15 (B). Hurt

8.8K 727 23
                                    

Lanjut~

Lanjut~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gerah.

Entah mengapa Val selalu merasa gerah semenjak ia melakukan aktivitas panas yang luar biasa bersama Agni.

Berkali-kali Val mencoba untuk mengenyahkan adegan itu dari otaknya, tapi bayangan Agni yang sedang menjajah tubuhnya tidak kunjung pergi juga.

"Bagaimana ini? Sepertinya aku semakin gila," gumam Val frustasi.

"Kak Valerie? Kakak sedang apa bengong di situ?"

"Eh?" Val langsung menoleh dan mendapati Zia yang tengah menatapnya bingung. "Aku ... aku sedang berpikir."

"Pasti memikirkan Kak Agni, kan?" goda Zia.

Kedua pipi Val langsung memanas. "Siapa juga yang memikirkan monyet mesum itu?!"

"Kalau tidak sedang memikirkan Kak Agni, kenapa sekarang Kakak memeluk kemejanya seerat itu?"

Otomatis Val langsung menunduk dan ia tersentak kaget saat menyadari dirinya sedang memeluk kemeja putih yang Agni kenakan saat mereka melakukan seks kemarin.

Astaga, sejak kapan aku memeluk kemeja sialan ini?!

Tidak ingin membuat Zia curiga, akhirnya Val langsung membuang kemeja putih Agni ke sembarang tempat.

"Ehm, tadinya aku mau mencuci kemeja Agni karena kotor. Itu saja kok."

Zia semakin menyunggingkan seringainya. "Kak Valerie, mengaku sajalah. Tidak usah malu-malu begitu."

"Mengaku soal apa?"

"Soal Kak Valerie yang sedang tergila-gila pada Kak Agni."

"Hei, jangan menuduh yang tidak-tidak!" pekik Val tidak terima.

"Aku tidak menuduh." Zia memajukan tubuhnya mendekati Val. "By the way, kemarin aku tidak sengaja mendengar desahan Kakak saat melintasi kamar kalian."

"A-apa?!"

Jadi Zia mendengar desahannya kemarin? Oke, rasanya Val ingin menghilang ditelan bumi sekarang juga.

"Dari desahan yang kudengar, sepertinya Kak Valerie sangat menikmati seks yang kalian lakukan." Zia tersenyum puas saat melihat ekspresi Val yang panik bercampur malu. "It's okay, Kak. Jangan malu-malu begitu."

"Zia, kamu mau makan?" tanya Val mengalihkan topik. "Kamu suka makan apa? Biar nanti aku yang masak."

"Aku tidak lapar."

Zia mengambil ponselnya yang tiba-tiba bergetar di saku. Matanya nampak menyipit kala membaca deretan pesan yang masuk di sana.

Setelah selesai membaca pesan tersebut, Zia kembali memasukkan ponselnya lalu menatap Val seraya tersenyum lebar.

"Kenapa Kakak tidak buat bekal saja untuk Kak Agni? Aku yakin Kak Agni pasti senang jika istri tercintanya membuat bekal makan siang untuknya," saran Zia.

MARRIAGE CONTRACT | GXG✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang