WHY? [END]

33

Tibalah hari dimana shani dan gracia akan berangkat ke belanda. Mama, papa, ibu shani dan oki berkumpul di bandara untuk melepas anak mereka.

Shani berpelukan erat kepada ibunya dan meminta doa agar perjalanannya selamat dan agar pernikahannya dilancarkan.

Begitu pula dengan gracia. Gracia tak menyangka hari ini akan tiba juga. Ia senang sekaligus sedih. Ia senang bahwa pernikahannya akan berlangsung sebentar lagi, namun sedih karena kedua orang tuanya tidak bisa hadir pada saat mereka menikah.

Pada saat shani dan gracia sudah berada di dalam pesawat, gracia terlihat gelisah.

Shani menggenggam tangan gracia "are u okay?"

"Im okay" gracia tersenyum ke shani lalu menyandarkan kepalanya di bahu shani.

"Sayang, aku daripada nganggur disana mendingan aku buka usaha aja kali ya?" Gracia membuka pembicaraan.

"Usaha apa sayang?"

"Jastip gitu"

"Ya terserah, kamu jangan terlalu capek tapi. Dan jangan bikin aku khawatir" shani mengecup kepala gracia.

Setelah melalui perjalanan panjang,  akhirnya mereka tiba di apartemen dekat kampus shani. Mereka beberes sebentar, lalu melakukan video call ke orang tua mereka masing-masing.

Mereka juga mempersiapkan dokumen-dokumen penting. Shani menyiapkan dokumen-dokumen untuk kuliahnya sedangkan gracia menyiapkan dokumen- dokumen untuk pernikahannya.

Setelah semua siap dan beres mereka bergegas untuk tidur karena kelelahan dan jetlag.

Keesokan paginya shani bangun terlebih dahulu. Ia membangunkan gracia untuk sama-sama mencari sarapan.

Pagi hari di negri orang, suasana, cuaca, hawa, pemandangan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Mereka terlihat antusias berjalan-jalan, berfoto, dan bermesraan di muka umum.

Tak terasa sudah 3 bulan mereka di belanda. Shani sibuk dengan kuliahmya sementara gracia sibuk dengan pernikahannya. Bukannya shani tak mau membantu gracia untuk mengurusi pernikahannya, tetapi gracialah yang ingin shani tetap fokus pada kuliahnya.

H-7 pernikahan, shani dan gracia melakukan fitting di sebuah butik sederhana yang pemiliknya ternyata adalah orang indonesia yang juga sama seperti mereka. Tinggal di belanda karena punya hubungan sesama jenis.

Mereka banyak bertukar cerita. Dari cerita yang menyedihkan sampai yang menyenangkan. Pada saat mereka mencoba gaun pengantinnya. Gracia tiba-tiba menangis karena terharu.

"Hey kamu kenapa nangis sayang?" Shani mengusap bahu gracia khawatir

"Gapapa aku terharu aja. Aku gak nyangka bentar lagi kita nikah" gracia senum.

Shani yang mendengar itu langsung memeluk calon istrinya.

"Aku seneng banget kita sampai di titik ini. Aku gak sabar buat ucapin janji ke tuhan di depan kamu" shani tersenyum dan menatap dalam gracia.

Gracia yang diperlakukan seperti itu pun langsung memeluk shani erat

Hari yang ditunggu telah tiba. Shani dan gracia memakai gaun bernuansa putih. Pernikahan mereka hanya dihadiri oleh designer gaun mereka. Kedua orang tua mereka tidak bisa hadir karena keterbatasan biaya, namun mereka menontonnya lewat zoom. Anin, feni dan sisca juga menonton mereka lewat zoom.

Setelah mereka mengucap janji suci, mereka langsung pulang dan merayakan kecil-kecilan dan sederhana di apartemennya.

Shani dan gracia terlihat sangat bahagia. Mereka adalah pasangan yang paling bahagia di dunia ini.

Setelah designer gaun mereka pulang dari apartemen shani, gracia langsung lompat ke pelukan shani.

"Sayang tiba-tiba lompat gini. Untung aku bisa nangkepnya" hidung shani digerakan ke hidung gracia.

"I love u"

"Love u more istri bocilku" shani mengecup lembut bibir gracia"

Malam ini malam yang panjang untuk mereka berdua karena akhirnya mereka melakukan hubungan intim dengan keadaan sudah menikah.

Tamat

Terima kasih sudah membaca dari awal sampai akhir. Maaf banyak typo dan ceritanya gak jelas. Next story akan lebih matang dari cerita ini. Terima kasih semua. Tungguin ceritaku yang baru ya...
Cerita yang baru masih tentang Shania Gracia Harlan dan Sean Putra Natio. Ditunggu yaa 🥰🥰