24. I Can't

6.9K 618 57
                                    

Apakah aku sudah mati?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apakah aku sudah mati?

Kenapa di sini gelap sekali?

Oh, lampunya mati ternyata.

Agni mengerjapkan kedua matanya beberapa kali. Ia hendak mengubah posisinya menjadi duduk, tapi sebuah kepala menahan dadanya.

Tak perlu menebak lagi, Agni tahu kalau kepala itu milik Val. Ia sudah hapal dengan aroma bayi milik istrinya itu.

"Valerie."

Tangan Agni terangkat untuk mengusap lembut surai sang pujaan hati.

"Enghhh ..." Val mulai tersadar berkat sentuhan Agni di rambutnya. Sedetik kemudian, kedua matanya melotot terkejut. "A-Agni, kamu sudah sadar?!"

"Tentu saja." Agni mengagguk seraya tersenyum tipis. "Aku sangat merindukanmu, jadinya aku cepat-cepat bangun."

Refleks, Val langsung memukul pelan dada Agni. "Dasar gombal."

"Aduh! Sakit, Sayang!" pekik Agni dramatis.

"Eh?! Sakit ya? Maaf, maaf!"

Val mengusap dada Agni panik, tiba-tiba saja Agni memegang tangannya dan menatapnya dengan lembut dalam kegelapan.

"Aku pikir aku sudah mati," kata Agni pelan. "Aku takut tidak bisa melihatmu lagi, Valerie."

"Sama," balas Val dengan raut wajah sedih. "Aku juga takut kamu pergi meninggalkanku, lagi."

Agni langsung menarik tubuh Val ke dalam pelukannya. Tidak, Agni tidak akan membiarkan sebuah perpisahan terjadi di antara mereka.

"Aku tidak akan pergi. Apapun yang terjadi, aku tidak akan meninggalkanmu, Valerie."

Val mendongak, lalu menatap Agni cemas. "Kalau ternyata nanti kamu benar-benar pergi bagaimana?"

"Itu artinya aku telah melanggar janjiku," jawab Agni serius. "Dan kamu boleh membenciku kalau sampai itu terjadi."

Val menggeleng. "Aku tidak bisa membencimu."

"Oh benarkah? Seingatku dulu pernah ada orang yang sangat membenciku, sampai-sampai dia menyumpahiku mati."

"Itu masa lalu, oke?" Kedua pipi Val memerah menahan lalu. "Dulu aku memang membencimu, tapi sekarang tidak lagi."

"Oh ya?" Agni tersenyum jahil, lalu ia melipat kedua tangannya percaya diri. "Tapi aku tidak heran, pesonaku memang tidak ada tandingannya. Bahkan aku bisa membuat orang yang membenciku jadi jatuh cinta padaku."

"Ya, ya. Terserah kamu saja." Val memutar kedua bola matanya malas. "Ngomong-ngomong, sejak kapan kamu punya bekas luka di dagumu?"

Sebenarnya, sejak Agni pingsan, Val selalu salah fokus dengan bekas luka di dagu Agni. Val merasa seperti pernah melihat luka itu, tapi kapan?

MARRIAGE CONTRACT | GXG✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang