11. Mantan?

10.6K 867 21
                                    

Bab ini lumayan panjang ya guys. Semoga kalian tidak kobam bacanya🙂

 Semoga kalian tidak kobam bacanya🙂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh, Agni anakku. Aku pikir kamu tidak akan datang menemuiku." Gideon merentangkan kedua tangannya menyambut Agni. "Kemari dan peluklah Pak Tua yang sangat merindukanmu ini."

Agni mendengus seraya berjalan masuk ke dalam pelukan Gideon.

"Aku bukan anakmu."

"Secara biologis memang bukan. Tapi kamu sudah kuanggap seperti anakku sendiri, seperti Kanaya."

"Bagaimana kabar Paman? Paman rajin minum obat, kan?" tanya Agni mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Tentu saja. Kalau aku sengaja melewatkan obatku, pasti Kanaya akan mengomeliku habis-habisan." Gideon tertawa kecil. "Dia anak yang sangat protektif, kamu tahu itu kan?"

"Ya." Agni hanya mengangguk pelan. "Jadi, kenapa Paman memanggilku kemari?"

"Apakah aku harus punya alasan jika ingin bertemu denganmu?"

Agni terdiam menyadari adanya ekspresi kekecewaan di wajah tua Gideon.

"Kenapa? Sepertinya kamu tidak senang bertemu denganku. Apa mungkin lebih baik aku kembali saja ke Belanda?"

"Paman ini bicara apa sih? Tentu saja aku senang bertemu denganmu, hanya saja ..." Agni menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Hanya saja sebenarnya aku sudah ada rencana untuk beberapa hari ke depan."

Gideon hanya diam seraya menyesap teh panasnya dengan penuh khidmat. Agni dengan sabar menunggu pria itu untuk melanjutkan ucapannya.

"Aku dengar kamu baru saja menikah dengan seorang wanita." Gideon mendongakkan wajahnya lalu menatap kedua manik kelam Agni. "Kamu menikah tapi tidak memberitahuku sama sekali. Aku kecewa, Agni. Sangat kecewa."

"Maaf."

"Sudahlah. Lagipula aku mengerti kenapa kamu tidak mengundangku. Pasti karena Kanaya, kan?" tebak Gideon tepat sasaran.

"..."

"Kalau aku datang ke pernikahanmu, pasti Kanaya juga akan memaksa datang walau anak itu tidak diundang." Gideon kembali menyesap tehnya sebelum melanjutkan. "Agni anakku, boleh aku bertanya sesuatu?"

"Tentu saja, Paman."

"Apakah kamu membenci Kanaya?"

Benci? Agni sebenarnya tidak membenci mantannya itu. Hanya saja ia tidak mau berhubungan lagi dengan seseorang yang telah mencampakkannya.

"Aku tidak membenci Kanaya, Paman. Sungguh. Aku hanya tidak ingin bertemu lagi dengannya, itu saja."

"Begitu ya?" Gideon terkekeh pelan. "Sebenarnya Kanaya tidak baik-baik saja setelah kalian berpisah. Dia jadi tidak fokus bermain piano dan memilih untuk vakum sampai sekarang."

"Mau dia berhenti atau tidak, itu bukan urusanku, Paman."

"Memang. Tapi sebagai seorang ayah, aku tidak bisa melihat putriku satu-satunya terpuruk terus seperti ini."

MARRIAGE CONTRACT | GXG✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang