama shani." Mama siap-siap berangkat ke kosannya.

Setelah sampai kosan dan mengecek salah satu kamar yang ditinggal penghuninya beberapa hari lalu, mama sonya pergi menuju kamar shani.

"Shani" tok..tok..tok

Beberapa kali mama sonya mengetuk pintu kamar shani.

"Eh tante, ada apa tan?" Shani menyapa dari belakang sonya.

"Eh kirain didalem kamu. Mau ada yang tante omongin ke kamu"

"Iya aku abis ambil laundry tadi, yuk tante silahkan masuk. Maaf kamarnya berantakan." Shani sambil membukakan pintu kamarnya.

"Silahkan duduk tante"

"Mananya yang berantakan. Ini mah rapi banget. Beda banget sama kamarnya gracia yang kaya kandang babi" sambil duduk di karpet

Shani tertawa kecil

Mama sonya menceritakan apa yang sudah direncanakan keluarganya tadi pagi.

"Gimana? Kamu mau kan ya? Tante mohon"

"Tanpa tante suruh aku mau kok jaga gracia sepenuh hati" gimam shani dalam hati

"Aku sih mau aja tante. Tapi nanti gracianya nyaman gak kalau tinggal sama aku?

"Gampang itu nanti tante yang urus. Yang penting kamu mau aja tante udah seneng banget. Makasih ya shani" sambil mengelus punggung tangan shani.

"Iya tante sama-sama"

Kemudian mama sonya pulang. Saat mama sonya sampai dirumah,

"Gimana ma? Mbak shani mau gak?" Gracia menghampiri mamanya yang masih di depan pintu.

"Yes!!!!! Akhirnya aku bisa berduaan terus sama mbak shaneeku" gumamnya dalam hati sambil menyembunyikan senyum merekahnya.

"Mama sama papa kapan berangkat? Besok?"

"Kenapa emang kamu mau mama sama papa buru-buru berangkat? Ucap papa

"Aku cuma nanya aja kok" padahal dalam hatinya "Cepetan berangkat aku udah gak sabar tidur bareng mbak shani lagi" sambil senyum-senyum sendiri.

"Papa berangkat bulan depan." Ucap papa sambil masuk ke kamar.

Keesokan harinya, gracia mendatangi kamar kosan shani karena shani memintanya untuk datang.

"Masuk aja langsung ge. Aku lagi mandi" teriak dari dalam kamar.

"Kok panggil aku ge sih mbak?" Langsung masuk dan tiduran di kasur shani sambil mengeluarkan hpnya.

"Gapapa. Aku pengen manggil kamu beda aja. Biar spesial." Shani yang tadinya di kamar mandi, langsung keluar dan menuju lemarinya.

"Hahahha ada-ada aja"

"Matamu ke hp terus dulu aja ya, aku mau pake baju dulu" sambil membuka lemari.

Gracia yang dilarang seperti itu malah penasaran dan melirik shani yang sedang memakai baju. Ia memperhatikan shani dari ekor matanya.

Ia menelan salivanya kasar saat melihat punggung mulus shani, paha putih shani, bentuk tubuh indah yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Gracia melihat shani memakai pakaian dalam bagaikan slowmotion. Pakaian dalam yang shani pakai berwarna hitam terlihat sangat sexy di mata gracia.

Gracia merasa waktu begitu lambat. Jantungnya berdetak cepat seperti habis lari 5k. Napas gracia tak beraturan melihat shani balik badan dan terlihat belahan dadanya yang basah terkena air yang masih mengalir dari rambutnya.

"Badannya mau aku handukin lagi gak mbak?" Gumam gracia dalam hati.

WHY? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang