🎁Hadiah (Wanderer)

1.3K 131 15
                                    

Wanderer berdiri di depan pintu kamarmu manik ungunya menatapmu yang tengah sibuk di depan meja kerja mu. Suara decak terdengar dari mulutmu, Kamu bangun dari kursi lalu melangkah mendekati rak bukumu.

Kakimu berjinjit karena tak sampai meraih buku di rak paling atas. Wanderer terkekeh geli melihatmu kesulitan meraih buku, kakinya melangkah mendekatimu. Tangannya terulur menggapai pinggangmu, kamu tersentak kaget karena merasakan kakimu tak lagi menginjak lantai. Kepalamu menoleh menatap wander yang tengah mengangkat tubuhmu.

"Kenapa? Ayo cepat ambil bukumu kau itu berat tahu," ejek Wanderer menatap wajahmu yang mengkerut sebal. Kamu mendengus lalu meraih buku yang kamu butuhkan.

"Sudah, cepat turunkan aku," pinta mu.

Bukannya menurunkanmu Wanderer malah melangkah mendekati kursimu lalu duduk di sana. Wanderer menurunkan mu di atas pangkuannya, tangannya melingkar di sekitar pinggang mu, memelukmu dari belakang, dagunya ditaruh di atas bahu mu.

Kamu mendengus membiarkan Wanderer memelukmu sesuka hatinya. Tanganmu kembali fokus bekerja merakit Sebuah alat yang belum selesai.

Wanderer mengkerut merasa diabaikan olehmu, kamu meringis beberapa kali menahan geli karena tangan wanderer mulai mengusap bagian sensitif mu. Kamu mati-matian berusaha fokus mengabaikan segala tingkah yang tengah dilakukan Wanderer.

Wanderer berdecak sebal karena gagal menghilangkan fokusmu, kelereng ungunya bergulir menatap tengkuk lehermu. Senyum simpul Terukir di bibirnya, kamu tersentak kaget merasakan sakit di bagian lehermu.

"Kuni berhenti, itu sakit," titah mu. Wanderers terkekeh geli melihat wajah masam mu, bibirnya mengecup pelan hasil gigitannya yang terlukis di tengkuk lehermu.

"Kau sedang buat apa lagi sih?" Tanya wanderer mengintip tanganmu yang kembali bekerja merakit sesuatu.

"Alat komunikasi jarak jauh, dengan alat ini kita tetap bisa saling terhubung walaupun kau ada di inazuma dan aku ada di Sumeru, aku juga menaruh Sebuah alat pelacak yang bisa membaca posisi kita jika kau membutuhkannya untuk mencariku," jelasmu sambil mengangkat sebuah kotak dengan antena kecil.

"Kalau di tempat asal ku ini namanya walkie talkie," sambung mu sambil menyerahkan kotak kecil itu pada Wanderer.

"Walkie talkie? aneh sekali namanya. Apa ini sudah selesai?" tanya wanderer menyerahkan kembali alat itu padamu.

"Belum masih ada beberapa komponen yang belum ku pasang, jadi kau diam jangan ganggu aku. Kau tak mau kan kalau aku tiba-tiba hilang lagi seperti yang lalu, dan kau tak bisa membaca Posisiku ada di mana. Jadi diam Oke? aku harus segera menyelesaikan alat ini," pintamu lalu kembali fokus mengerjakan alat itu.

"Tunggu, bisa kau berdiri sebentar?" pinta wanderer. Kamu mengangguk lalu berdiri dari pangkuannya.

Wanderer bangun memposisikan dirinya duduk menyamping agar bisa melihat wajahmu lebih jelas. Wanderer menepuk pahanya mengisyaratkanmu untuk duduk kembali, kamu lantas kembali duduk di atas pangkuan wanderer.

Wanderer meraih sisir yang berada tak jauh darimu, kamu melirik Wanderer yang hendak menyisir rambutmu.

"Apa? Aku cuman mau menyisir rambutmu saja," ucap wanderer dengan wajah polos.

"Awas kalau kau macam-macam dengan rambutku ya," peringatmu yang hanya dibalas anggukan kepala.

Tanganmu kembali fokus mengerjakan alat itu Sedangkan tangan Wanderer mulai menyisir perlahan surai hitam mu.

1 jam berlalu dengan cepat Kamu masih sibuk bergelut dengan alat itu Sedangkan Wanderer masih sibuk dengan surai hitam mu. Manik hitam mu fokus menatap tangan mu yang menempelkan satu persatu komponen pada alat itu, sedangkan kelereng ungu wanderer fokus dengan kepangan rambutmu.

Virus SPIN-OFF  ( Genshin Impact X Reader Female )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang