Shani terbangun pukul 2 dinihari karena merasakan tangannya sangat pegal dan kebas. Ia melihat gracia sedang tidur pulas dengan tangan shani sebagai bantalnya.
Pelan-pelan ia menarik tangannya keluar dari kepala gracia. Gracia yang merasakan ada pergerakan pun tak sengaja terbangun.
"Maaf jadi bangunin kamu" shani mengusap pipi gracia.
"Aku yang harusnya minta maaf. Pasti tangan kamu pegel ya?" Gracia mengangkat kepalanya.
"Yaudah bobo lagi sayang"
"Jadi ga bisa bobo euy.."
"Hmmm... jadi kamu mau ngapain?"
"Liat-liat tiktok aja paling" gracia mengambil hp nya di nakas.
"Hmm gre"
"Ya?"
"Aku"
"Apa?"
"Ga jadi deh"
"Ck!! Kebiasaan! Apaan?!"
"Aku takut kamu maraah"
"Kalo kamu kaya gini malah bikin aku emosi mbak shaniku yang tersayang" gracia mencubit hidung shani
"Aku udah mikirin ini dari lama. Banyak banget pertimbangannya. Dan aku udah memutuskan."
"Apa?"
"Aku tau kamu tau perasaan aku ke kamu gimana. Dan kamu juga sering bilang kalo kamu sayang aku. Jadi...." shani diam sejenak menarik napas dalam-dalam.
"Jadi apa?"
"Kamu mau kan jadi pacar aku? Aku serius. Aku tau ini salah. Aku tau kedepannya kita gak bisa jalanin hidup dengan mudah." Shani diam sejenak. Ia turun dari kasur, menghadap gracia dan menarik tangan gracia.
"Kamu mau kan jadi pacar aku? Aku akan buktiin kalo aku serius sama kamu. Aku udah mikirin banyak hal. Termasuk tinggal di luar negri kalo emang kita gak bisa diterima disini. Aku sengaja apply sana sini nyari beasiswa ke luar negri. Seandainya aku dapet di jerman, atau belanda. Aku bisa bawa kamu kesana. Kita nikah." Shani menatap dalam mata gracia yang sedang berkaca-kaca.
"Aku serius sama kamu. Aku mau kita berjuang sama-sama demi kebahagiaan kita. Aku gak mau bahagia yang sedang aku rasakan saat ini hilang gitu aja. Seumur hidupku, aku baru ngerasain bahagia saat sama kamu gracia harlan. Aku tau aku egois. Tapi aku bener-bener ga mau kehilangan kamu. Aku kecanduan sama kamu" tangan kanannya menggenggam tangan gracia sementara tangan kirinya mengelus pipi kirinya gracia.
"Jadi pacarku ya. Aku akan buktiin kalo aku bisa treat kamu dengan baik." Sambil mengecup punggung tangan gracia.
"Aku gak tau kamu udah mikirin segininya buat kita."
Shani hanya tersenyum.
"Tapi maaf. Aku gak bisa" gracia menundukkan kepalanya.
Shani yang mendengar itu terkejut tak menyangka. Ternyata ia salah menilai gracia. Ia pikir gracia punya perasaan yang sama dengannya. Tapi ternyata tidak.
Hancur sudah hati shani menjadi serbuk pasir. Sudah bukan berkeping lagi. Shani menunduk tak kuat menatap mata gracia.
Hatinya sakit, pedih. Ia merasa kosong. Tak bisa lagi otaknya berpikir."Kenapa sekarang mbak? Kenapa?" Gracia bicara dengan agak keras.
Shani memejamkan matanya, mengatur napasnya, menahan tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? [END]
Romancebaca aja. Hasil halu karena gabut cerita ini adalah hasil khayalan semata. jangan dibawa ke RL