"Pelan-pelan makannya sayang"
"Aku udah gak sabar sayang"
"Ya terserahlah... paling nanti kamu yang kalah duluan" ucap shani santai
Gracia telah selesai makan, ia langsung mencuci piring lalu berlari ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Shani yang melihat itu pun langsung tertawa pelan sambil menggelengkan kepalanya.
Setelah makan shani mencuci piringnya dan bergegas untuk menyikat giginya.
Saat ia sampai di kamar, ia tak melihat ada gracia di kamar. Mencari kesana kemari namun tak ada juga sosoknya.
Tanpa shani ketahui, gracia mengambil beberapa es batu dari kulkas untuk disimpan di nakas kamar mereka.
Shani memutuskan untuk menunggunya di kamar. Pada saat ia akan menutup pintu kamarnya, terlihat gracia sedang menyeringai seperti kuyang yang ingin makan bayi.
"I wanna eat you today" gracia tersenyum nakal
"Coba aja kalo bisa" shani dengan nada mengintimidasi
Pada saat gracia akan mendorong shani ke kasur, shani duluan yang memeluk gracia lalu membalikan dan mendorong gracia ke arah kasur.
"Kamu gak kapok ya udah aku bikin gak bisa jalan?" Shani bicara di depan bibir gracia sehingga pada saat bicara bibirnya saling bersentuhan.
"Kamu mau apa dari aku?" Tanya shani
"I want all of you" gracia bicara di telinga shani sambil menggoda.
Shani langsung menggendong gracia ke tengah tempat tidur. Membuka satu persatu pakaian gracia dan hanya menyisakan cd nya saja.
Setelah shani hampir menelanjangi gracia, ia bangkit dari atas tubuh gracia untuk mengunci pintu kamarnya dan mengambil tali.
Ia mencium lembut bibir, wajah, dan leher gracia seraya tangannya memeras, memilin dan mencubit-cubit kecil puting gracia yang mengeras.
Pada saat shani lengah terhadap aksinya gara-gara ada yang menelfonnya, gracia langsung melempar hp shani hingga jatuh ke lantai. Gracia membalikan keadaan.
Gracia mencium kasar wajah, bibir, leher dan telinga shani. Ia gigit pelan telinga shani membuat shani mengerang.
Gracia membuka kasar kaos shani menyisakan bra dan celana dalam saja. Ia hirup aroma masakan sarapan tadi bercampur dengan aroma tubuhnya yang membuat gracia mabuk kepayang dari belahan dada shani.
Gracia melihat tali yang tadi shani ambil. Ia ber inisiatif untuk mengikat tangan shani di tiang ujung dipan.
Gracia masih menghirup aroma tubuh shani sambil tangannya membuka kaitan bra. Setelah bra nya terbuka, ia gelap mata langsung menyambar keduanya. Menggigit-gigit puting kanan shani, sedangkan puting kirinya dicubit-cubit oleh gracia.
"Oogghhh greee..... aahhhh.... hisap terus ge.... mmmpppphhhhh" tangan shani menekan kepala gracia.
Gracia melepaskan kulumannya berlanjut menjilati tubuhnya menuju ke perut. Ia menjilati seluruh permukaan perut shani membuat shani menggeliat kegelian.
"Kamu bener-bener harus aku iket ya biar anteng" gracia bicara dengan terengah-engah.
Gracia mengikat kedua tangan shani. Setelah tangan shani terikat, ia menjilati area ketiak, lalu turun ke pinggang. Tak putus jilatan gracia menelusuri tubuh indah shani sampai badan shani basah gara-gara gracia.
"Ge stop please. Ini geli banget." Shani frustasi.
Gracia yang mendengar itu hanya senyum. Lalu ia mengambil es batu yang ada di nakas mereka.
Gacia letakkan es batu di bibirnya, lalu ia arahkan es batu itu ke leher shani, turun lagi ke kedua puting shani, lalu berhenti di pusar.
"Oouuhh....mmmmmmppphhhhh.... aahhhh.... greeeeeeeee.... " shani melepas ikatannya dan segera menjambak rambut gracia karena tak tahan dengan permainan gracia.
Gracia mengikatkan kembali talinya, yang berada di atas shani. Iamembuka celana dalam shani yang sudah sangat basah. Pada saat hidungnya baru menyentuh klitoris shani, langsung ia disembur cairan shani.
"Aku belum ngapa-ngapain. Udah disembur aja" gracia tersenyum puas ke arah shani.
"Lanjutin please!! Aaaaahhhh..... gila ya kamu bikin aku kaya gini tanpa nyentuh itu aku" shani mengerang
Gracia tersenyum puas.
Dengan tangan masih terikat ke atas, shani memasrahkan tubuhnya kepada gracia. Ia membiarkan gadisnya melakukan apapun. Termasuk memasukkan sesuatu ke dalam vaginanya.
Gracia yang melihat shani pasrah semakin bringas. Ia ingin balas dendam atas kejadian-kejadian yang selalu membuatnya tak bisa jalan. Ia ingin shani merasakan hal itu.
Ia telan seluruh cairan yang baru saja disemburkan shani. Ia mainkan lidahnya ke dalam lubang kenikmatan shani.
Shani menjepit kepala gracia dengan kedua pahanya. Ia ingin sekali tangannya twrbebas dari ikatan agar bisa mendorong kepala gracia untuk lebih masuk ke dalam lubang kenikmatannya.
Kedua tangan gracia pun tak diam. Kedua tangannya memainkan puting dan memeras payudara shani.
Lama-lama satu tangan gracia turun ke arah kemaluan shani. Lidahnya masih setia mennilati klitoris shani sedangkan tangan kanannya dimasukkan ke dalam lubang kenikmatan shani tanpa izin.
"Aaahhhh.... gree sakit. Shit!!!! Lidahmuuuuu aaarrggghhhhhhhhh" shani teriak keenakan.
Gracia yang emdengar itu pun pelan-pelan menggerakkan telunjuknya maju mundur. Lidah dan tangannya tak hentimemberikan serangan atas bawah membuat shani melakukan pelepasanya yang entah sudah berapa kali.
Setelah gracia puas memainkan bawah shani, ia bergegas menduduki wajah shani. Shani yang mengerti pun langsung melahap kemaluan gracia dengan brutal.
Ia menggigit, menghisap, menarik sedikit klitoris gracia membuat gracia berteriak keenakan.
Lama-kelamaan ikatan shani terlepas dengan sendirinya. Kini tangannya leluasa memegang, memeras, mencubit, memilin puting gracia.
Saat gracia lengah karena keenakan, shani membalikan posisi dan melakukan kegiatan yang tadi gracia lakukan kepadanya. Sayangnya gracia tak tau kalau shani membawa vibrator.
Disaat gracia mendongak keenakan, saat itulah shani menekan dan memasukan vibrator ke dalam lubang kenikmatan gracia. Ia merasakan sensasi geli, seluruh tubuhnya panas dan mendidih sampai ke otak.
Vibratornya bergerak di dalamnya, sedangkan jari tangan shani menjepit dan menggoyangkan klitoris gracia.
Mulut shani sibuk menyusu di puting gracia, lalu lidahnya menjilat ke arah leher. Ia jilati semua keringat gracia yang berada di leher dan belakang lehernya.
Entah sudah berapa kali gracia menyemburkan cairan kenikmatannya gara-gara shani dan bantuan vibrator itu. Yang jelas gracia sudah tak mampu mengangkat tubuhnya sendiri.
Shani yang masih di posisi duduk di selangkangan gracia mengulurkan tangannya untuk membantu gracia bangkit.
Mereka melakukan gaya gunting sampai mereka mengeluarkan pelepasannya bersama.
Sudah tak ada tenaga lagi.
Mereka berdua mengatur napasnya yang terengah-engah. Keringat mereka bercucuran, dan kasur bawah mereka basah seperti ketumpahan air se ember.Karena terlalu lelah dan efek bercinta, mereka tertidur dengan posisi gracia yang memeluk shani dan masih telanjang bulat.
Shani terbangun sebentar karena ia mendengar dengkuran gracia. Ia melihat gadisnya tidur dengan sangat tenang dan damai. Ia senyum kecil ke arah gracia dan membenarkan posisi tidurnya. Ia rapikan sedikit rambutnya yang menutupi wajah wanitanya.
"Aku sayang kamu gre. Sayang banget. Aku janji aku akan membuatmu tidur dengan tenang kaya gini setiap harinya." Shani mengecup kening gracia.
Huaaaaaaa nulis ini malah jd turn on sendirii 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😱😱😱😱😱😱
Udah cukup panjang kah?
Maaf ya bab sebelumnya kependekan huhuhuu...
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? [END]
Romancebaca aja. Hasil halu karena gabut cerita ini adalah hasil khayalan semata. jangan dibawa ke RL