"Tidak! Sudah kubilang kalau kamu tidak boleh pergi kemana-mana!"
Saat ini Agni hendak pergi bekerja, tapi Val malah memeluknya dengan sangat erat dan tidak membiarkannya pergi sama sekali.
"Sayang, lepas ya? Aku bisa mati sesak napas kalau kamu peluk seperti ini."
"Tidak mau."
"Tapi aku harus pergi, Sayang. Kalau nanti aku bangkrut gimana? Kamu mau kita jadi gembel?"
"Kalau aku bilang tidak boleh ya tidak boleh!" Val semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Agni dan membuat wanita itu sesak napas. "Aku takut kamu akan pergi meninggalkanku seperti kemarin."
Agni menghela napas pelan. Semenjak insiden kecelakaan pesawat itu, hubungannya dengan Val memang semakin membaik. Tapi di sisi lain, hal itu membuat Val jadi protektif dan tidak mau lepas dari Agni.
"Sayang, dengarkan aku." Agni menangkup kedua pipi Val seraya menatapnya dengan lembut. "Aku tahu kamu masih takut dengan kejadian waktu itu. Tapi kamu tahu kan kalau aku punya pekerjaan yang harus kulakukan?"
"Aku tahu. Tapi--"
"Aku akan segera kembali kalau pekerjaanku sudah selesai." Agni memajukan wajahnya ke telinga Val lalu berbisik, "Dan setelah aku pulang nanti, kita akan bermain sampai kamu merasa puas. Bagaimana? Kamu mau, kan?"
"Ehm, fine," Val berdeham, kemudian ia melepaskan pelukannya dari Agni. "Maaf karena aku sudah terlalu egois."
Agni menggeleng cepat. "Jangan minta maaf. Justru aku malah senang karena kamu mengkhawatirkanku seperti ini."
Val tertunduk sedih. Meskipun penawaran Agni untuk 'bermain' cukup menarik, tapi tetap saja ia merasa berat hati melepaskan wanita itu pergi.
Sadar akan wajah sedih sang istri, lantas Agni menangkup kedua pipi Val dan menatapnya dengan lembut.
"Valerie, look at me," perintah Agni. "Satu hal yang perlu kamu tahu, aku tidak akan pernah pergi meninggalkanmu sampai kapanpun."
"Kamu tidak bohong, kan?"
"Kamu meragukanku, hm?" Agni mencubit pipi Val gemas.
"Ck, sakit tahu." Val memanyunkan bibirnya kesal. "Kalau sampai kamu berani berbohong, aku tidak mau memaafkanmu selamanya. Mengerti?"
"Mengerti, Sayang." Agni mengacak rambut Valerie, lalu perhatiannya teralihkan pada Zia yang baru saja muncul dengan membawa segelas cokelat panas. "Halo, adikku tersayang. Kamu mau kemana?"
Zia terdiam, lalu sedetik kemudian ia tersenyum tipis.
"Ke taman. Aku mau minum cokelat panas di sana."
"Begitu ya?" Agni terkekeh geli. "By the way, terima kasih atas bantuanmu yang waktu itu."
"Bantuan?" Zia mengerutkan dahi bingung. Bantuan apa yang dimaksud Agni?
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE CONTRACT | GXG✔
Romance[Warning! 21+] "Singkirkan tangan kotormu dari tubuhku, Brengsek!" -Valerie Azalea "Selama kontrak pernikahan kita masih berjalan, kamu tidak bisa menolak, Sayang." -Agnibrata Eliezer 🏅Highest Rank: #1 Yuri (16-Nov-2022) #4 Romance (11-Apr-2023)