19. I'm Home

7.3K 705 45
                                    

"Ahhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ahhh ..." Suara desahan yang bercampur dengan erangan kesakitan menggema di seluruh ruangan. Miranda menggigit bibir bawahnya sekuat tenaga untuk menahan rasa nyeri yang luar biasa di titik sensitifnya. "N-Nona Zia, tolong hentikan."

Mata Zia mengerling tajam. Saat ini wajahnya terlihat begitu dingin dan mematikan.

"Berhenti? Bahkan aku belum mulai sama sekali, Miranda," kata Zia yang kemudian memasukkan tiga jarinya ke dalam vagina Miranda, lalu ia gerakkan jarinya di dalam sana dengan kasar.

Miranda mengerang hebat. Tidak, ia tidak merasakan adanya kenikmatan sama sekali dari sentuhan Zia. Justru Miranda merasa seperti di neraka karena ia sangat tersiksa dengan perlakuan wanita iblis itu.

"Aku telah menyuruhmu untuk berhati-hati dengan kakakku, tapi kamu malah teledor dan berakhir diusir olehnya," kata Zia dengan wajah bengis. Miranda menggeleng dan menangis memohon ampun. "Menurutmu, seperti apa hukuman yang pantas kuberikan untukmu, hm?"

Zia menghentakkan jarinya dengan keras. Bersamaan dengan itu, Miranda berteriak kesakitan dan ia tidak sanggup lagi untuk bergerak.

"Nona Zia, tolong ... tolong berhenti," rintih Miranda dengan sisa-sisa tenaganya.

Tapi Zia tidak peduli. Ia justru kembali menghentakkan jarinya lebih dalam dan membuat Miranda menjerit kesakitan.

Di saat Zia sedang menikmati siksaan yang ia lakukan pada Miranda, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Dahi Zia berkerut, salah satu informan kepercayaannya menelpon.

"Jangan senang dulu, Miranda. Setelah ini kupastikan kamu akan mendapatkan hukuman yang lebih menyakitkan," kata Zia sebelum akhirnya ia mengangkat panggilan itu. "Ada apa?"

"Zia, apakah kamu sudah mendengar beritanya?"

Zia menaikkan sebelah alisnya. "Berita? Berita mana yang kamu maksud?"

"Pesawat yang ditumpangi Agni mengalami kecelakaan dan terjatuh di laut tadi siang. Kamu sudah tahu?"

Wajah Zia langsung menegang. "Belum."

"Zia, setelah ini apa yang akan kamu rencanakan?"

"..."

"Zia? Kamu mendengarku?"

"Ya, aku mendengarmu."

"Syukurlah. Aku kira kamu--"

Bip!

Zia langsung memutuskan sambungannya. Dengan kondisi telanjang, ia turun dari kasur lalu meninju kaca di kamar hotel ini hingga pecah.

Tangan Zia berdarah, napasnya memburu. Ia menatap pantulan dirinya di kaca dengan sorot mata penuh amarah.

"Padahal aku belum mulai sama sekali, tapi kenapa kamu sudah pergi duluan?"

[*]
[*]
[*]

MARRIAGE CONTRACT | GXG✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang