Gracia langsung bangun dari tempat tidur shani, menghampiri shani lalu mengeringkan tubuh shani.
"Ge, sekalian disini" menunjuk dadanya.
Gracia langsung mengarahkan tangannya ke arah yang ditunjuk shani. Awalnya ia hanya mengeringkan, tetapi tangannya yang nakal malah sengaja meremas sedikit dua gumpalan itu.
"Ahh ge... terus hmmpphh... hahh...." berbisik di telinga gracia.
Gracia makin meremas gumpalan itu sambil memainkan puting shani. Ia mencubit pelan puting shani yang membuat shani semakin mendesah keras.
Ahhh... ge..
Ouhh... iyaaa.. gituu...
Hmmm.... ouhhh.... fuck.... yeah...."Ge... gracia..."
"GRACIA!!!!" teriak shani
"Kamu kenapa ngelamun?" Shani duduk di samping gracia sudah memakai kaos oversize dan celana pendek se paha. (Kalau shani berdiri kayak gak keliatan pake celana)
"Mikirin apaan sih ampe gak denger aku panggilin daritadi?" Sambil mengelus kepala gracia
"Gapapa mbak, aku cuma kepikiran aja mama sama papa pergi" bohongnya. Padahal gracia sedang menahan hasrat yang ia pendam. Vaginanya berkedut kencang gara-gara khayalannya tadi.
"Jangan khawatir dan jangan takut. Aku bakalan nemenin kamu kok. Aku juga udah janji sama mama kamu buat jagain kamu dirumah." Shani tersenyum manis menghadap gracia yang sedang tiduran.
"Oh iya aku mau kasih kamu ini" sambil menunjukkan bungkusan kotak kecil
"Apaan nih?" Gracia langsung duduk menghadap shani.
"Buka aja"
Gracia langsung membuka kotak hadiah dari shani.
"Mbak shani, ini kan mahal" gracia menatap kagum hadiahnya.
"Ya lumayan sih, tapi gapapa lah kan buat orang yang spesial juga." Sambil mencubit pipi gracia
"Sini aku pakein" shani langsung mengambil cincin dari kotaknya lalu memasangkan ke jari manis tangan kanan gracia.
"Nikah sama aku, ya?" Ucap shani sambil menatap mata gracia.
Gracia merasakan ribuan kupu-kupu keluar dari dalam perut dan dadanya. Ia merasakan desiran aneh yang belum pernah ia rasakan.
"Gak deng, canda hahahahaha. Ini hadiah spesial karena kamu pinter banget selesain kuliah 3,5 tahun." Shani sambil tersenyum dan mengacak-acak rambut gracia.
Gracia yang diperlakukan seperti itu pun tak bisa berkata apa-apa.
"Hatiku kenapa ya" gumam gracia dalam hati.
Satu bulan kemudian
Shani dan gracia mengantar mama dan papanya ke bandara.
"Shani, mama titip gracia ya"
"Papa juga titip gracia ya. Kalian berdua hati2 disini. Jangan lupa kunci pintu dan gembok pager tiap malem"
Mama dan papa gracia pamit meninggalkan gracia dan shani.
"Cia kamu hemat-hemat. Jangan boros-boros ya. Jangan bawa pacar masuk rumah. Awas kamu ya kalo mama dapet aduan dafi tetangga kalo kamu masukin pacar kerumah. Bwrlaku juga buat shani." Mama sonya menasehati gracia dan shani
"Cia. Papa percaya sama kamu kalo kamu gak macem-macem disini." Papa sambil memeluk gracia.
Gracia memeluk mama dan papanya sangat erat.
"Aaaahh aku bakalan kangen banget sama mama, papa. Kabarin ya kalo udah sampe." Menahan tangisnya gracia menyembunyikan wajahnya dari mama, papa dan shani.
"Iya pasti kita kabarin. Yaudah sana kalian pulang. Kita juga udah mau boarding. Hati-hati pulangnya. Kabarin juga kalau sudah sampai rumah" papa gracia memeluk gracia lagi.
Lalu gracia dan shani meninggalkan bandara menggunakan taksi.
Sudah pukul 9 malam. Gracia dan shani sedang makan malam di rumah gracia. Shani masak nasi goreng mata sapi kesukaan gracia.
"Duhh istriku pinter masak nih, aku jadi makan rumahan terus nih kalo dimasakin terus kaya gini" ledek gracia sambil mengambil piring.
"Idihh alay" sambil mencubit lengan gracia gemas.
"Aahh kenapa gua seneng banget sih diledek gini sama tu bocil" shani menahan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? [END]
Romancebaca aja. Hasil halu karena gabut cerita ini adalah hasil khayalan semata. jangan dibawa ke RL