[Warning! 21+]
"Singkirkan tangan kotormu dari tubuhku, Brengsek!" -Valerie Azalea
"Selama kontrak pernikahan kita masih berjalan, kamu tidak bisa menolak, Sayang." -Agnibrata Eliezer
🏅Highest Rank:
#1 Yuri (16-Nov-2022)
#4 Romance (11-Apr-2023)
Fast update. Semoga malam kalian indah selalu🙆🏻♀️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Val hanya bisa menghela napas melihat rumah sederhana yang ada di hadapannya.
Ia kembali lagi setelah sekian lama pergi dari rumah itu, rumah yang dimana dulunya menjadi tempat ia tumbuh dan menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta.
Terakhir kali sebelum pergi meninggalkan rumah itu, Val bertengkar hebat dengan kedua orang tuanya. Dan Val tidak pernah menduga kalau ia akan kembali menemui orang tua serta adiknya.
Setelah menarik napas panjang, Val mengetuk pintu itu beberapa kali. Namun karena tak ada jawaban, terpaksa Val membuka kenop pintu dan masuk ke dalam rumah.
"Aku pula--"
"Aduh, Kak Agni! Yang Kakak masukkan itu garam, bukan gula!"
"Eh? Ini garam ya? Aku kira gula."
"Masa Kakak tidak tahu bedanya garam dan gula? Jangan bilang Kakak tidak pernah masak di rumah?"
"Buat apa masak sendiri kalau aku punya banyak pelayan yang bisa kusuruh-kusuruh?"
"Ck, dasar pamer."
Val melongo. Ia bisa mendengar suara Alana dan Agni yang sedang ribut di dalam sana. Sedang apa mereka di dapur?
"Val? Sejak kapan kamu sampai di sini?" tanya Raynaldi, ayahnya, ketika mendapati Val tengah bengong di ruang tamu.
"A-Ayah?" Lidah Val mendadak kelu, ia merasa canggung mengobrol dengan Raynaldi. "Barusan aku sampai. Ibu di mana?"
"Ibumu ada di dapur. Dia juga ada di sana," jawab Raynaldi.
Val mengangguk. Tentu saja Val tahu kalau 'dia' yang dimaksud ayahnya adalah Agni.
"Ah, oke. Kalau begitu aku akan segera kesana."
"Valerie."
Val berbalik, lalu menatap Raynaldi bingung. "Iya, Ayah?"
"Selamat datang kembali."
Val berkedip cepat. Ia cukup terkejut saat Raynaldi mengucapkan itu sambil tersenyum lembut padanya.
"Terima kasih, Ayah," balas Val, ikut tersenyum lega. "Aku juga minta maaf untuk pertengkaran kita waktu itu. Aku sudah kurang ajar pada kalian."
Raynaldi mendengus geli. "Sudahlah tidak perlu dibahas lagi. Lebih baik kamu menyusul Agni ke dalam. Dia sudah menunggumu dari tadi."
Val mengangguk antusias, kemudian ia langsung berlari ke dapur dan mendapati Agni yang tengah sibuk membuat makan siang bersama Hera dan Alana.
"Agni?"
"Eh, Vally? Kamu sudah sampai?" Agni nampak antusias dengan kehadiran Val. "Lihat ini, Vally! Aku sedang memasak ayam goreng. Aku hebat kan?"
"Hebat apanya? Yang Kak Agni lakukan daritadi hanyalah merusuh saja tahu," cibir Alana.
