18

2K 188 11
                                    

Shani dan gracia masih saja serius menonton film. Adegan demi adegan ia tonton secara seksama.

Tibalah adegan lanjutan dari adegan si pelayan mempraktikan hubungan badan dengan ratu. Adegan dilakukan secara real tanpa sensor. Membuat seluruh tubuh oara pemain terpampang nyata.

Desahannya, lekukan badannya, ekspresinya, emosinya, keringatnya, terekam jelas di film tersebut.

Tanpa shani sadari, gracia sedaritadi melihat adegan tersebut tanpa berkedip dan dengan mulut yang sedikit terbuka. Ia terpukau dengan adegan tersebut.

Setelah film selesai, mereka bukannya tenang malah tegang. Pasalnya, di ending film tersebut terpampang kembali adegan bercinta.

"Mbak, udah pernah ciuman belum?" Gracia mencoba memecah keheningan.

"Udah sih. Kalo sama cewek belum tapi." Kamu udah?

"Belum samasekali" gracia sambil mencabut flashdisknya dan menyimpannya di kamar.

"Masa iya? Lah sama pacarmu kemarin?"

"Belum. Dia baru nyium di pipi, kening, ujung bibir" gracia sambil duduk lagi di samping shani.

Gracia sengaja tiduran di paha shani menghadap perut shani sambil melingkarkan tangannya di pinggang shani.

"Affh iyyh????" Sambil mengelus kepala gracia yang sedang mode manja.

"Alay bgt sumpah" 

Niatnya gracia ingin mencubit perut shani namun tangannya salah sasaran. Gracia malah mencubit payudara shani.

"Mesum ih bocil. Nyubit2 tt orang" reflek shani menjitak kepala gracia

"Maaf banget mbak shani. Aku gak sengaja. Sumpah lah" gracia langsung bangun dari pangkuan shani.

Shani hanya tersenyum

Gracia yang melihat senyuman shani seakan terhipnotis. Darahnya berdesir sangat deras. Jantungnya pun berdetak tak berirama.

Gracia menatap dalam mata shani, lalu melihat bibir shani. Shani tau arah mata gracia kemana.

"Kamu mau coba bibir aku?" Goda shani.

Gracia yang ditanya seperti itu langsung pergi ke depan meninggalkan shani.

"Becanda gua keterlaluan ya?" Gumam shani

Gracia sebenarnya ke depan untuk menggembok pagar dan mengunci pintu. Setelah semua dilakukan, ia menghampiri shani dan langsung duduk di atas paha shani.

"Mbak, aku mau coba. Boleh?" Gracia memasang wajah serius dan menatap shani dalam.

Shani yang diperlakukan seperti itu oleh gracia hanya bisa terdiam dan badannya kaku.

"Mbak, aku butuh jawaban." Ucap gracia dengan serius.

Shani hanya menganggukan kepala.

Dengan cepat gracia mengecup bibir shani. Ia hanya mengecup dengan lama. Ia tak berani melakukan lebih dari ini.

Pada saat shani memulai membuka mulutnya,






"PERMISI PAKET"

WHY? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang