"Jadi tugas sulit apa yang harus ku lakukan tuan Albedo sampai kau menyuruh Khatryne mencari ku," seru mu bertolak pinggang menatap Albedo yang fokus dengan alat-alat Kimia nya.
"Tidak sesulit itu Kok (Name), aku hanya butuh asisten sementara untuk satu hari ini karena sucrous sedang sibuk dengan penelitian nya dan aku tak mau mengganggu nya," sahut Albedo melepas kacamatanya lalu membereskan alat-alat miliknya.
"Baiklah-baiklah asal ada Mora apapun akan ku kerjakan," tutur mu berjalan mendekati nya yang sedang merapikan barang-barang.
Kamu membantu Albedo memasukkan berbagai alat kebutuhan ke dalam tas milik Albedo, Sambil menunggu Albedo mengganti baju kamu menyiapkan tas perbekalan untuk kalian, karena Albedo berencana akan membawa mu pergi ke puncak Dragonspine, Ada hal mendesak yang harus dia teliti katanya.
Kamu dan Albedo berjalan menyusuri Wyrmrest Valley, di punggung kalian masing-masing terdapat tas. Kamu membawa tas perbekalan sedangkan Albedo tas berisi alat miliknya.
Albedo membawa mu kesebuah Gua di lereng gunung, tulang-tulang besar menghiasi tempat itu, sesaat kamu tau tempat apa yang akan Albedo tuju, tempat yang menyimpan rahasia hidupnya.
Dari mulut Gua cahaya merah terpancar memukau, bau menyengat mengganggu penciuman mu, Albedo masuk lebih dulu sedangkan kamu masih berdiri ragu di mulut gua.
"(Name)? Ayo masuk," panggil Albedo seolah mempersilahkan mu masuk kedalam rumah nya.
Kamu menghembuskan nafas berat dan melangkah masuk menyusul Albedo, cahaya merah tadi seolah menghilang membuat gelap sekitar Gua, kaki mu tergelincir karena tak bisa melihat apapun, Albedo dengan sigap membantu mu agar tak terjatuh.
Kamu menatap ngeri sekitar mu yang kembali memunculkan cahaya merah, di depan mu benda merah terlihat berdegub seperti jantung membuat tubuh mu bergetar takut merasakan ngeri dari sekitar.
"A-apa itu?" Tanya mu berusaha bersikap sentral mungkin agar Albedo tak mencurigai mu.
"Bukanya kau sudah tau (Name)? Ayolah jika dengan ku tak perlu bersandiwara begitu, aku membawa mu kesini karena tau kau sudah mengetahui segala hal tentang ku maupun dunia ini," sahut Albedo menatap santai kearah mu yang berdiri kaku.
"Tak perlu kaget begitu, dari awal aku sudah tau kau bukan bagian dari kami dan bukan dari dunia ini, aku juga tau kau tak punya niat buruk dengan kami," sambung Albedo tersenyum kearah mu lalu berjalan mendekati jantung Durin.
Benar kata Paimon, sebisa mungkin kamu jangan pernah berurusan dengan AI jenius ini atau dia bisa mengorek segala hal tentang mu sampai ke akar-akarnya.
"Ugh jadi untuk apa kita kesini? Ini bukan puncak gunung yang akan kita tuju," tanya mu menatap lelah Albedo yang fokus menatap jantung Durin.
"Kita akan tetap ke puncak gunung (Name), aku hanya ingin mengunjungi kakak ku apa tak boleh?" Tutur Albedo.
Kamu hanya menatap punggung Albedo bingung ingin bereaksi apa dari pertanyaan nya tadi, lagi-lagi kamu menghembuskan nafas berat lalu berjongkok asal membiarkan Albedo sibuk dengan fantasi nya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kalian berjalan beriringan menuju puncak gunung, kamu menatap lekat ekspresi wajah Albedo yang terlihat mengkhawatirkan sesuatu semenjak meninggalkan Gua tadi.
Albedo menghentikan langkahnya didepan sebuah kemah kecil, Albedo memutuskan untuk istirahat sebentar karena kalian sudah berjalan selama 3 jam ditambah badai salju akan segera datang.
Kamu membantu Albedo menyiapkan api Unggun dengan mencari ranting pohon yang jatuh, Albedo menyalakan api unggun. Sedangkan kamu mengeluarkan beberapa perbekalan untuk kalian makan.
Kamu membuat sepanci kecil Goulash dan sebotol teh hangat ukuran sedang, Albedo membantu mu menyiapkan makanan ke mangkuk, kamu sedikit tersipu dengan sikap Albedo yang selalu sigap membantu mu.
"Apa kau sudah merasa hangat (Name)? Mau pake jaket ku?" Tawar Albedo melihat mu yang sedang berusaha menghangatkan tubuh di dekat api unggun.
"Tak apa, kau juga pasti kedinginan walau sedikit, aku tak ingin kau sakit dan jadi mengkhawatirkan Klee dan Sucrous," tolak mu lembut, sambil menyesap Teh milik mu perlahan.
Albedo tersenyum sambil menatap mangkuk miliknya, sorot matanya terlihat lesu, bahkan tangan nya terus mengaduk isi mangkuk tanpa ada niat memakan nya.
"Apa ada yang menggangu pikiran mu? Kau bisa bercerita padaku sesuka mu tapi aku tak memaksa," tawar mu mulai memakan isi mangkuk mu sambil sedikit melirik Albedo yang tak merespon.
Suasana canggung melanda kalian, makanan mu sudah habis dari tadi hanya tersisa gelas berisi teh yang sedang kamu genggam, Albedo dari tadi hanya termenung sambil mengaduk-aduk makanan miliknya yang sudah dingin, kamu menutup tenda karena badai salju sedang turun di luar.
Kamu menyandarkan punggung mu pada ransel, menatap Albedo yang masih sibuk dengan pikirannya.
"Mungkin ini terdengar lancang karena kita tak sedekat itu sampai aku harus meminta mu melakukan hal ini, aku punya permintaan untuk mu (Name)," seru Albedo membuyarkan rasa kantuk mu lalu segera duduk tegap untuk mendengarkan ocehannya.
"Jika suatu saat nanti aku mengamuk dan membahayakan Klee serta warga kota, maukah kau datang dan membunuh ku (Name)?" Tanya Albedo matanya masih menatap isi mangkuk nya.
Kamu tersedak teh yang sedang kamu minum karena mendengar permintaan mendadak yang cukup mengerikan untuk mu.
"Uhuk— aduh, kenapa kau minta hal menyeramkan begitu pada ku? Kenapa tak pada Lumine saja, kemampuan ku dalam bertarung jelas lebih unggul Lumine. Ah atau jangan-jangan Lumine menolak karena kau mengatakan hal Konyol itu, ya tentu saja dia akan begitu jika melihat dari kepribadian Lumine yang sangat menghargai teman-teman nya," sahut mu menatap ekspresi Albedo yang sedikit terkejut karena tebakan mu yang tepat sasaran.
"Atau kau berfikir bisa memaksa ku untuk membunuh mu dengan mengancam akan membocorkan rahasia ku?" Tanya mu menatap penuh selidik wajah Albedo yang mengkerut.
"Yaa apapun yang akan kau lakukan aku akan tetap pada pendirian ku. Lagian aku tak mau di benci Lumine dan seluruh orang di kota Mondstadt Karena mengikuti kemauan egois mu, ah dan jangan lupakan Klee yang jelas akan sangat membenci ku. Aku tak mau saat sedang tidur aku sudah ganti alam karena di letupkan bersama bom miliknya," seru mu bergidik ngeri membayangkan Klee yang membom mu.
Kamu keluar dari dalam kemah, memandang langit yang kembali cerah karena badai sudah berakhir, kamu sedikit meregang kan badan mu yang terasa kaku.
"Jangan terlalu mengkhawatirkan hal yang belum tentu akan terjadi, jalani saja dulu apa yang ada di depan mu dan nikmati setiap momen nya selagi mampu. Jika hal itu benar terjadi aku akan datang, bukan untuk membunuh mu tapi menyelamatkan mu walau nyawaku sekalipun bayaran nya," tutur mu bertolak pinggang menatap Albedo yang mulai fokus menatap mu.
"Wajah penuh khawatir itu tak cocok untuk sang jenius alkhemis," ledek mu tersenyum lebar menatap Albedo yang tersenyum lembut kearah mu.
Albedo yang kembali mendapatkan motivasi hidup nya mulai menghabiskan makanannya yang sudah dingin, kamu membantu membereskan kemah sambil menunggu Albedo selesai makan lalu kalian kembali melanjutkan perjalanan.
Albedo berjalan memimpin sambil menggenggam tangan mu, kamu sedikit tersipu karena perlakuan nya pada mu, dan kamu cukup senang saat melihat Albedo kembali mendapatkan ketenangan nya.
Setelah baca yang berat. Baca yang manis kek gini langsung adem hati~
Keputusan yang tepat buat bikin book Spin-off. Dari dulu Rin ngerasa lebih cocok nulis Romance dari pada Action
(╥﹏╥)
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus SPIN-OFF ( Genshin Impact X Reader Female )
Fanfictionini cuman Spin-off berisi ke romantisan dan kedekatan kamu sama para Husbu-Husbu genshin. sengaja di pisah soalnya book aslinya fokus ke permasalahan cerita. jadi Romance nya pindah kesini ( ꈍᴗꈍ). anggap aja disini selingan Romance yang gak di tampi...