"Hachuuu- ughhh aku tak bisa bernafas," gumam (Name) wajah nya merah karena demam.
"Mau ku kasih nafas buatan (Name)?" Tawar Venti sambil membawa segelas susu hangat.
"Hah?" Sahut Xiao penuh intimidasi, raut wajahnya menghitam menatap tajam Venti, Tangannya sibuk membalut (Name) dengan selimut.
"Maaf Venti aku tak bisa mendengar suara- hachuuu," ringis (Name) matanya menyipit untuk melihat Venti yang menyerahkan segelas susu.
"Lupakan, cepat minum susu mu lalu minum obat," tutur Venti membantu (Name) meminum susunya.
Xiao menatap khawatir (Name) yang terus bersin-bersin, dia sama sekali tak punya pengalaman mengurus orang sakit. Suara ketukan pintu terdengar Membuat mereka bertiga menoleh kearah pintu kamar (Name).
"Ughh siapa yang berkunjung? Venti bisa tolong bukakan pintu," pinta (Name) menatap pintu yang terus di ketuk keras.
"Baik-baik, sabar dong," seru Venti berjalan kearah pintu lalu membukanya.
Sosok Cyno berdiri di balik pintu dengan wajah kelelahan, Venti menatap datar Cyno lalu kembali menutup pintu.
"Siapa?" Tanya (Name) melihat Venti mati-matian berusaha menutup pintu.
"Bukan orang penting ehe," sahut Venti dengan senyum khasnya.
Cyno mati-matian mendorong pintu Mengabaikan Venti yang hampir tergencet, kakinya melangkah cepat kearah (Name) yang duduk bersandar pada pembatas kasurnya.
"Bagaimana bisa kau sakit (Name)? Apa kau memaksakan diri lagi?" Omel Cyno memegang kening (Name) yang terasa panas.
"Selamat datang Cyno, aku hanya demam ringan- hachuuu," sambut (Name) diiringi bersin untuk kesekian kalinya.
"Aku bawa obat dari Tighnari. Aku langsung kesini saat Lumine mengabari kau sakit, apa kau sudah makan?" Tanya Cyno penuh perhatian mengabaikan tatapan tak suka dari Xiao dan Venti.
"Belum. Bisa tolong buatkan?" Pinta (Name) mengusap hidung nya yang berair.
"Aku bisa hanya saja aku ragu dengan rasanya," jawab Cyno mengusap tengkuk lehernya.
"(Name)! Aku datang, kau masih bertahan kan!?" Pekik Wanderer masuk membanting pintu kamar (Name) Membuat mereka ber4 melompat kaget.
"Hei kau! Cepat periksa istri ku!" Titah Wanderer menyuruh seorang tabib yang dia bawa untuk memeriksa (Name).
Wanderer dengan mudahnya menggeser tubuh Venti dan Xiao yang masih mematung bahkan Cyno menatap sengit Wanderer yang seenaknya.
Tabib itu memeriksa (Name) dengan nyali ciut karena di tatap tajam ke-3 orang yang sebenarnya menatap Wanderer yang datang seenaknya.
"Aku- Hachuuu, ughh baik-baik saja Kuni, tolong lain kali masuk tanpa membanting pintu kamar ku, aku hampir mati terkejut tadi," omel (Name) menyeka air Hidung nya yang kembali keluar.
"Sssttt diam (Name), kau selalu bilang baik-baik saja bahkan dalam keadaan sekarat," sela Wanderer menaruh jari telunjuk nya di bibir (Name).
Wanderer Duduk disamping (Name), membiarkan (Name) bersandar pada bahunya, diam-diam Wanderer tersenyum sambil menatap remeh Xiao, Venti dan Cyno yang terus menatap kesal kearahnya.
"Nona hanya terserang demam ringan Tuan, hanya perlu istirahat selama beberapa hari maka tubuhnya akan kembali sehat. Saya akan mencatat resep obat, anda bisa menembus nanti di toko obat saya," jelas tabib itu berjalan mundur karena mulai lelah terus di pandangi.
"Benar bukan kataku?" Sahut (Name) dengan senyum nya masih setia bersandar di bahu Wanderer.
Tabib itu mulai mencatat resep obat lalu memberikan nya pada Wanderer, Wanderer bangun lalu keluar hendak mengantar tabib sekalian menebus obat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus SPIN-OFF ( Genshin Impact X Reader Female )
Fanfictionini cuman Spin-off berisi ke romantisan dan kedekatan kamu sama para Husbu-Husbu genshin. sengaja di pisah soalnya book aslinya fokus ke permasalahan cerita. jadi Romance nya pindah kesini ( ꈍᴗꈍ). anggap aja disini selingan Romance yang gak di tampi...