Feni dan sisca akhirnya sampai di rumah gracia. Mereka sudah kenal shani, tapi belum tau kalau gracia dan shani berpacaran. Gracia dan shani sudah sepakat untuk merahasiakan hubungan mereka.
Seperti kebiasaan, feni dan sisca kerumah gracia hanya untuk menumpang nonton film. Mereka menagih janji gracia untuk menonton film handmaiden.
"Gimana, lu udah dapet kan filmnya?" Sisca sambil makan cemilan yang disediakan
"Iya. Ada kan? Yuk nonton langsung!!!" Feni mengambil posisi tiduran di karpet.
"Ada. Flashdisk udah gua colokin tinggal di play aja" gracia tiduran di sofa dengan paha shani sebagai bantalnya.
Feni dan sisca berada di bawah sedangkan gracia di belakang mereka tiduran di sofa bersama shani.
Adegan demi adegan mereka tonton dengan serius. Termasuk adegan having sex yang membuat keempat orang ini diam tanpa kata.
Gracia merasakan gerakan tak karuan dari shani. Ia merasakan napas shani yang tak beraturan. Mata shani masih terpaku ke layar tv sedangkan gracia sedang memikirkan cara untuk tidak berbuat khilaf.
Makin lama adegan makin panas. Feni dan sisca menonton tak berkedip. Tanpa mereka sadari, feni dan sisca berpegangan tangan dengan erat. Sebenarnya feni dan sisca saling suka tapi tak ada yang berani mengungkapkan.
Gracia dengan sengaja menggerak-gerakan kepalanya di paha shani yang membuat shani merasa geli-geli enak sampai tanpa sadar shani membuka sedikit pahanya.
Gracia mencium harum-harum sabun sirih yang dipakai shani untuk membersihkan kemaluannya dicampur harum kewanitaannya yang tiba-tiba merebak karena shani mulai basah.
Shani merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan. Pahanya dijilat lembut oleh gracia. Ia ingin menolak tapi terbuai juga dengan permainan lidah gracia yang sangat memabukan. Shani menahan desahnya.
Saat gracia ingin melakukan hal lebih, ia kaget karena payudaranya diremas oleh shani. Ia menahan desahannya lalu membalikan badannya jadi menghadap ke tv agar tangan shani bisa nyaman memegang payudaranya.
Mata gracia memejam keenakan. Ia masih menutup rapat mulutnya agar desahannya tak keluar. Namun sepandai-pandainya gracia menahan desahan akhirnya lepas juga.
"Aahh..." desah gracia
Ia keceplosan mendesah gara-gara tangan shani menerobos masuk lewat punggungnya, masuk ke dalam kaos dan bra nya hingga akhirnya tangan shani meraba puting gracia yang sudah mengeras.
Shani memutar-mutar dan menjepit puting gracia dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Feni dan sisca langsung menengok ke belakang, ke arah gracia. Beruntungnya, tangan shani sudah tak memegang organ kenikmatan gracia.
"Napa lu?" Feni menatap curiga
"Gapapa gua cuma mecah suasana canggung aja" ucap gracia berusaha tenang.
Sementara shani sang tersangka justru malah pura-pura tak melakukan apapun.
Gracia langsung duduk menyamakan posisinya dengan duduk shani.
"Kamu bangunin hasrat aku. Jangan harap kamu bisa lepas dari cengkraman aku" bisik gracia
"Yakin? Aku duluan yang akan bikin kamu gak bisa jalan" shani balik berbisik ke gracia sambil mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum.
Setelah menonton film yang sangat membangkitkan gairah, akhirnya feni dan sisca segera pulang.
Gracia mengantarkan mereka ke gerbang dan mengunci pintu. Sementara shani masuk ke kamar gracia untuk berganti baju dan memakai parfum.
"Semoga gak diganggu kurir paket lagi" gracia langsung masuk ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? [END]
Romancebaca aja. Hasil halu karena gabut cerita ini adalah hasil khayalan semata. jangan dibawa ke RL