💓 Debaran (Dainsleif)

882 102 15
                                    

"ugh Dain bisa kau turun kan aku?" Pinta mu menatap pasrah tubuh mu yang tengah di pikul Dainsleif.

Dainsleif diam tak menjawab, terus melangkah membawa mu kedalam tempat persembunyian nya. Dainsleif menurun kan mu di atas sebuah meja, tangannya menggenggam pinggir meja menghadang pergerakan mu. Kamu menghela nafas terpaksa menatap wajah Dainsleif.

"Maaf aku tak bermaksud membuat mu khawatir. Itu di luar kendali ku," tutur mu lembut menatap lurus manik biru Dainsleif.

"Kenapa kau tak minta tolong pada ku?" Tanya Dainsleif, wajahnya mengkerut.

"Kalau bisa, aku pasti sudah minta tolong pada mu. Aku tak ingin ikut membahayakan mu," sahut mu tersenyum lembut. Dainsleif menunduk menaruh kepalanya di atas bahu mu.

"Jantung ku terasa sakit saat menemukan keadaan mu seperti itu, disini terasa sesak. Apa ini tanda-tanda sistem ku rusak?" Keluh Dainsleif membawa tangan mu untuk memegang dadanya.

"Untuk pertama kalinya aku merasakan takut, dan itu tertuju pada mu (Name). Aku takut, aku takut kehilanganmu," dumal Dainsleif memeluk erat tubuh mu. Kamu membalas pelukan Dainsleif mengelus lembut punggungnya yang bergetar.

"Apa tak ada yang bisa kulakukan untuk mu?" Tanya Dainsleif melepaskan pelukannya, wajahnya terlihat memelas. Kamu menghelas nafas berat lalu menggeleng.

"Untuk sekarang tak ada," ucap mu tersenyum sendu. Dainsleif menunduk mengepalkan erat tangan nya.

"Tapi kuharap kau percaya pada ku. Aku akan memberitahu mu tentang rencana ku, mau kah kau percaya dan berpihak pada ku?" Tanya mu mengusap lembut pipi Dainsleif.

"Tentu, percayalah pada ku (Name)," sahut Dainsleif menggenggam kedua tangan mu. Kamu mengangguk mengulas senyum sendu, kamu menarik nafas mu mulai menceritakan rencana yang telah kamu susun serta memberitahu tentang keberadaan Irus.

Dainsleif termenung syok dengan semua rencana yang kamu jelaskan, manik biru gelapnya bergetar tak percaya. Sorot matanya terlihat takut akan sesuatu.

"Yah jadi kurang lebih begitu Dain. Bisa kau rahasiakan ini dari Administrator?" Tanya mu menggaruk tengkuk leher mu yang terasa kaku.

Dainsleif diam tak menjawab, tangan nya beralih mendekap mu erat dalam pelukannya. Kamu bisa merasakan tubuhnya bergetar ketakutan, kepalanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan mu.

"Kau yakin percaya pada nya? Bagiamana kalau dia mengkhianati mu seperti dia yang mengkhianati teman-temannya dulu?" Tutur Irus.

Aku percaya padanya Irus. Dan kalau dia berkhianat justru itu bagus, dia bisa membawa kita ke hadapan Administrator secara instan. Kita belum tau posisi Administrator kan? Batin mu menyahut ke khawatiran Irus.

"Ugh kau benar. Aku mengikuti mu saja," sahut Irus.

"(Name)" panggil Dainsleif.

"Iya aku disini," sahut mu lembut melepas pelukan Dainsleif.

"Jantung ku terus berdetak kencang setiap kali bersama mu. Apa kau bisa memeriksa sistem ku? Aku takut ada Virus yang menjangkit ku," tutur Dainsleif membawa tangan mu untuk menyentuh dadanya yang berdebar.

Kamu terkekeh geli melihat sikap polos Dainsleif, tangan mu terulur menggenggam tangan Dainsleif lalu membawanya menyentuh detak jantung mu.

"Itu normal Dain, punya ku juga sama. Ini reaksi wajar ketika kau dekat dengan lawan jenis yang kau suka," jelas mu tersenyum lembut.

"Kalau begitu artinya kau suka pada ku (Name)?" Tanya Dainsleif lengkap dengan rona merah dipipi nya.

"Tentu. Aku suka pada mu dan semua yang ada di dunia ini," sahut mu mengangguk mantap.

"Ugh ntah kenapa aku merasa perasaan mu dan milik ku berbeda," keluh Dainsleif mendengus menjauhkan diri nya.

"Eh memang milik mu yang seperti apa?" Tanya mu pura-pura tak mengerti.

"A-aku juga tak mengerti. Pokoknya aku merasa berbeda," jelas Dainsleif memalingkan wajahnya. Kamu terkekeh geli melihat reaksi tak biasa dari seorang Dainsleif.

"Yah apapun itu. Aku senang asal kau tak membenci ku," tutur mu tersenyum lembut. Rona di wajah Dainsleif semakin jelas begitu juga dengan debaran di dadanya.





















Chapter ini ada hubungannya dengan chapter besok di book utama. Makanya Rin ngebut Up book ini, sebenarnya mau nulis sampe chapter Aether tapi kamu kek nya udah nungguin kelanjutan book utama ya?

Jadi Rin usahakan besok up Book utama (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Ayo berikan semangat untuk Rin! Agar bisa menyusun ending dengan epik (⁠ ⁠ꈍ⁠ᴗ⁠ꈍ⁠)

Virus SPIN-OFF  ( Genshin Impact X Reader Female )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang