29. Meet You Again

5.3K 476 30
                                    

"Ini, minum dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini, minum dulu."

Val menyodorkan segelas susu pisang hangat ke hadapan Agni supaya wanita itu merasa lebih tenang. Dengan tangan gemetar, Agni menerima gelas itu kemudian ia minum perlahan.

"Ck, berantakan sekali." Val mengusap sudut bibir Agni yang kotor setelah meminum susu. "Dari dulu kebiasaanmu tidak pernah berubah. Selalu saja berantakan setelah minum susu."

Agni hanya terdiam saat Val tengah sibuk membersihkan bibirnya. Ia merasa seperti kembali ke masa lalu, di mana Val begitu merawatnya dengan sangat baik dan penuh kasih sayang.

"Jadi ... kamu sudah tahu semuanya?" tanya Agni dengan wajah tertunduk.

Val mengangguk pelan. "Hm, aku sudah tahu. Semuanya."

"Kamu marah?"

"Marah? Kenapa aku harus marah?"

"Karena aku telah berbohong padamu sejak awal."

Val tersenyum lembut. Diraihnya gelas kosong dari tangan Agni sebelum ia lanjut membalas ucapan wanita itu.

"Sebenarnya aku tidak marah. Justru aku marah pada diriku sendiri karena tidak mengenalmu dari awal. Aku ini sangat bodoh ya?"

Agni menatap Val tidak suka. "Jangan berkata seperti itu. Istriku bukan orang yang bodoh."

Val tersenyum getir, kini wajahnya nampak dipenuhi rasa bersalah.

"Tapi nyatanya memang begitu, kan? Aku ini sangat bodoh. Aku pernah hampir membuatmu mati dan sekarang aku baru sadar kalau kamu adalah Agni kecil yang dulu kukenal."

"Itu tandanya aku berhasil melewati masa pubertasku," kata Agni dengan bangganya.

Val mendelik tajam. "Ini bukan waktunya untuk bercanda."

"Aku tidak bercanda, Vally. Kamu ingat, kan? Dulu aku sangat gemuk, badanku pendek, dan kulitku hitam seperti orang jarang mandi. Jadi wajar saja kalau kamu tidak bisa langsung mengenalku yang sekarang."

"Iya sih. Tapi dulu kamu sangat menggemaskan, aku suka."

"Kalau sekarang? Pasti tambah suka, kan?" Agni menaik-turunkan alisnya menggoda Val.

"Tidak." Val menatap Agni datar. "Aku kecewa karena kamu tumbuh menjadi wanita mesum yang menyebalkan. Coba katakan padaku, siapa yang telah membuatmu jadi seperti ini?"

Agni mengusap dagunya seraya bergumam panjang. "Hmm mungkin karena pergaulanku? Setelah kita berpisah, aku tidak punya kamu yang selalu menjagaku seperti dulu."

Lalu keduanya terdiam. Agni kembali lanjut meminum susu pisangnya, sedangkan Val masih sibuk menatap wajah yang selama ini menghilang bertahun-tahun.

Kini semuanya jadi terasa masuk akal, dan terjawab sudah kenapa Val merasa familiar dan nyaman bersama Agni.

"Vally, soal kejadian di mall waktu itu ... aku benar-benar minta maaf," kata Agni dengan wajah tertunduk.

"..."

"Aku salah karena telah meragukanmu. Aku bersikap kekanakan hanya karena cemburu melihatmu dekat-dekat dengan orang lain."

Val mendengus pelan. "Cemburumu sangat menyebalkan, asal kamu tahu."

Agni tidak bisa menahan tawa kecilnya. "Itu karena aku sangat mencintaimu, Valerie. Aku tidak suka berbagi kepememilikanku dengan orang lain."

Kali ini Val mengulurkan tangannya menyentuh pipi Agni yang mulai kelihatan tirus.

"Aku milikmu, Agni bodoh. Orang lain tidak akan bisa memiliki hatiku selain kamu."

Agni tersenyum tipis. "Aku tahu itu." Tapi tetap saja aku merasa khawatir.

"Jadi sekarang kita sudah baikan, kan?"

"Tentu saja." Senyum tipis Agni langsung berubah jadi seringai misterius dalam sekejap. "I miss you so bad, Vally. Terutama aroma tubuhmu."

Val memutar bola matanya jengah. "Bilang saja kamu ingin melakukan seks denganku, ya kan?"

Frontal sekali.

"Jadi kamu mau melakukannya kapan? Sekarang saja ya?"

"Sejak kapan aku bilang mau?"

Agni berkacak pinggang. "Ini adalah perintah, Valerie. Kamu ingat pasal nomor dua di kontrak kita?"

'Pihak Kedua wajib mematuhi segala hal yang diperintahkan oleh Pihak Pertama.'

Oh, tentu saja Val ingat. Sangat ingat malahan.

Kedua mata Val menyipit heran. "Kita baru saja berbaikan beberapa menit yang lalu dan sekarang kamu sudah bertingkah menyebalkan seperti ini?"

"Oke, kita akan melakukannya sekarang," ucap Agni dengan santainya mengabaikan gerutuan Val. Agni menarik dagu Val, lalu ia melumat bibir merah itu dengan penuh hasrat. "I can't wait anymore, Valerie."

Val menatap Agni dengan napas terengah. Bohong namanya kalau ia tidak menginginkan sentuhan Agni untuk saat ini.

Jujur saja, Val sangat merindukan jari-jemari Agni yang membelai setiap jengkal tubuhnya. Ia juga merindukan suhu tubuh Agni di saat tubuh mereka menyatu dalam sebuah adegan panas.

Malam ini, Val menginginkan Agni. Ia tidak ingin kabur lagi atau membohongi hatinya seperti yang dulu ia lakukan.

"Kalau begitu lakukanlah. Karena aku juga sama sepertimu, Agni," bisik Val tepat di telinga Agni. "Aku menginginkanmu malam ini."




[*]
[*]
[*]

Finally setelah 9763759 tahun lamanya (canda :v) akhirnya aku update juga. Sebenarnya akhir-akhir ini aku cukup sibuk irl dan rencananya cerita MARRIAGE CONTRACT ini mau aku tamatin dulu draftnya. Tapi ... berhubung banyak yang gak sabar buat dilanjutin, akhirnya aku mutusin buat update sekarang.

Thanks buat yang udah sabar nunggu sampai sekarang. Kalian jangan khawatir karena cerita ini pasti bakal aku tamatin (gak kayak ceritaku yang dulu, iykyk🥲)

See you soon! Btw kemarin aku gak sengaja ngubek-ngubek galeri dan akhirnya aku nemu ini heheh🌚

See you soon! Btw kemarin aku gak sengaja ngubek-ngubek galeri dan akhirnya aku nemu ini heheh🌚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disini mungkin ada yang masih inget Rea-Iris?🥲




3 April 2023 | skylarksama

MARRIAGE CONTRACT | GXG✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang