12

2K 169 1
                                    

Waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa dua bulan sudah mereka saling mengenal. Keluarga gracia menyayangi shani dan sudah menganggap shani seperti anaknya karena shani sangat berperan penting dalam pembuatan skripsi gracia.

Perasaan keduanya juga tak bisa diartikan. Mereka senang saat bersama, saling cemburu ketika keduanya sedang didekati oleh pria.

Hari ini, gracia sedang sangat tegang. Saat ini adalah penentuan hasil dari belajarnya selama 3,5 tahun. Jantungnya berdebar dengan sangat kencang.

Gracia sedang menunggu di ruang tunggu sidang. Shani dengan sepenuh hati menemani dan menenangkan gracia.

"Aku yakin kamu bisa. Aku tau kamu" sambil menggenggam tangan gracia

"Duh aku takut banget sumpah deh. Tadi aja temen-temen aku keluar sidang pada nangis. Pertanyaanya susah-susah katanya." menggenggam tangan shani dengan sangat erat.

"No adikku sayang, please percaya sama aku. Kamuu tau banget isi skripsimu apa. Kamu tau banget. Semalem kita udah latihan kan. Dan kamu bisa jelasin itu. Aku yakin banget kamu bisa" sambil memegang ledua pipi gracia dan menatapnya sangat dalam.

Ditatap shani dengan dalam seperti itu, gracia merasa lebih tenang dan nyaman. Entah kenapa gracia sangat nyaman ketika shani menatapnya dan bilang sayang ke gracia. Meskipun ada embel-embel adik di depannya.

Tak lama, kenudian nama gracia dipanggil untuk masuk ke ruang sidang. Shani mengantarkan gracia ke depan pintu ruang sidanga sambil terus memegang tangan gracia.

"Semangat sayang. Aku tau kamu bisa" sambil tersenyum sangat manis dan mengacak rambut gracia.

"Makasih mbak shanee sayang" tersengum dan meonyongkan bibir seperti ingin mencium.

"Duh tadi degdegan gara-gara sidang. Sekarang degdegan gara-gara tu bidadari. Rambut yang diacak-acak hati gua yg berantakan. Aaaahhhh mamaaaaaaaaaa.........." teriak gracia dalam hati.

Satu jam telah berlalu. Gracia belum juga keluar dari ruang sidang. Shani mondar-mandir menunggu gracia keluar dari ruang sidang.

Tak lama kemudian mama dan papa gra ia datang ke kampus gracia. Mereka melihat shani yang cemas menunggu di depan pintu ruang sidang.

"Shan, gimana gracia?" Mama menepuk pundak shani

"Eh tante, om" shani salim kepada mereka berdua

"Gracia belum keluar om, tante. Udah sejam sih gracia di dalem. Paling bentar lagi keluar" sambil berdiri disamping mama dan papa gracia

Pintu ruang sidang terbuka. Gracia dengan senyuman yang sangat indah, merekah penuh kebahagiaan keluar dari ruang sidang.

"Mama papa aku lulus" gracia langsung memeluk mama dan papanya sambil melompat-lompat kegirangan.

Shani yang melihat adegan itu pun merasa bangga pada gracia sekaligus merasa iri. Pada saat sidang hanya ada anin yang selalu menemaninya. Shani tersenyum getir.

"Mbak shaneeeeee aku lulus" memeluk shani dengan erat dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh shani yang membuat gracia kecanduan.

"Selamat ya adikku sayang. Aku bilang apa. Kamu bisa kan. Kamu mampu" sambil mengusap kepala belakang gracia.

"Kita harus rayain ini. Ayo kita ke mall. Kita makan-makan" ajak papa gracia

"Ayooooooooooo. Tapi mbak shani ikut kan pa?"

"Terserah shani, mau ikut apa nggak" sambil melihat ke shani.

"Hmm maaf aku gak bisa ikut. Soalnya aku hari ini ada kegiatan" bicara sambil melihat papa gracia dan gracia.

"Yah mbak shani mah. Kan kita harus rayain bareng-bareng." Sambil mendorong pundak shani pelan.

"Iya shani, yuk ikut aja. Kamu kan juga sering banget bantu gracia buat selesain skripsinya" mama gracia sambil mengelus pundak shani

"Iya maaf om, tante, cia, aku gak bisa ikut dulu."

"Oh yaudah kalo ga bisa ya jangan dipaksa. Yaudah yuk kita keluar" papa gracia sambil menggandeng mama dan gracia keluar dari gedung kampus.

Saat sampai di parkiran

"Om, tante, cia, aku duluan ya"

"Iya shani hati-hati ya jangan kemaleman pulangnya" ucap mama gracia

"Yaudah hati-hati mbak shani" sambil muka memelas

Lalu shani langsung jalan keluar kampus gracia. Sebenarnya hari ini shani hanya ingin membeli hafiah untuk gracia. Ia ingin memberikan surprise untuk "adik" kesayangannya itu.

WHY? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang