18. Gone

7.7K 681 42
                                    

Hehe🌝

"Kamu sudah mau berangkat?" tanya Val yang baru saja terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu sudah mau berangkat?" tanya Val yang baru saja terbangun. Saat melihat jam, ternyata waktu baru menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.

"Hmm." Agni mengangguk dan hanya bergumam kecil. Sekarang ia sudah selesai memakai blazernya. "Aku pergi dulu."

"Tunggu!"

Tangan Agni berhenti memutar kenop pintu, kemudian ia menatap Val penuh tanya. "Ya?"

Val menggigit bibir bawahnya canggung. "Kamu ... kamu tidak mau sarapan dulu? Biar aku yang siapkan untukmu."

"Tidak usah. Kamu lanjut tidur saja," balas Agni secara tidak terduga. "Aku ada urusan penting yang harus segera dikerjakan."

"Apakah urusanmu jauh lebih penting daripada memakan sarapan buatanku?"

"Ya, urusanku jauh lebih penting."

Val tidak tahu harus berkata apa lagi. Saat ini Agni nampak berbeda, sangat-sangat berbeda. Agni jadi lebih pendiam dan tidak mudah disentuh, bahkan ia sampai enggan berlama-lama melakukan kontak mata dengan Val.

"Tidak ada yang ingin kamu katakan lagi, kan? Kalau begitu aku pergi sekarang."

"Agni. Soal semalam, aku--"

"Aku pergi dulu. Aku sudah terlambat," potong Agni cepat. Kemudian ia keluar dari kamar begitu saja tanpa memberikan kecupan selamat tinggal untuk Val.

"Sepertinya dia benar-benar marah padaku," gumam Val frustasi.

Karena kepalanya terasa pening, akhirnya Val memutuskan untuk pergi ke dapur dan berniat meminum beberapa gelas air. Dan saat ia sampai di sana, ia bertemu dengan Zia yang wajahnya terlihat bete.

"Zia, kamu sedang makan apa? Sepertinya itu enak," sapa Val dengan senyuman lebarnya.

Zia mendongak, wajahnya malah semakin ditekuk saat melihat kehadiran sang kakak ipar.

"Sereal."

Astaga, kenapa kakak-beradik ini kompak sekali memusuhiku?

"Boleh aku bergabung? Aku pikir sarapan dengan sereal adalah ide yang bagus."

Zia beranjak dari kursi sambil membawa mangkuk serealnya yang belum habis. "Aku sudah selesai. Kak Valerie bisa makan sendiri."

"Eh? Tapi serealmu belum habis, Zia!" kata Val setengah berteriak, tapi Zia tetap mengabaikannya. "Ya Tuhan, apa salahku?"

"Nona Valerie ingin sarapan apa?" tanya Malika ketika ia baru sampai di dapur.

Val menghela napas lega. Setidaknya masih ada Malika yang bisa ia ajak mengobrol.

"Malika, boleh aku curhat tentang sesuatu?"

Malika tersenyum hangat. "Tentu saja, Nona Valerie. Tapi sebelumnya Nona ingin saya buatkan sarapan apa?"

MARRIAGE CONTRACT | GXG✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang