🏹Latihan (Venti)

1.2K 150 14
                                    

"Nah (Name) caranya tuh gini," jelas Venti memposisikan dirinya menarik busur panah. Beberapa anak panah muncul lalu melesat maju saat Venti melepas senar busur panah nya.

Hari ini kamu tengah latihan memanah bersama Venti. Kamu menggaruk kepala mu masih tak mengerti dengan penjelasannya.

Venti terlihat menghela nafas lalu menyerahkan busur panah nya pada mu.

"Pegang yang benar (Name). Taruh tangan mu disini. Kau bisa menutup sebelah mata mu agar bisa fokus membidik," tutur lembut Venti menggenggam tangan mu.

Kamu fokus menarik senar, sebuah anak panah muncul. Kamu melepas senar busur, anak panah itu melesat maju kearah boneka target menghancurkan kepalanya.

"Nah begitu," seru Venti.

"Aku mau mencobanya sekali lagi," pinta mu. Venti mengangguk tersenyum senang.

"Venti aku bilang aku mau mencobanya lagi, sendiri," ulang mu.

"Iya silahkan (Name)," sahut Venti masih tersenyum lebar.

"Kau awas jangan memeluk ku begitu," omel mu menatap tangan Venti yang memeluk pinggang mu.

"Loh memang nya kenapa? Kan memanah pake tangan bukan pinggang (Name)," ucap Venti sok tak mengerti.

"Pergerakan ku terbatas Venti!" Bentak mu. Perempatan imajiner muncul di dahi mu. Venti tak kunjung melepas pelukannya, justru semakin erat memeluk mu.

Kamu menyikut perut Venti membuatnya melepas pelukannya dan mengerang kesakitan.

"Aduh kau jahat sekali (Name)," keluh Venti mengusap perutnya.

"Siapa suruh modus," sahut mu sambil menjulurkan lidah mu.

Venti tersenyum jahil pura-pura tersandung lalu menarik tangan mu. Kamu lantas ikut terjatuh di atas tubuh Venti, Venti pura-pura meringis menatap wajah kesal mu.

"Venti aku mau latihan," tutur mu.

"Loh dari tadi juga kan latihan," sahut lembut Venti mengelus lembut pipimu.

Manik hijau gradasi birunya menatap dalam manik hitam mu. Sorot matanya melembut melihat mu menikmati belaian tangan nya.

"Ya latihan membuat ku kesal," tutur mu hendak bangun namun Venti menahan pinggang mu.

"Ei~ latihan untuk masa depan kita (Name)," bisik Venti tepat di telinga mu. Kamu bergidik geli merasakan hembusan nafasnya.

"Venti berhenti," titah mu menatap malas Venti yang terkekeh.

"Kau ini masih malu-malu kucing begitu. Wajah mu sudah Semerah itu loh," ledek Venti mengelus surai hitam mu yang menjuntai lalu mencium nya.

Kamu diam meringis sambil memejamkan mata mu, berusaha meredakan debaran di hati mu. Sungguh makin hari tingkah Venti makin nekat, bahkan dia pernah terang-terangan mencium pipi mu di depan Xiao.

"Hei (Name)~ mau mencoba sesuatu yang menarik?" Tawar Venti tersenyum penuh maksud mengusap lembut bibir ranum mu.

"Aku tak mengerti. Katakan yang jelas," sahut mu mati-matian berusaha terlepas dari cengkeraman Venti.

"Heee~ kau mau sampai kapan melarikan diri begitu (Name)," tutur Venti tersenyum sendu. Kamu menghembuskan nafas mu, mulai lelah dengan segala kode yang di berikan Venti.

"Tutup matamu. A-aku malu," pinta mu melirik kearah lain. Venti tersenyum lebar lalu menutup kelopak matanya.

1 detik 2 detik sampai 3 detik. Venti tak merasakan sedikit pun pergerakan mu.

"(Name)?" Panggil Venti masih memejamkan matanya.

"Sebentar, jangan di buka dulu," sahut mu.

Tangan mu terangkat kearah dahi Venti bersiap memberikan sentilan terhebat milik mu.

"Ack-" ringis Venti. Kelopak matanya terbuka syok, tangan nya melepas pinggang mu beralih memegangi dahinya yang memerah.

"Rasakan itu! Dasar tukang mabuk!" Omel mu bersungut-sungut bangun. Kamu meninggalkan busur panah Venti lalu melangkah pergi.

"(Na-name)! Bagaimana dengan latihan nya?" Seru Venti berteriak pada mu yang pergi menjauh.

"Akan ku cari guru lain! Yang pasti tidak aneh seperti mu," sahut (Name) berteriak.

"Eh jangan dong! Maaf-maaf aku gak bakal jahil lagi! (Name)!" Panggil Venti bangun berusaha mengejar mu.

Venti berteleportasi menghadang jalan mu. Kamu menatap kesal Venti yang terlihat memelas. Kamu menghembuskan nafas pasrah, kepala mu maju mencium pipi Venti.

Venti diam mematung menatap syok wajah mu yang memerah. Tangannya memegang pipinya yang kamu cium.

"Puas? Sudah awas," pinta mu lalu berjalan melewati Venti yang masih mematung.

Dalam beberapa detik wajah Venti memerah. Tubuhnya berbalik menatap punggung mu yang menjauh, seulas senyum terukir di wajahnya.

"(Name) kurang!" Teriak Venti lalu mengejar mu yang sudah berjalan cukup jauh.

🌺🏹🌺🏹





















Ah adem~ Venti itu tipe yang Agresif tapi pas di Agresifin balik itu tepar Ges. Kalau menurut ku sih begitu.

Aku sedang bersabar untuk tak mempublish adegan Venti, Xiao dan Scara yang tinggal bareng di rumah yeen.

Ya mungkin ini spoiler. Kalau Scara gak lupa ingatan, Rin bakal bikin dia tinggal di rumah Yeen kek Xiao sama Venti. Tapi kalo lupa ingatan ya gak jadi.

Jadi mari kita doakan agar Scara tidak lupa ingatan 🙏😞

Virus SPIN-OFF  ( Genshin Impact X Reader Female )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang