PERMISI PAKET
Gracia keluar rumah untuk menghampiri kurir tersebut.
"Paket atas nama Kokom Jubaedah" kurir memberikan kotak kecil ke arah gracia
"Salah mas. Disini ga ada nama kokom jubaedah" gracia menolak paket tersebut.
"Ini alamat perum darusallam 3 no 2 kan ya?"
"Salah mas, ini no 20"
"Oh iya maaf mbak mengganggu waktunya. Kalo no 2 dimana ya mbak?" Sambil menaiki motornya.
"Di gang depan mas" menunjuk arah depan
"Makasih mbak. Permisi" kurir meninggalkan rumah gracia.
"Anjiiiiiiirrrrr!!!!!!!! Ga ada muka gua buat ketemu mbak shani!!!!! Tadi gua kenapa tolol banget sih" gracia mengutuki dirinya dan memukul- mukul kepalanya.
Sedangkan shani di dalam masih tak bisa berkata apa-apa. Ia masih shock atas kejadian barusan.
Gracia masuk ke dalam rumah dan melihat shani masih duduk di tempatnya.
"Mbak shani, maafin aku ya. Aku kebawa suasana banget. Aku khilaf." Gracia berlutut di hadapan shani.
"Aku juga minta maaf ya. Bukan sepenuhnya salah kamu kok. Aku juga tadi kebawa suasana. Maaf ya." Shani tersenyum tapi tak menatap mata gracia. Ia tak berani.
"Nanti jalan-jalan yuk" shani memecah keheningan.
"Kemana?"
"Ke mall aja. Sambil cari makan siang" sambil merapikan rambut depan gracia.
"Hmm... sebenernya aku mau masak sih" sambil berpindah duduk ke samping shani.
"Mau masak apa?" Shani mengelus punggung tangan gracia sambil senyum dan menatap gracia.
"Beef teriyaki"
"Bisa emang?"
"Bisa lah. Enak tau masakanku. Belum cobain sih"
"Yaudah iya. Yaudah sana masak"
"Temenin" menunjukan puppy eyesnya yang menggemaskan sambil memanyunkan bibir.
"Gemes banget sih. Jangan gemes-gemes nanti aku sayang." Shani mencubit pipi gembul gracia.
"Bukannya udah?" Gracia menjulurkan lidah meledek shani dan langsung pergi begitu saja meninggalkan shani.
Gracia tak tau bagaimana prosesnya ia sangat menyayangi shani. Namun ia masih bingung. Apakah ini wajar? Mengingat mereka sama-sama perempuan. Apa kata orang-orang nanti?
Ia ingin membuang rasa yang ada di hatinya, di sisi lain ia juga tak ingin membuang begitu saja kebahagiaan yang baru ia mulai dengan shani.
Shani tau bagaimana gracia mencintainya bukan sebagai kakak. Shani tau itu. Ia tidak buta. Begitu pula dengan gracia. Ia tau bahwa shani sangat mencintainya.
Hari demi hari mereka bercanda, tertawa bersama, melakukan aktivitas bersama. Suka duka mereka jalani bersama hingga tak terasa sudah 6 bulan mereka tinggal di rumah yang sama. Bahkan kamar yang sama.
Ya, sekarang shani dan gracia 1 kamar.
Namun tak ada status.
"Aku sayang mbak shani" gracia sambil tiduran memeluk shani. Tangan shani dijadikan bantal oleh gracia.
"Aku juga sayang kamu gre" shani memeluk dan mengecup kepala gracia.
"Kita ini apa mbak?"
Deg!!
Shani tak siap dengan pertanyaan gracia. Shani ingin sekali menjadikan gracia sebagai pacarnya. Namun banyak sekali hal yang ia pertimbangkan.
"Kamu maunya kita gimana?"
"Aku gak suka ya pertanyaan aku dijawab pertanyaan lagi"
Hening. Mereka berkutat dengan pikiran mereka masing-masing sampai mereka tertidur masih dengan posisi berpelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? [END]
Romancebaca aja. Hasil halu karena gabut cerita ini adalah hasil khayalan semata. jangan dibawa ke RL