Tengah malam, kamu terbangun dari tidur mu. Manik hitam mu melirik Venti yang tersenyum lebar duduk disamping mu, menampilkan deretan gigi putihnya.
Kamu bangun menghela nafas, untuk kesekian kalinya Venti menyelinap masuk ke kamar mu.
"Ada apa? Mimpi buruk lagi?" Tanya mu sedikit menguap. Venti mengangguk tersenyum sendu.
"Mimpi apa?" Tanya mu lagi mengusap Surai birunya.
"Buruk sekali," tuturnya masuk kedalam pelukan mu. Kamu membaringkan tubuh mu, membiarkan Venti memeluk tubuh mu dari samping ikut merebahkan tubuhnya.
Kamu diam masih menunggu kalimat Venti selanjutnya, jari-jari mu menyisir lembut Surai biru nya yang tergerai.
"Kau pergi ntah kemana, aku tak pernah bisa menemukan mu lalu aku melupakan mu begitu saja. Itu mengerikan," tutur Venti memeluk mu erat.
"Hmm... bagaimana kalau itu benar terjadi? Apa yang akan kau lakukan?" Tanya mu menatap lesu langit-langit kamar.
"Aku akan sangat membenci diriku sendiri. Bisa-bisanya aku melupakanmu," sahut Venti.
"Kalau aku yang menghapus ingatan mu, apa kau akan benci pada ku juga?" Tanya mu asal. Venti terdiam, kepalanya terangkat menatap wajah mu yang mengantuk.
"Kau ingin menghapus ingatan ku? Kenapa? Apa aku membuat kesalahan? Apa aku menyakiti mu? A-apa kau membenciku?" Tanya Venti bertubi-tubi, kelopak matanya mulai berkaca-kaca.
"Hei tenanglah. Aku tak akan melakukannya, itu hanya pertanyaan asal," tutur mu lembut menyeka ujung mata Venti yang berair.
"Sungguh? Berjanjilah pada ku kalau kau tak akan melakukannya," tegas Venti. Kamu mengangguk lengkap dengan senyum andalan mu.
"Tidurlah, ini masih tengah malam," pinta mu mengusap lembut Surai biru Venti.
Venti mengangguk lalu menyembunyikan wajahnya di tengkuk leher mu. Senandung lembut mulai keluar dari bibir mu, tangan mu masih senantiasa mengelus surai Venti. Perlahan kelopak mata Venti terpejam, rasa kantuk mulai menghampiri nya.
"Kau menipunya lagi (Name)," tutur Irus.
Berisik. Tidur sana, batin mu menyahut. Kelopak mata mu perlahan kembali terpejam ikut tertidur pulas bersama Venti.
Keesokan paginya kamu bangun lebih dulu, manik hitam mu menatap Venti yang tertidur pulas dengan posisi melintang. Pantas saja semalam kau merasa terus di tendang, baju piyama nya terbuka, menampilkan perut putihnya.
Kamu menarik selimut, lalu menyelimuti tubuh Venti. Kaki mu melangkah turun dari kasur berjalan menuju pintu kamar, perlahan kamu memutar kenop pintu lalu membukanya dan keluar tak lupa kembali menutup pintu.
Kaki mu melangkah menuruni anak tangga sesekali menguap, berjalan kearah dapur untuk mengambil segelas air.
Kamu yang tengah menenggak air di kejutkan sebuah tangan yang melingkar di pinggang mu.
"(Name) kepala ku pusing," lirih Xiao dengan suara khas bangun tidur. Dagunya bertengger di atas bahu mu.
"Ada apa? Kau kesulitan tidur lagi?" Tanya mu berusaha bersikap santai.
"Tidak. Seperti nya semalam Venti menaruh sesuatu di minuman ku," adu Xiao menatap tangan mu yang sibuk menuangkan air. Kamu terkekeh mendengar aduan Xiao, pantas saja semalam Venti dengan mudahnya masuk ke kamar mu.
"Dia masuk ke kamar mu lagi kan?" Tebak Xiao. Kamu mengangguk, tangan mu terulur mengusap lembut Surai hijau gelapnya.
"Apa mau ku buat kan sesuatu untuk sarapan mu?" Tawar mu.
"Tak perlu. Aku sudah menemukan sarapan ku," sahut Xiao mengangkat tubuh mu lalu mendudukkan mu di atas meja makan.
Manik kuning nya Menatap lurus manik hitam mu. Nafas berhembus dari mulutmu, kamu mencubit pelan hidung Xiao.
"Shoo...aku tak mau Pagi-pagi sudah terjadi pertempuran di rumah ini. Venti sebentar lagi bangun, lebih baik kau ganti baju. Lalu kita sarapan bersama," tutur mu lembut menyisir kebelakang poni Xiao.
Xiao mendengus tak suka lalu mengangguk berusaha menurut. Kaki nya yang hendak melangkah terhenti lalu kembali berbalik menghadap mu, sebuah kecupan singkat mendarat di kening mu.
Wajah mu sedikit merona, kamu masih belum terbiasa dengan kelakuan Venti maupun Xiao yang terkadang mengejutkan mu seperti ini. Xiao tersenyum simpul, puas melihat mu merona malu.
Xiao pergi meninggalkan mu yang mulai pura-pura sibuk hendak menyiapkan sarapan padahal sedang dilanda salah tingkah. Tak lama Venti bangun lalu merengek minta kecupan paginya.
Ah adem nya~ sudah ku duga aku cocok dengan genre Romance.
*Ini mereka nikah aja gak Sie? Kek suami istri AAAAAAAAAAA salting sendiri nulisnya (╥﹏╥)
Kasian Irus jadi nyamuk. Kapan-kapan bikinin adegan Irus sama Tighnari ah biar adil MWHAHAHA siapa yang setuju dengan kapal Irus X Tighnari ☝️😞
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus SPIN-OFF ( Genshin Impact X Reader Female )
Fanfictionini cuman Spin-off berisi ke romantisan dan kedekatan kamu sama para Husbu-Husbu genshin. sengaja di pisah soalnya book aslinya fokus ke permasalahan cerita. jadi Romance nya pindah kesini ( ꈍᴗꈍ). anggap aja disini selingan Romance yang gak di tampi...