Sore hari, kamu tengah duduk santai di depan salah satu restauran di pelabuhan ormos. Kamu menyesap pelan jus anggur milik mu, manik hitam mu menatap pria muda dengan Surai kuning pucat yang sedari tadi curi-curi pandang kearah mu.
Helaan nafas keluar dari mulut mu, kamu bangun dari kursi lalu melangkah mendekati meja pemuda itu. Kamu mengambil posisi duduk di sebrang nya.
Pemuda itu tersentak kaget melihat mu memangku wajah mu dengan kedua tangan, senyum simpul terukir di bibir mu.
"Maaf tuan, apa anda punya urusan dengan saya? Dari gerak gerik anda seperti ada sesuatu yang ingin anda katakan pada saya," tanya mu sopan.
"Ah! Tidak-tidak tolong jangan kutuk aku," pekik pria itu, menyembunyikan wajahnya dengan kertas yang dia genggam.
Kelopak mata mu berkedip beberapa kali, bingung dengan reaksi orang di depan mu.
"Ku-kutuk? Saya mana bisa mengutuk orang," sahut mu menggaruk tengkuk leher mu.
"Bu-bukanya anda penyihir? Nona bisa memperbaiki kertas saya, jadi mana mungkin tak bisa mengutuk saya," tutur nya mengintip dari balik kertas.
"Penyihir? Aku?" Keluh mu memiringkan kepala mu karena bingung.
"Iya! No-nona tak ingat dengan saya? Dan kertas yang anda perbaiki tempo hari?" Tanya pemuda itu memberanikan diri melihat wajah mu yang mengkerut bingung.
"Itu loh (Name), yang waktu itu kita tabrak di deket Caravan Ribat," jelas Irus membantu mu memulihkan ingatan. Kamu ber-oh panjang lalu mengangguk.
"Ah anda tuan kertas lecek itu ya?" Tanya mu sambil terkekeh kecil.
"Maaf, nama saya Kaveh bukan tuan kertas lecek nona Penyihir," sahut Kaveh mengkerut tak suka dengan julukan yang kamu berikan.
"Ahahaha maaf-maaf. Kalau begitu nama saya (Name), bukan nona penyihir tuan Kaveh," sahut mu tersenyum simpul.
"Jadi kenapa tuan curi-curi pandang dengan saya? Apa uang yang saya berikan kurang?" Sambung mu bertanya maksud dari tingkah Kaveh.
"Ah tidak-tidak justru itu lebih dari cukup, saya hanya ingin minta tolong pada nona. Kertas ini kena tumpahan tinta karena teman saya, apa nona bisa memperbaiki nya seperti tempo hari?" Jawab Kaveh, tangan nya terlihat ragu memperlihatkannya kertas blue print pada mu.
"Loh, tuan tak takut kalau saya beneran penyihir?" Tanya mu bingung.
"Demi pekerjaan saya, saya akan tahan rasa takut saya," sahut Kaveh.
"Ahahaha jawaban yang menarik. Coba saya lihat dulu," tawa mu. Kaveh menyerahkan lembaran kertas itu pada mu.
Irus tolong ya, pinta mu pada Irus.
"CK menyusahkan, memang nya aku ini alat printer," decak Irus lalu menscan seluruh isi kertas itu.
"Cepat keluar kan kertas baru. Itu sudah busuk," titah Irus. Kamu menaruh kertas milik Kaveh lalu mengeluarkan selembar kertas dan bulu burung dari dalam tas mu.
Manik hitam mu berganti dengan manik merah Irus, tangan nya berkerja cepat menyalin segala informasi yang telah dia dapatkan dari kertas Kaveh. Kaveh termenung, mati-matian berusaha menahan rasa takut nya saat bertatapan dengan manik merah mu.
"Dasar menyebalkan," ketus Irus melempar kertas itu pada Kaveh. Tubuh mu tersentak hebat, kamu memegangi kepala mu yang berdengung.
"No-nona?" Panggil Kaveh khawatir dengan raut wajah mu yang terlihat menahan sakit.
"Ah maaf, apa sudah mirip dengan milik mu?" Tanya mu menatap Kaveh yang bergerak kikuk menatap kertas yang tadi kamu lempar.
"Ini benar-benar ajaib, persis sekali dengan buatan ku. Nona benar penyihir ya!?" Pekik Kaveh menatap berbinar karah mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus SPIN-OFF ( Genshin Impact X Reader Female )
Fanfictionini cuman Spin-off berisi ke romantisan dan kedekatan kamu sama para Husbu-Husbu genshin. sengaja di pisah soalnya book aslinya fokus ke permasalahan cerita. jadi Romance nya pindah kesini ( ꈍᴗꈍ). anggap aja disini selingan Romance yang gak di tampi...