"Kenapa baru sekarang kamu nembak aku. Aku udah nunggu dari kemarin-kemarin. Kenapa baru sekarang mbak?!!!!!!" Gracia bicara kencang sambil tersenyum.
Shani yang tadinya menunduk langsung mengangkat kepalanya menghadap gracia. Gracia yang ditatap pun tersenyum melihat wajah shani yang kosong.
"Maksud kamu gimana?"
"Maksud aku, kenapa baru sekarang kamu nembaknya. Kelamaan. Aku udah nunggu banget kamu tembak. Kamunya ga ada pergerakan. Tadinya mau aku duluan yang ungkapin perasaan. Eh malah keduluan. Nyebelin." Gracia bicara sambil memegang kedua pipi shani yang masih berlutut di hadapannya. Ia langsung mengecup kening, kedua mata shani, hidung, lalu mengecup bibir shani.
"I love u sayang. Aku sayang banget sama pacar baru akuuuuuuuuuuuuuuuuuu" gracia mengangkat tubuh shani sampai gracia terlentang di kasur dan shani berada di atasnya.
"Kok diem aja sih mbak? Kamu maunya ditolak ya?" Gracia masih menatap wajah shani yang kosong.
"Jangan bengong aja nanti kesurupan." Mengecup bibir shani lagi.
"Kamu serius? Ini beneran? Kamu gak lagi bohong kan?" Kamu juga cinta sama aku?"
"Iya sayang... maaf ya tadi di awal aku ngomong gitu. Soalnya aku gemes banget kamu gak ada kemajuan samasekali dari kemarin. Padahal aku udah kode-kode." Gracia sambil mengelus wajah shani.
"Hiks..hiks..hiks..hiks.. huaaaaaaaaaaaaaaaa kamu jahat. Sumpah jahat banget ih hiks..hiks..hiks..." shani menangis di pundak gracia.
"Hei kok malah nangis sih?" Gracia mengelus-elus punggung shani
"Aku sayang kamu"
"Aku juga sayang kamuu shaneeku" gracia mengecup kening shani lama.
"Bentar sayang, minggir dulu dong aku mau pipis" gracia mendorong bahu shani
"Ga mau"
"Ih aku kebelet"
"Ga mau. Aku gak mau ditinggalin kamu"
"Ya Tuhan aku mau pipis doang loh"
"Ikut"
"Manja banget pacar aku.... gemes ih. Jangan gemes-gemes nanti aku khilaf" gracia masih berusaha menyingkirkan shani.
"Sayang please minggir dulu nanti aku ngompol"
"Ikut"
"Yaudah ayo ikut"
Akhirnya mereka berdua menuju kamar mandi. Gracia yang berjalan duluan langsung masuk ke kamar mandi lalu mengunci pintunya. Shani tetap setia menunggu wanitanya keluar dari kamar mandi.
Pada saat gracia sudah keluar dari kamar mandi, shani langsung memeluk gracia lagi.
"Kemanapun kamu pokoknya aku ikut" shani memeluk gracia dari belakang dan mengikuti gracia kemanapun.
Shani tak melepaskan pelukannya sedikitpun. Shani mengikuti gracia ke kamarnya, mereka berdua tiduran di kasur sambil berpelukan.
"Ini kamu gak ada niat buat ngelepasin aku? Aku gerah sumpah"
"Nyalain ac"
"Yaudah tolong ambilin remotenya ada di nakas sebelah kamu"
"Ga mau lepasin kamu"
"Ya ampun sayang bentar doang. Abis tu kamu peluk aku lagi gapapa"
"Gamau. Kamu aja ambil"
"Kamunya masih kaya gini gimana aku mau ambilnya?"
"Ya usaha dong"
Gracia membuka napas kasar. Ia baru kali ini diperlakukan shani sebegitunya. Ia baru tau kalau shani semenyebalkan ini.
"Yaudah aku ambil"
Tubuh gracia melewati tubuh shani. Shani masi terlentang namun gracia merangkak ke arah samping shani untuk mengambil remote ac.
Saat gracia sudah berhasil mengambil dan menyalakan ac nya, shani menekan tubuh gracia hingga gracia jatuh di atas tubuh shani.
Wajah mereka hanya berjarak 1cm. Shani mengecup lembut bibir gracia. Memagut bibir gracia, ia sesap bibir gracia mulai dari bibir bawah, bibir atas.
Gracia juga membalas ciuman shani. Gracia membuka sedikit matanya untuk menatap wanitanya yang sedang menikmati bibirnya sambil memejamkan mata.
Lama-lama ciuman itu semakin menuntut. Shani dengan ganas membalikan posisi. Sekarang ia di atas, sedangkan gracia dibawah.
Gracia melepaskan ciumannya karena ia susah bernapas.
"Kamu ganas banget. Napsu banget kamu ya sama aku?" Gracia mengusap bibir shani
"Aku kecanduan sama bibir kamu. Maaf ya gara-gara aku jadi bengkak gini bibir kamu" sambil mengusap bibir gracia
"Aku juga suka bibir kamu. Persiapkan diri kamu ya sayang mulai saat ini akan ada serangan tiba-tiba dari aku" gracia menunjukan muka nakalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? [END]
Romancebaca aja. Hasil halu karena gabut cerita ini adalah hasil khayalan semata. jangan dibawa ke RL